Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan sejumlah generasi kedua konglomerat Indonesia adalah salah satu langkah penting. Apalagi saat ini Indonesia tengah dilanda ketidakpastian lantaran faktor perekonomian global.
"Sehingga tidak ada miskomunikasi antara pemerintah dengan pelaku usaha," ujar Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 28 Agustus 2018. Kemarin, Jokowi menemui sejumlah generasi kedua atau putra dari pengusaha kelas kakap Indonesia itu antara lain Anindya Bakrie, Anderson Tanoto, Martin Hartono, dan Garibaldi Thohir.
Dari pertemuan itu, Sri Mulyani berharap pemerintah memahami apa-apa yang dipikirkan dan dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah juga bisa mendengarkan aspirasi dari tangan pertama alias pelaku-pelaku perekonomian. Pertemuan itu juga merupakan pola komunikasi yang biasa dilakukan pemerintah. "Saya waktu jadi Menteri Keuangan dulu zaman Pak Susilo Bambang Yudhoyono juga melakukan itu."
Sri Mulyani mengatakan pemahaman dan hubungan antara pemerintah dengan pelaku perekonomian harus terus dijaga. Komunikasi antara dua belah pihak, menurut dia, adalah salah satu aset untuk menjaga perekonomian Indonesia.
"Pemerintah bisa membuat policy, mereka (pengusaha) paham, dan mendapatkan feedback dari mereka dan mereka jg bisa menyampaikan apa yg menjadi masalah mereka," ujar Sri Mulyani.
Sebelumnya, dalam pertemuan bersama anak-anak konglomerat itu, Presiden Jokowi mengatakan salah satu tantangan yang dihadapi Indonesia adalah defisit transaksi berjalan (current account deficit). "Ini memang sudah lama sekali yang tidak diperbaiki, saya kira kita akan fokus di sana, termasuk terutama juga di neraca perdagangan," kata Jokowi.
Selain transaksi berjalan, Presiden mengatakan tantangan lainnya adalah keseimbangan primer. Menurut Jokowi, pemerintah ingin mengatasi tantangan keseimbangan primer itu dalam satu tahun mendatang.
Tuangkan Komentar Anda