Tahun ke-17 penyelenggaraan Festival film Internasional Bali (Balinale) 2024, program acara semakin semarak dengan kehadiran para film maker, pelaku industri dan pegiat kreatifdan kreator karya-karya inovatif.
Di antara program pemutaran film, Asian Film Festival Awards (AFAA) hadir dengan enam film yang diputar dalam tajuk Hong Kong Film Gala Presentation. AFAA juga mengajak pelaku industri, film maker, dan para kreator perfilman Hong Kong hadir di Balinale 2024. Salah satu tamu istimewa yang hadir adalah Stanley Kwan, Produser dan sutradara kawakan perfilman Hong Kong.
Stanley Kwan hadir bersama film terbarunya, Fly Me to the Moon yang penyutradaraannya diserahkan kepada Sasha Chuk. Stanley bertindak sebagai produser film ini. Istimewanya, film Fly Me to the Moon akan menjadi film pembuka (Opening Movie) rangkaian program kegiatan dan pemutaran
Festival film Bali International Film Festival (Balinale) akan berlangsung di Denpasar pada 1-7 Juni 2024. Gelaran event ini diharapkan akan mendorong pertumbuhan budaya dan nilai-nilai komersial film di Indonesia.
Balinale 2024, nantinya akan menghadirkan 60 film dari beragam genre dari 25 negara. Terdiri dari 45 film yang di antaranya berstatus sebagai film premiere
Direktur Industri Kreatif Musik, Film dan Animasi Kemenparekraf Mohammad Amin Abdullah memandang festival yang telah berlangsung selama 17 tahun itu sebagai festival utama bagi pembuat film hingga pekerja kreatif dari seluruh dunia.
"Baik para profesional maupun pemula yang berdedikasi tinggi dalam menghasilkan karya-karya film terbaiknya dan berkontribusi pada penciptaan tenaga kerja seluas-luasnya. Khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia," ujar Amin di Denpasar, Bali, Sabtu(1/6).
Menurut Amin, Balinale dapat mengundang banyak orang untuk datang ke Bali. Sehingga nantinya tidak menutup kemungkinan Bali dijadikan sebagai lokasi syuting film yang akan berdampak pada banyak hal.
Salah satunya, banyak tenaga kerja lokal yang akan terserap. Amin mengatakan kelebihan dari Balinale dibandingkan festival lain di beberapa daerah di Indonesia adalah upaya penyelenggara dalam membangun relasi dengan negara lain.
Dalam event ini beberapa film akan diputar di Balinale 2024, seperti film berjudul Point of Change (Rebecca Coley, United Kingdom), Othelo, The Great (Lucas H. Rossi dos Santos, Brasil), dan The Gospel of The Beast (Sheron Dayoc, Philippina).
Sementara itu, President dan Founder Balinale Deborah Gabinetti menjelaskan Balinale 2024 berfokus pada keragaman dari film independen Indonesia hingga internasional. Melalui festival tersebut, pihaknya berkeinginan agar produser, sutradara, hingga talenta-talenta muda yang bergerak di bidang industri film bisa memiliki referensi baru.
Menurutnya, saat ini ada beragam referensi baru dalam industri perfilman. Misalnya seperti dalam sinematografi, animasi hingga teknologi.
"Sangat menarik bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi kreatif yang luar biasa. Jadi, kita punya full of talent. Festival-festival semacam ini sebenarnya memberikan kesempatan untuk the first timers dan yang profesional untuk bisa dilihat dunia," ujar Deborah.
Balinale 2024, Deborah melanjutkan, kini didukung oleh dua kementerian, yakni Kemenparekraf dan Kemendikbud.
"Artinya, dua kementerian ini sudah melihat potensi perfilman sebagai penggerak ekonomi. Artinya juga banyak PR yang harus dikerjakan. Dengan bertemu insan-insan film mereka tahu apa kesulitannya, mungkin dari segi imigrasi, alat, kru dan lain-lainnya," tandas Deborah.
Film-film ini dapat disaksikan di Cinepolis Plaza Renon, Denpasar, dan Inter Continental Bali Sanur Resort sebagai tempat program-program festival berlangsung. Terpilihnya lokasi tersebut bertujuan menjadikan Sanur sebagai industri perfilman dan hiburan berskala global.
Tuangkan Komentar Anda