Permasalahan saat ini yang dihadapi dihadapi Bali di bidang pariwisata dan budaya hendaknya jangan lagi dijadikan bahan perdebatan tetapi harus dicarikan solusi dan tindakan nyata. Hal itu disampaikan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika pada saat menjadi pembicara dalam seminar yang berjudul “Benteng Terbuka: The Future Of Bali Tourism, di aula Gedung Pasca Sarjana Kajian Pariwisata, Universitas Udayana, Denpasar. Menurut Pastika, Bali yang sangat kecil dengan carrying capacity hanya 1,5 juta orang, sekarang harus menanggung lebih dari 5 juta manusia yang terdiri penduduk lokal sebesar 4 juta lebih dan wisatawan dengan kebutuhan yang bervariasi, baik kebutuhan pokok makan maupun kebutuhan lain yang lebih tinggi.
Bali juga sejumlah permasalahan kompleks yaitu terjadi banyaknya alih fungsi lahan, karena para pemilik lahan merasakan hasil yang didapat dari mengolah pertanian tidak sepadan dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Meski menyadari bahwa di sawah itu ada unsur budaya yang mesti harus dilestarikan, tetap saja alih fungsi lahan sangat sulit dihentikan . Masalah kemacetan yang berasal dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan banyak orang yang mampu membeli kendaraan , namun di sisi lain hal ini meyebabkan persoalan baru. Sedangkan pembangunan jalan-jalan baru maupun pelebaran jalan akan sangat sulit dilakukan, karena terbentur dengan kondisi lahan yang terkait dengan persoalan budaya seperti pura, maupun pekarangan rumah.
Adanya rencana kebijakan untuk menerapkan zero growth untuk pertumbuhan mobil di Bali, juga sangat sulit diterapkan karena akan menimbulkan kerugian di pihak tertentu. Tingginya jumlah tamatan perguruan tinggi yaitu sebesar 25 ribu setiap tahun dari 54 perguruan tinggi yang ada di Bali yang harus dipikirkan penyaluran lapangan kerjanya. Pastika juga meminta seminar ini bisa membantunya untuk mencarikan solusi yang bisa diterapkan sehingga bisa menyelamatkan existensi Budaya Bali dan bahkan lebih dari itu existensi manusia Bali di masa yang akan datang, pungkasnya.
Menurut ketua panitia seminar, Paul E.Talo, tujuan dari diselenggarakan seminar ini adalah untuk mendapatkan masukan-masukan demi masa depan Bali baik pariwisata maupun budaya. Selain Gubernur Bali, dalam seminar ini menghadirkan beberapa pembicara baik nasinal internasional seperti, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. Wiendhu Nuryanti, M.Arch., PhD, Head of The Research Department of KITLV, Leiden, Prof. Henk Schulte Nordholt, dariMassey Univerity Aukland, New Zealand, Dr Graeme MacRae, dan Kepala Badan Perencanaan dan Kerjasama Kementerian Pariwisat adan Ekonomi Kreatif, Dr. Frans Teguh, SSTpar, MA
Tuangkan Komentar Anda