Kabardewata - Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat jumlah kunjungan wisman selama 2015 naik 6,24% dibandingkan dengan 2014, yaitu dari 3,77 juta orang naik menjadi 4,002 juta orang.
“Kedatangan wisman langsung ke Bali pada 2015 paling banyak melalui bandara yaitu sebanyak 3,92 juta orang dan yang melalui pelabuhan hanya 77.886 orang saja,” ungkap Adi Nugroho, Kepala BPS Provinsi Bali di Denpasar.
Dia menambahkan, periode Januari 2015 - Desember 2015 asal wisman yang paling banyak datang ke Bali yaitu dari Australia sebesar 24,16%, Tiongkok sebesar 17,2%, Jepang sebanyak 5,7%, Malaysia 4,76%, dan Inggris sebanyak 4,19%.
Target jumlah kunjungan wisatawan negara (Wisman) ke Bali sebanyak 4 juta selama 2015 telah tercapai. Untuk 2016 ini, Dinas Pariwisata Provinsi Bali menargetkan kunjungan wisman ke Bali mencapai 4,4 juta orang.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata Bali dari Januari 2015 hingga Desember 2015 kunjungan wisman ke Bali sebanyak 4,002 juta orang. Wisman dari Australia masih menempati posisi nomor satu yaitu sebanyak 965.330 orang, kemudian Tiongkok 687.633 orang, Jepang 228.035 orang, Malaysia 190.317 orang, dan Inggris sebanyak 167.527 orang.
Anak Agung Gede Yuniartha Putra, Kepala Dinas Pariwisata Bali, mengatakan meskipun banyak terjadi hal-hal yang menghambat kedatangan wisman ke Bali, dia mengaku optimistis dapat mencapai target kunjungan wisman pada 2015 tersebut.
“Kondisi 2015 lalu banyak sekali masalah yang terjadi seperti bencana alam gunung meletus yang menyebabkan buka tutup bandara, kemudian teror bom di Paris tentu sangat mempengaruhi pariwisata Bali. Jika tidak ada kejadian-kejadian tersebut tentu akan lebih banyak lagi kunjungan wisman bahkan bisa mencapai 4,3 juta orang,” paparnya saat ditemui di kantornya.
Dia mengharapkan pada 2016 ini akan lebih baik lagi dibandingkan dengan tahun lalu sehingga dapat mencapai target kunjungan yang telah ditetapkan yakni sekitar 4,4 juta orang.
“Tentu kami akan terus melakukan promosi pariwisata Bali kedepan. Anggaran kami sendiri untuk promosi pariwisata sebesar Rp600 juta dan akan mendapatkan bantuan dari pusat juga untuk promosi ke luar negeri,” ujarnya.
Dia menambahkan akan promosi melalui informasi dan teknologi (IT) yang juga dibantu oleh Kementerian Pariwisata, salah satunya yaitu kalender event Bali selama 2016 yang telah dibuat akan dikirimkan ke pusat untuk dipromosikan ke luar negeri.
Sementara itu, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Bali sekaligus Ketua PHRI Bali, menuturkan sebelumnya dia sempat pesimis angka 4 juta ini akan tercapai mengingat data BPS periode Januari 2015 - Oktober 2015 menunjukkan jumlah kedatangan wisatawan ke Bali hanya 3,36 juta orang.
“Perkiraan saya karena adanya erupsi Gunung Raung dan Barujari beberapa waktu lalu bisa berdampak pada angka kedatangan wisatawan ke Bali. Apalagi kalau beberapa bulan sebelum akhir tahun angkanya di bawah 300.000 orang per bulan. Untuk target 2016 ini yang sebesar 4,4 juta orang adalah lompatan untuk mencapai target 40% dari target 20 juta wisatawan pada 2019 mendatang,” jelasnya saat dihubungi melalui telepon kemarin.
Sebenarnya, lanjutnya, persentase kenaikan 10% masih di bawah ekspektasi karena secara realistis menurutnya kenaikan 20% baru bisa memenuhi target Bali yaitu 8 juta di 2019 atau sekitar 4,8 juta wisatawan tahun ini.
“Bagi kami angka 4,4 juta merupakan target yang bisa dicapai di Bali dengan batas atas yang mencapai 4,8 juta wisatawan. Jika kami hitung, kalau naik 20% tahun ini akan mencapai 4,8 juta wisatawan, kemudian pada 2018 bisa sampai 7 juta maka target 2019 untuk mendatangkan 8 juta wisatawan mancanegara ke Bali akan tercapai. 4,4 juta tersebut istilahnya kerja santai,” terangnya.
Dia menambahkan,walaupun target kunjungan telah tercapai para pelaku pariwisata tidak boleh tinggi hati mengingat okupansi hingga Januari 2016 masih berkisar 30% dengan length of stay antara 2 hari - 3 hari.
“Masalahnya adalah kita punya kamar yang besar tetapi tamu yang datang belum seimbang. Angka tersebut perlu diperbaiki untuk mendapatkan spending money yang cukup besar, sehingga pariwisata Bali semakin berkualitas,” ujarnya.
Tuangkan Komentar Anda