Lebih dari dua ratus anggota Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (Asita) ambil bagian dalam kegiatan"Beach Clean Up" dan Donor Darah. Kegiatan itu mengambil lokasi di Pantai Sanur, Sabtu (15/2/2025).
Ketua Panitia, I Ketut Sediya Yasa menjelaskan, aksi ini menjadi respon atas sejumlah permasalahan yang membelenggu Pulau Dewata. Salah satu yang krusial adalah problematika sampah.
Dalam "Beach Clean Up" kali ini pihaknya berhasil mengumpulkan sampah hingga satu mobil bak terbuka. Aksi yang dilaksanakan di kawasan pantai seputar Prama Sanur Beach Bali sengaja menyasar sampah anorganik.
"Kita mengkhususkan sampah anorganik, yang plastik kita angkat. Masih ada beberapa (sampah), misalnya tertimbun pasir, itu kita tarik dan angkut. Padahal tiap hari sudah dibersihkan oleh masyarakat dan pelaku wisata lainnya, tetapi masih ada, karena mungkin terbawa air pantai," katanya
"Beach Clean Up ini sebenarnya adalah rangkaian dari acara Rakerda yang akan kita lakukan di tanggal 27 Februari 2025," lanjutnya.
Sedangkan berbicara donor darah, diakui sebagai bentuk kepedulian Asita Bali terhadap sesama. Ia berharap, ikhtiar itu dapat membantu masyarakat yang memerlukan.
"Donor targetnya, hari ini ada sekitar 50an," ujar Sediya Yasa.
Penasehat Asita Bali, I Ketut Ardana di tempat yang sama mengemukakan, sampah adalah permasalahan krusial yang perlu segera disiasati. Terlebih keberadaan sampah di Bali sudah mendapat sorotan wisatawan mancanegara.
"Kadang-kadang mereka (wisatawan mancanegara) heran juga, sebagai destinasi yang sudah begitu terkenal, kok masih seperti begini juga. Karena mereka tentu sering membandingkan dengan destinasi lain, seperti Singapura, Thailand," ungkapnya.
Ardana berharap pemerintahan di Bali menjadikan pengelolaan sampah sebagai program prioritas. Ia berpadangan, kegagalan pengentasan masalah sampah akan berimplikasi negatif terhadap eksistensi Pulau Seribu Pura sebagai destinasi wisata.
"Sebenarnya kalau kita melihat dari kepemimpinan Pak Gubernur yang sebelumnya, masalah sampah kan sebenarnya sudah ada sejak itu, kalau kita berharap ya tentu sudah diselesaikan selama lima tahun itu, tapi kenyataannya kan masih," tegasnya.
"Ya kita semuanya tentu berharap untuk kepemimpinan lima tahun ke depan ini, masalah sampah ini bisa diatasi. Kita akan selalu bersuara keras di Asita untuk itu," pungkasnya.
Tuangkan Komentar Anda