Selain sport tourism, Bali kini diproyeksikan menjadi destinasi health tourism di Indonesia.Keduanya memiliki potensi besar untuk mendatangkan "cuan" bagi sektor pelesiran Pulau Dewata.
Namun ketika diminta memilih, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengaku, health tourism lebih prospektif ketimbang sport tourism.
Beberapa alasan menjadi dasar mantan Bupati Gianyar itu lebih memilih health tourism.
"Saya kira yang sementara sekarang, dengan dibangunnya beberapa infrastruktur, adanya rumah sakit, saya kira masih health tourism. Kalau dilihat dari ketersediaan kita. Walaupun sport tourism juga memiliki potensi luar biasa," ungkap Cok Ace ketika menjawab pertanyaan Kabar Dewata usai Talk Show BBTF 2022 di Bali International Convention Centre (BICC) Nusa Dua, Rabu (15/6/2022).
"Tetapi untuk sport tourism kita harus membangun beberapa fasilitas kelengkapan-kelengkapan. Sedangkan health tourism, kita sudah menuju ke arah sana sekarang," imbuhnya.
Bali disebut telah menyiapkan berbagai infrastruktur dan surfastruktur sebagai persiapan menuju destinasi health tourism.
"Dengan persiapan herbal, dengan didirikannya Bali Mahosadi, ini kan juga persiapan kita untuk menuju ke health tourism," ujarnya.
Cok Ace menyebut, health tourism memiliki potensi besar dalam menunjang aktivitas kepariwisataan di sebuah destinasi.
Namun ia tak memungkiri, indikator kontribusi health tourism cukup rancu, jika dikomparasi dengan porsi wisatawan reguler.
"Agak rancu saya katakan. Sebab biasa mengatakan berobat, padahal sesungguhnya mereka bertamasya juga. Oleh sebab itu, kalau kita melihat perjalanan yang terjadi di Indonesia saja yang ke luar negeri, ke Singapura, ke Malaysia, ke Thailand, cukup banyak. Ini potensi domestik kita juga tinggi sekali kalau ini bisa kita kembangkan di Bali," bebernya.
"Apalagi kalau kita melihat tetangga kita, Australia misalnya, disana ada beberapa jenis sakit yang memang tidak di-cover oleh asuransi. Ini peluang juga bagi kita untuk kita ambil di Bali. Disana biayanya mahal, sedangkan di Bali biayanya relatif murah," lanjutnya.
Berbicara potensi domestik, Cok Ace menyebut, Bali bisa berbagi kue dengan Singapura.
Data menunjukkan, kontribusi masyarakat Indonesia yang berobat ke Singapura mencapai Rp9 triliun per tahun.
"Ya bisa ambil 30 persen saja sudah bagus," pungkasnya.
Tuangkan Komentar Anda