Promosi dan Inovasi Pariwisata Bali Tidak Boleh Berhenti

Promosi dan Inovasi Pariwisata Bali Tidak Boleh Berhenti

Promosi pariwisata Bali nampaknya mesti dilakukan secara berkelanjutan untuk semakin menarik minat wisatawan. Meski potensi yang dimiliki pariwisata Bali telah dikenal hampir diseluruh dunia. Seperti diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata Daerah Bali, Anak Agung Yuniartha Putra disela-sela Focus Group Discussion (FGD) terkait potensi wisata nusantara oleh Kementerian Pariwisata RI di Badung.

"Promosi harus tetap dilakukan tidak boleh berhenti walau Bali sudah terkenal. Kita lihat banyak produk-produk yang sudah terkenal tapi tetap dilakukan promosi," ucapnya.

Pihaknya menegaskan bahwa promosi pariwisata Bali ini tidak boleh putus. Sebab kata dia melalui promosi yang semakin gencar diyakini bisa mendatangkan wisatawan lebih banyak. "Menpar pun melakukan promosi pariwisata di London bekerjasama dengan taxi yang ditempelkan Wonderful Indonesia dengan gambar Bali. Dalam mempromosikan pariwisata Indonesia ini memang harus menampilkan Bali karena layak dijual," terang Yuniartha.

Dijelaskannya dengan menampilkan Bali untuk promosi pariwisata Indonesia di London diharapkan dapat menarik minat warga setempat untuk berkunjung ke provinsi lainnya di Indonesia. "Sehingga bisa menambahkan jumlah wisatawan ke Indonesia. Selain promosi, ada hal lain juga yang perlu diperhatikan misalkan dalam hal peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yakni dengan menambah fasilitas bandara," terangnya.

Selain itu juga mengambil berbagai langkah inovasi sangat penting dilakukan untuk menarik minat wisatawan. Sebab dikatakan Yuniartha tipe wisatawan yang berkunjung ke Bali adalah wisatawan yang datang lebih dari sekali. "Wisatawan yang datang ke Bali ini rata-rata tidak satu kali tentunya minimal dua kali. Kita harus berinovasi supaya orang yang datang ke Bali tidak lihat itu-itu saja. Supaya tidak ada kesan ngapain  jauh-jauh datang ke Bali," katanya.

Langkah inovasi tersebut dikatakannya yaitu dengan mengembangkan desa wisata. Keberadaan desa wisata yang dikembangkan Pemprov Bali bersama masyarakat setempat kini sudah berjumlah 36 desa wisata. Selain menjadi daya tarik wisatawan, desa wisata ini mampu mengentaskan kemiskinan dikalangan masyarakat desa. Yuniartha berharap hingga tahun 2018 target Disparda Bali dapat terwujud untuk mengembangkan sebanyak 100 desa wisata di Bali. "Inovasi ini karena di negara mereka tidak ada seperti ini (desa wisata). Kita harapkan bisa menambah kunjungan wisatawan," sebut Yuniartha.

Sementara itu ditempat yang sama Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Ngurah Wijaya mengatakan bahwa marketing atau promosi adalah tugas dari Kementerian Pariwisata. "Karena kementerian tidak punya destinasi. Destinasinya itu adalah Indonesia. Maka dari itu tugas pemerintah mempromosikan destinasi tersebut bersama-sama pemilik destinasi yakni Pemda. Maka dari itu apa yang dilakukan Menteri Pariwisata sudah bagus," katanya.

Ngurah Wijaya memaparkan saat ini pemerintah pusat menggelontorkan dana promosi pariwisata sebesar 80 persen dari Rp 1,2 triliun. Angka tersebut menurutnya cukup besar dan mampu mempromosikan potensi pariwisata diberbagai daerah di Indonesia. "Tapi permasalahannya sekarang adalah banyak daerah yang belum siap untuk dipromosikan. Daerah yang siap hanya Bali saja. Daerah lain itu belum siap dipromosikan dilihat dari fasilitas obyeknya dan penunjang pariwisatanya. Bahkan ada daerah yang belum punya akomodasi, bandara dan pelabuhan juga ada yang belum punya SDM. Ini sebenarnya tugas dari Pemda I dan II jika menginginkan pendapatan mereka dari pariwisata," jelas Ngurah Wijaya.

Menurutnya pariwisata adalah industri yang paling gampang dari sisi pengelolaannya. Sebab pariwisata ini dijelaskannya hanya bermodalkan kenyaman,  keamanan, daya tarik dan aksesibilitas. "Tidak seperti manufacturing investasinya besar. Maka dari itu daerah yang tidak memiliki sumber daya alam, industri pariwisatalah cocok untuk dikembangkan. Dengan didukung lingkungan yang bagus dan masyarakat juga menerima bahkan promosi pun bisa melalui sosial media. Sekarang ini saja booking online sudah mencapai 30 persen dan tahun depan bisa 50 persen," imbuhnya. 


Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait