Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Banteng Muda Indonesia (BMI) Bali berbagi dengan anak yatim piatu, Kamis (30/3/2023).
Aksi berbagi di Bulan Ramadan ini merupakan puncak perayaan HUT ke-23 BMI.
Ketua Umum DPD BMI Bali, Agus Pande Widura menjelaskan, kegiatan sosial ke Yayasan Tat Twam Asi ini merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama.
"Jadi kami dari Banteng Muda Indonesia hari ini ulang tahun yang ke-23, dan berdasarkan arahan dari DPP BMI untuk melakukan kegiatan sosial, baik itu ke panti asuhan ataupun semua kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial," katanya kepada wartawan di Yayasan Tat Twam Asi, Kamis (30/3/2023) petang.
Pengusaha muda yang akrab disapa APW itu mengemukakan, pemilihan Yayasan Tat Twam Asi bukan tanpa alasan.
Yayasan yang berlokasi di Jalan Jaya Giri IX Nomor 6 Denpasar ini disebut menaungi 34 puteri dengan nasib tidak seberuntung anak-anak sebayanya.
"Mudah-mudahan dengan acara ini bisa mempererat tali kasih kita antara BMI dengan Yayasan Tat Twam Asi," ujarnya.
Sekretaris Umum DPD BMI Bali, I Putu Eka Putra Nurcahyadi di tempat yang sama menyampaikan, bakti sosial menjadi agenda rutin Banteng Muda Indonesia di Bali.
"Namun kali ini khusus untuk memperingati HUT BMI ke-23, yang secara nasional dilaksanakan serentak di Indonesia," sebutnya.
"Jadi kegiatan kali ini bukan yang pertama kali, pada peringatan 17 Agustus 2022 juga kita laksanakan di salah satu yayasan di Kabupaten Tabanan," lanjutnya.
Sementara Wakil Ketua Yayasan Tat Twam Asi, Made Muka menyambut baik kegiatan sosial yang diadakan DPD BMI Bali.
"Kami mengapresiasi atas program daripada BMI, dimana menjadi sasaran mencari anak-anak panti asuhan yang memang betul-betul mengharapkan bantuan daripada seluruh lapisan masyarakat untuk bisa meneruskan pendidikannya," bebernya.
Muka mengakui, anak asuh Yayasan Tat Twam Asi sangat membutuhkan uluran tangan untuk meneruskan pendidikan.
Ia menguraikan, anak asuh di Yayasan Tat Twam Asi terdiri dari 3 anak SD, SMP berjumlah 6 orang, 18 siswa SMA, dan 7 orang mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi.
Angka itu turun signifikan pascapandemi Covid-19.Jumlah anak asuh di Yayasan Tat Twam Asi sebelum pandemi bisa mencapai 60 orang.
"Yang kita perlukan disini sebetulnya adalah biaya pendidikan. Karena anak-anak kami sekolahnya kan di swasta. Mengapa kami sekolahkan, SMP dan SMA nya di swasta, supaya tidak mengeluarkan uang transportasi, karena lokasi SMP dan SMA yang paling dekat dari yayasan ini adalah SMP dan SMA Dwijendra, jadi kami sekolahkan mereka disana," katanya.
"Jadi biaya pendidikan yang betul-betul kami perlukan, apalagi yang tamat SD untuk mencari SMPnya, begitu juga yang tamat SMP mencari SMAnya kita masih kena biaya bangunan," pungkasnya.
Tuangkan Komentar Anda