PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) the Nusa Dua di Kabupaten Badung, berkomitmen menerapkan Tri Hita Karana (hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam). Tri Hita Karana menjadi fondasi dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan di Bali.
Pelaksanaan Upacara dilaksanakan upacara Pecaruan Nawa Gempang dan Mapekelem sebagai wujud tanggung jawab spiritual ITDC terhadap pengelolaan kawasan.
"Kami berusaha mengembalikan energi alam ke aura positif," kata General Manager ITDC the Nusa Dua I Made Agus Dwiatmika di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat(3/25).
Menurut dia, selama ini ritual tersebut belum pernah dilakukan sejak kawasan pariwisata tersebut berdiri pada 1973.
Upacara keagamaan yang dilangsungkan di Pulau Peninsula tersebut melibatkan perwakilan perhotelan, gerai usaha pendukung pariwisata, dan desa adat sekitar kawasan.
Dia menjelaskan pentingnya pelaksanaan upacara keagamaan tersebut karena sejak menjadi kawasan pariwisata telah dilakukan eksploitasi lingkungan, baik dalam menata kawasan hingga aktivitas yang menimbulkan sampah dan pembangunan yang berpotensi merusak alam.
Tak hanya itu, lanjut dia, sejak berdiri selama 51 tahun kawasan tersebut juga melalui sejumlah peristiwa yang baik maupun buruk, sehingga melalui upacara tersebut diharapkan dapat menetralkan energi negatif dan memberi keseimbangan terhadap alam semesta.
Energi yang mungkin sudah banyak negatif itu kami berusaha membuat keseimbangan atau harmonis dengan alam semesta terutama di lingkungan Nusa Dua," katanya.
Upacara ini dipuput Ida Pedanda Gede Giri Dwija Guna (Griya Giri Sari Uma Ngenjung Angantaka) dan Ida Pedanda Budha (Griya Tegal Jadi Tabanan).
Sementara itu, rangkaian ritual tersebut melibatkan sarana upakara dalam tingkatan upacara besar yang dipimpin dua pandita (sulinggih) Siwa dan Budha serta dilanjutkan dengan persembahyangan bersama yang berlangsung khusyuk.
The Nusa Dua, merupakan salah satu kawasan elit yang dikelola ITDC, yang pada awal berdiri bernama Bali Tourism Development Corporation (BTDC).
Kawasan seluas sekitar 350 hektare itu saat ini menampung 22 hotel mewah dengan total jumlah kamar mencapai 5.500 unit.
Selain itu, juga terdapat gecung konvensi, pusat perbelanjaan, kuliner, teater, pertunjukan seni budaya, hingga rumah sakit internasional.
Selama 2024, lanjut Agus, kawasan yang berada di tepi pantai Nusa Dua itu telah dikunjungi 2,7 juta wisatawan baik dalam dan luar negeri atau meningkat sekitar 40 persen dibandingkan 2023.
Tuangkan Komentar Anda