Di saat tren skincare makin bermunculan dan industri kecantikan Indonesia mulai menggeliat, ada seorang perempuan Bali yang telah menjadi pelopor akan kemajuan dunia kecantikan Tanah Air. Dia lah Ni Kadek Eka Citrawati sang pendiri Bali Alus, produk kecantikan berbahan dasar alami yang dikembangkan dari resep warisan leluhur Bali.
Bali Alus berdiri sejak tahun 1999 akhir. Awalnya, Ni Kadek terinspirasi melihat salah satu hasil bumi di desanya, yaitu tanaman aloe vera atau lidah buaya yang melimpah, tetapi hanya menjadi komoditas ekspor. Menurutnya, lidah buaya ini akan lebih bermanfaat jika diolah dan dimanfaatkan sendiri.
Dari sana, ia pun mulai mencoba meracik produk perawatan kulit dengan resep atau cara membuat yang sudah turun temurun diwarisi oleh keluarganya secara tradisional. Hasil buatannya ini tadinya hanya diberikan pada teman, keluarga, dan tetangganya. Namun, lama-kelamaan Ni Kadek melihat potensi besar pada passion-nya ini.
Pada tanggal 1 Juni 2021 Bapak Agus Sumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian RI meninjau ruang produksi Bali Alus dan memberikan kesan positif bahwa pabrik Bali Alus sangat bersih dan higienis.
Kini, Bali Alus telah meluncurkan lebih dari 200 produk. Ni Kadek terus berinovasi membuat produk dari bahan organik yang tahan lama dan bagus untuk kulit. Produknya mulai dari berbagai rangkaian produk perawatan tubuh, sabun mandi dan cuci tangan, essential oil, hingga rangkaian produk untuk spa. Malah selama Pandemi Covid-19, Ni Kadek juga berinovasi menciptakan kebutuhan harian untuk menjaga kesehatan, seperti hand sanitizer dan masker kain.
Di balik kesuksesan ini, Ni Kadek ternyata juga sukses memberdayakan perempuan-perempuan di sekelilingnya. Ia mengajak ibu-ibu rumah tangga yang aktif di Banjar untuk bergabung memajukan Bali Alus. Keterlibatan mereka mulai dari produksi hingga ikut andil dalam kegiatan pemasaran.
Ia membuka jalan untuk para ibu tetap memiliki waktu untuk menjalani aktivitasnya sebagai ibu, sambil membantu perekonomian keluarga. Waktu bekerjanya pun tidak mengganggu aktivitas sosial yang mereka ikuti sebelumnya.
"Ada juga disini misalnya, anaknya sekolah sama anak saya terus kenal di situ, terus (dia) ada kesulitan perekonomian jadi saya pekerjakan di Bali Alus," katan Ni Kadek.
Ia bahagia karena bisa membantu dan, tentunya, dibantu usahanya oleh kaum perempuan di sekelilingnya. Pegawainya yang pada awal mula Bali Alus berdiri hanya tiga orang, sekarang sudah mencapai 100 orang pekerja.
Pengembangan Bali Alus juga unik dari segi promosi. Sejak awal berdirinya, Ni Kadek tidak pernah menggunakan media iklan besar-besaran. Berkat loyalitas perempuan-perempuan yang menjadi konsumernya, produk Bali Alus bisa dikenal lebih luas oleh masyarakat.
"Kekuatannya ada di produknya ya, terus kita juga nggak punya budget awalnya untuk promosi. Jadi, masih dalam mulut ke mulut dan itu kita sangat terbantu sekali dengan loyalitas ibu-ibu pemakai Bali Alus yang mempromosikan," katanya.
Pengalaman ini kemudian membuat Ni Kadek belajar, bahwa ketika perempuan saling membantu hasil karya perempuan lainnya, maka ada kesuksesan bersama yang dapat diraih.
“Sebagai perempuan Indonesia lebih mencintai produk dalam negeri. Kita ada ribuan perempuan Indonesia. Jadi kalo mereka mencintai produk dalam negeri, mereka juga mencintai produk temannya mereka,” ucap Ni Kadek.
Sejak pandemi di 2020, Ni Kadek bersama perempuan-perempuan Bali Alus lebih aktif lagi mengembangkan usahanya. Ia gencar memberdayakan pegawainya untuk bertransformasi secara digital, memindahkan usahanya dari offline ke online.
Ni Kadek fokus memindahkan kegiatan marketing secara daring. Pegawai yang tadinya aktif berjualan di toko-toko cabangnya, diarahkan serta diberikan pembelajaran untuk berjualan melalui, media sosial, website atau marketplace dalam negeri.
Mereka pun belajar untuk menyesuaikan diri dengan kegiatan promosi secara online, memasang iklan digital, hingga lebih banyak mempublikasikan kegiatan demi kegiatan di media sosial. Semuanya demi merambah pasar baru dan menjaring pembeli lebih luas di dunia digital.
"Mau tidak mau mereka pengetahuannya diupgrade. Mereka harus bisa yah, biar survive juga di kondisi sekarang ini. Jadi mereka saya tugaskan di online," ucapnya.
Bali Alus membangun akun Instagram @balialus.id, website www.balialus.com, dan berbagai toko online dengan nama Bali Alus Official. Sejauh ini, pasarnya telah mencapai Pulau Jawa dan Sulawesi. Secara internasional, produk Bali Alus juga diekspor ke Korea Selatan.
Ke depannya, ia berharap produknya dapat lebih dicintai, oleh kaum perempuan dan juga laki-laki. Bagaimana pun, merawat kulit berarti juga merawat kesehatan tubuh secara keseluruhan. Tampak sehat di luar dan sehat di dalam.
Ni Kadek juga berharap ke depannya keadaan dapat menjadi lebih baik. Vaksinasi dapat berjalan dengan lancar dan penanganan pandemi semakin baik, sehingga cepat usai dampaknya. Sehingga, usahanya dapat menghidupkan kembali toko-toko offline, kemudian dipadukan dengan usaha online yang sudah terbentuk selama pandemi.
Terinspirasi dari perempuan
Selain menjadi inspirasi bagi perempuan Tanah Air, Ni Kadek juga mendasari perjalanannya terinspirasi dari perempuan-perempuan Indonesia. Meski pasarnya luas, produk Bali Alus dikembangkan dengan tujuan awal memberikan akses perawatan kulit alami dan organik untuk perempuan.
"Sebenarnya produk natural itu terjangkau buat semua masyarakat, dan semuanya bisa memakai. Karena produk natural itu produk yang bagus, jadi ini kan perawatan untuk itu merawat kulit jadi kulitnya lebih sehat," kata Ni Kadek.
Semangatnya menjalankan usaha juga terinspirasi dari perempuan-perempuan di sekelilingnya serta tokoh-tokoh dengan kisah sukses yang ia pelajari pengalamannya. Salah satu tokoh yang menjadi inspirasinya pernah ia temui pada acara Pameran IKM Bali Bangkit 2.
Saat itu, ia bertemu dengan Ketua DPR RI Puan Maharani yang sedang melakukan kunjungan kerja di Bali untuk meninjau percepatan vaksinasi dan geliat ekonomi Pulau Dewata.
Ia terinspirasi karena Puan adalah seorang perempuan yang memiliki multi-kemampuan, bisa menjadi ibu rumah tangga sekaligus memiliki karir yang luar biasa.
Ketika bertemu, Ni Kadek tidak menyangka bahwa Puan adalah orang yang supel dan ramah. Malah, beliau yang banyak bertanya serta memperhatikan produknya. Puan memang mengunjungi stand Bali Alus pada pameran tersebut.
"Beliau yang banyak berusaha komunikasi sama kita. Jadi saya merasa kok, rasanya nyaman gitu. Lupa ya klo ini sama Ibu Puan yang ketua DPR RI. Saya merasa sama-sama wanita gitu lho," katanya.
Pertemuan mereka, menurut Ni Kadek, berlangsung sangat terbuka. Puan banyak bertanya tentang perempuan Bali dan kondisinya selama pandemi. Puan juga menanyakan kondisi yang terjadi pada pelaku usaha Bali dan perekonomiannya setelah adanya virus corona.
"Beliau juga men-support, gimana caranya wanita bersatu. (Misal) kita belanja sama teman kita, jualan sama teman kita, jadi saling mensupport sesama wanita di indonesia," ucap Ni Kadek.
Selain itu, ia melanjutkan, terlepas dari latar belakang daerah, apakah wanita bali, wanita jawa, dan lain sebagainya, semua harus saling bantu membantu. "Saya pribadi sih dibukakan sekali, kita nih wanita, kita harus support sesama wanita. Itu powernya luar biasa," lanjut Ni Kadek.
Ia setuju akan pandangan Ketua DPR yang dibagikan padanya hari itu, jika perempuan saling mendukung akan banyak keuntungan yang didapatkan.
"Sebagai wanita Indonesia (sebaiknya) lebih mencintai produk dalam negeri. Kita ada ribuan wanita Indonesia. Jadi kalau mereka mencintai produk dalam negeri, mereka juga mencintai produk temannya mereka," ujarnya.
Ke depannya, Ni Kadek berharap perempuan Indonesia dapat lebih maju, membuka wawasan, dan bisa menyaring informasi yang didapatkan. Perempuan punya peluang sangat besar jika melangkah dengan cerdas dan kreatif.
Wanita dapat berperan di mana saja, baik itu dalam rumah tangga, karier, maupun di lingkungan luas. "Wanita Indonesia itu sangat pintar-pintar, kuat-kuat juga. Di sini (Indonesia) semuanya sangat ditentukan oleh wanita ya," kata Ni Kadek.
Penulis: Anya Putri (Gerakan Perempuan Indonesia Satu)
Gerakan Perempuan Indonesia Satu di inisiasi oleh Henny Lestari, perempuan Indonesia yang berpengalaman lebih dari 25 tahun di industri pasar modal dengan perusahaan yang dibangunnya, PT Media Komunika Kita (KITACOMM).
Tuangkan Komentar Anda