BBTF ke-10 Tahun 2024 Hadirkan 370 Buyer Dari 45 Negara

BBTF ke-10 Tahun 2024  Hadirkan 370 Buyer Dari 45 Negara

Sebanyak 370 buyer ambil bagian dalam Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) ke-10. Para buyer yang hadir dalam event tiga hari (12 - 14 Juni 2024) itu berasal dari 45 negara. 

Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Made Ayu Marthini  Bali and Beyond Travel Fair menjadi wadah yang tepat dalam mempromosikan sektor pelesiran Indonesia. Hal itu lantaran konsep BBTF yang tidak hanya menonjolkan Bali, akan tetapi potensi wisata di daerah lain di Tanah Air. 

Konsep itu diakui memberikan signifikansi dampak bagi aktivitas wisata di dalam negeri. Tidak sebatas angka, BBTF juga telah mengatrol citra kepariwisataan di luar Pulau Dewata. 

"Kalau diukur, citranya Wonderful Indonesia dari tourism itu kan tinggi sekali, jadi itu satu," ucapnya BICC Nusa Dua, Rabu (12/6/2024).

"Kedua, tentu saja adanya BBTF ini kan pasti akan mendorong peningkatan kunjungan wisatawan," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana memastikan, dukungan industri terhadap pelaksanaan BBTF. Dukungan itu diyakini berkorelasi terhadap upaya memaksimalkan kedatangan wisatawan mancanegara ke Pulau Seribu Pura.

"Untuk BBTF sendiri ya kita memang event satu-satunya yang kita dukung dari seluruh industri pariwisata Bali, tidak terkecuali. Kita semua aktif disini untuk BBTF," tegasnya. 

Pria yang akrab disapa Gus Agung itu mengakui, dampak BBTF terhadap angka kunjungan wisatawan. Dikatakan, BBTF memiliki andil signifikan dalam memenuhi target kedatangan pelancong mancanegara ke Bali tiap tahunnya. 

"Sudah pasti BBTF sangat berdampak. Apalagi Bali sebagai salah satu destinasi wisata. Dampak BBTF terhadap angka kunjungan sekaligus membuktikan bahwa pariwisata di Bali masih menggeliat," pungkasnya.

Ketua Komite BBTF 2024, I Putu Winastra mengaku terkesan dengan Bali and Beyond Travel Fair ke-10. Hal itu lantaran keterlibatan delapan negara sebagai seller dalam event yang tahun ini mengusung tema "Exploring and Experiencing Sense of Indonesia's Beauty".

"Tahun lalu cuma ada lima negara (seller). Artinya apa? Artinya BBTF ini sudah qualified menjadi sebuah marketplace B2B," katanya dalam event yang dibuka Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Pahala Nugraha Mansury.

"Oleh karena itu, negara lain juga melihat ada potensi yang besar di BBTF ini," lanjut Winastra yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Bali itu.

Winastra menargetkan, nilai transaksi selama BBTF ke-10 akan meningkat 12%. Harapannya dari Rp6,7 triliun di tahun 2023, akan naik menjadi Rp8,1 triliun. 

Angka itu disebut sebagai potensi transaksi sepanjang tahun 2024. Ia pun optimis, angka itu akan terus meningkat, seiring tingginya aktivitas kepariwisataan di dunia. 

"Karena tour operator yang kita undang tahun ini dari berbagai macam. Dan tidak hanya tour operator, tetapi juga ada event organizer, wedding organizer, pelaku MICE dan korporasi yang tentu pasarnya berbeda-beda," ujarnya. 

"Disanalah kami mendapat potensi pasar atau emerging market, dan bahkan ada dari Bulgaria dan Panama yang datang, yang sebelumnya tidak tahu BBTF," sambungnya. 

 

Admin
Author : Admin

Kabardewata.com | Media cerdas dari Bali adalah media online independen, berintegritas dan terpercaya menjadi rujukan informasi oleh pembaca.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait