Pelaku industri Spa di Bali Wajib Siasati Sejumlah Tantangan Pasar

Pelaku industri Spa di Bali Wajib Siasati Sejumlah Tantangan Pasar

Bali Spa and Wellness Association (BSWA) menyelenggarakan seminar bertajuk "Brain Health and Wellness", di Seminyak, Badung, Bali, Sabtu (7/12/2024). Event ini secara khusus menyoroti pentingnya meningkatkan kesehatan pikiran dan kesejahteraan melalui spa serta relaksasi. 

Berbagai materi disajikan dalam seminar yang dibalut menjadi acara ke-16 tersebut. Materi yang dimaksud meliputi "Building a Spa Brand that Resonates", " Breath for Relaxation", "Nurture Brain Health with Point of You" dan "How to Bridge the Gap with Gen Z".

Selain seminar, kegiatan ini juga diisi dengan peningkatan keterampilan bagi para terapis. Para terapis tersebut diadu secara keahlian dan kreativitas dalam kompetisi pijat.

Ketua BSWA, I Gde Nyoman Indra Prabawa mengatakan, kegiatan kali ini menuai respon positif dari kalangan spa di Pulau Seribu Pura. Hal itu tergambar dari antusiasme peserta untuk mengikuti acara tahunan ini. 

"Kalau saya melihat dari yang ke-16 ini, sangat luar biasa. Dan animo dari peserta pun luar biasa. Kita terkejut dengan jumlah peserta yang ada hari ini, karena target kita kurang lebih 50 sampai 60 peserta, ternyata kita tembus sampai 108 peserta," jelasnya.

Ia mengklaim tema yang diusung relevan dengan realita di lapangan. Peningkatan kesehatan pikiran dan kesejahteraan diakui sejalan dengan isu besar di hampir seluruh negara di dunia. 

"Di mana sekarang wellness hampir semua lapisan masyarakat pasti memerlukan wellness. Entah itu dari wellness tourism, wellness berkelanjutan dan berkualitas. Kita karena salah satu bagian dari itu, kita mencoba untuk meningkatkan dan memperbaiki wellness kita," sebutnya. 

"Dalam hal ini konteksnya lebih ke spa, itu kita menciptakan teman-teman di spa itu tersertifikasi dan berkualifikasi sebagai seorang tenaga di industri spa," sambungnya. 

Pembina BSWA, Ketua BPD PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati di tempat yang sama berpandangan, kegiatan ini memiliki nilai yang luar biasa, utamanya untuk menyebarluaskan informasi ihwal industri spa dan kesehatan. Mantan Wakil Gubernur Bali itu mengakui, industri spa di Pulau Dewata mengalami pertumbuhan signifikan.

"Walaupun kita berpijak pada spa tradisional dengan kekhasan dan keunikan spa Bali, tetapi di luar sana kan terus berkembang juga. Secara metode berkembang, kemudian juga yang digunakan produk-produknya banyak berkembang, sehingga ini menjadi wadah untuk memberikan informasi," katanya kepada wartawan di Seminyak, Sabtu (7/12/2024). 

Pria yang akrab disapa Cok Ace itu menyampaikan, pelaku industri spa di Bali wajib menyiasati sejumlah tantangan. Salah satunya perubahan paradigma yang mengalami pergeseran sangat pesat. 

Perubahan paradigma itu tergambar dari pengklasifikasian spa yang masih masuk dalam kategori hiburan. Oleh karena itu, pelaku industri spa di Bali harus mampu menunjukkan kelas yang berbeda dibanding daerah atau negara lain. 

"Di Bali memang lain. Jadi ini yang perlu kita jaga, marwah ini kita jaga. Sehingga mudah-mudahan yang kita perjuangkan melalui PHRI Bali, bahwa ke depannya Spa mesti tetap sebagaimana yang diakui sebelumnya," ujarnya. 

"Sehingga nanti kewajiban-kewajiban pun dari teman-teman pengusaha spa masih tetap seperti dulu, pajaknya tidak lagi 40 persen, disamakan dengan pajak hiburan," tutup Ketua BPD PHRI Bali itu.

Admin
Author : Admin

Kabardewata.com | Media cerdas dari Bali adalah media online independen, berintegritas dan terpercaya menjadi rujukan informasi oleh pembaca.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait