Denpasar, Perusahan Listrik Negara (PLN) Distribusi Bali mengklaim mampu melakukan penghematan mencapai Rp. 4 miliar perhari. Penghematan tersebut terkait penggantian bahan bakar minyak (BBM) ke gas pada Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Pesanggaran Bali. Kebijakan penggantian BBM ke gas pada pembangkit PLTD Pesanggaran merupakan bagian dari komitmen untuk mengurangi penggunaan BBM. “Hal ini akan berdampak besar kepada program Pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM” kata Humas PLN Distribusi Bali Wayan Redika di Denpasar (28/8/2015).
Redika menyebutkan dengan beroperasinya PLTDG 200 MW Pesanggaran dapat menghemat pemakaian BBM sebesar 547 KL/hari. Sebelumnya pemakaian BBM sebesar 2.190 KL/hari dan kini hanya 1.642 KL/hari. Selain menghemat pemakaian BBM, adalah menurunkan tingkat kebisingan, getaran, dan emisi CO2. Berdasarkan pengukuran sebelumnya emisi yang dihasilkan sebesar 978.448 ton emisi/tahun, kini turun menjadi 694.170 ton emisi/tahun tanpa Emisi SO2. Penurunan emisi merupakan upaya yang dilakukan PLN Bali dalam mendukung program Bali Clean and Green Province. Ke depan supply gas ke Bali dapat dikembangkan untuk pemanfaatan konsumsi gas masyarakat perkotaan, serta melayani kebutuhan pada sektor Pariwisata.
PLTDG 200 MW Pesanggaran merupakan wujud nyata dari komitmen PLN Group untuk menjaga pasokan daya di Sistem Kelistrikan Bali. Peremajaan Pembangkit PLTD Gas 200 MW Pesanggaran adalah upaya untuk mengganti sejumlah pembangkit Diesel yang telah beroperasi sejak 1974 dengan bahan bakar minyak menjadi PLTD baru dengan bahan bakar Gas. Program ini tentu sangat strategis untuk memberikan daya dukung penguatan kehandalan dan ketersediaan pasokan di Pulau Bali. “ di samping itu, PLTD Gas ini akan memberikan dampak lebih ramah lingkungan bagi masyarakat Bali” ujar Redika
Redika menyampaikan Pembangkit Listrik berkapasitas 200 MW yang dikerjakan olehConsortium Wartsila – PT PP (Persero) ini terdiri dari 4 Blok yang masing-masing Blok terdapat 3 unit mesin. PLTD Gas pesanggaran didesain menggunakan 3 jenis bahan bakar yaitu HSD, MFO, dan Gas. Sedangkan pasokan gas untuk PLTDG 200 MW Pesanggaran akan didatangkan dari Sengkang / Bontang melalui Terminal LNG di Benoa dengan sistem Floating Storage dan Floating Regasification, sehingga tidak akan ada kegiatan Reklamasi. Dari lokasi Storage dan Regasification, gas akan disalurkan ke Pembangkit di Pesanggaran menggunakan pipa.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika berharap keberadaan PLTD Gas 200 MW Pesanggaran mampu untuk menjaga pasokan daya listrik di Bali. Dengan terpenuhinya pasokan listrik tersebut akan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, stabilitas sektor usaha jasa, serta pertumbuhan perekonomian masyarakat Bali. “Hampir semua aktivitas kehidupan saat ini membutuhkan listrik, dan ketersediaan listrik berkorelasi dengan tingkat pertumbuhan perekonomian daerah,” tegas Pastika.
Pastika menegaskan PLTD Gas Pesanggaran harus mampu untuk menghasilkan listrik yang lebih optimal. Terlebih dengan pembangkit listrik bertenaga diesel gas ini dipastikan tidak mencemari udara, tidak menimbulkan kebisingan dan hasilnya juga lebih optimal. Selain itu, pemakaian minyak bumi sebagai sumber energi di Bali dapat lebih ditekan, dengan mengganti pembangkit-pembangkit listrik yang berbahan bakar diesel atau minyak bumi dengan bahan bakar Gas, Energi Baru Terbarukan, serta dengan upaya-upaya konservasi energi lainnya.Upaya-upaya untuk menyediakan energi ramah lingkungan demi menjaga kelestarian lingkungan harus terus dilakukan. “tidak hanya demi kesejahteraan masyarakat Bali secara ekonomi, tetapi juga demi pelestarian lingkungan dan alam Bali” tegas Pastika.
Sedangkan Direktur Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali Putu Armaya mengatakan langkah perubahan bahan bakar BBM ke gas yang dilakukan PLTD Pesanggaran perlu di apresiasi. Langkah tersebut paling tidak dalam upaya memenuhi kebutuhan akan listrik yang cukup tinggi di Bali. Mengingat selama ini Bali sangat tergantung dengan pasokan listrik dari Jawa. Dengan adanya efisiensi dari penggunaan gas, paling tidak dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi listrik di Bali. “dengan efisiensi dari penggunaan gas kita harapkan ada upaya peningkatan produksi listrik di Bali. Jangan sampai ada pemadangan bergilir lagi” ujar Putu Armaya.
Armaya memaparkan upaya efisiensi dengan beralih ke gas seharusnya mulai dilakukan ke seluruh pembangkit dan tidak terhenti pada PLTD Pesanggaran. Apalagi penggunaan bahan bakar gas terbukti memberikan penghematan dan ramah lingkungan. Jangan sampai ada alasan keterbatasan anggaran, kalau kenyataanya efisiensi bisa dilakukan dan memberikan dampak positif bagi penyediaan energi listrik di Bali. “pemadaman dengan alasan kekurangan pasokan daya tidak boleh lagi terjadi, jika gas telah memberikan penghematan, kapasitas produksi harus ditingkatkan” papar Armaya.
Armaya menambahkan pekerjaan rumah lainnya yang harus diselesaikan PLN Bali adalah mengurangi daftar tunggu. Pelanggan yang masuk dalam daftar tunggu harus segera mendapatkan kepastian. PLN harus memberikan pelayanan yang cepat, ramah dan transparan. Pelanggan harus mendapatkan kepastian biaya dan waktu, sebab jika tidak pelanggan akan mengalami kerugian.(muliarta)
Tuangkan Komentar Anda