Mewujudkan Bali sebagai destinasi yang berkualitas dan berkelanjutan semakin jauh panggang dari api. Hal ini terjadi karena terdapat masalah substansi yang secara turun temurun tidak ujung terselesaikan, bahkan ironisnya masalah tersebut semakin tidak terkendali dan berkesan masalahnya yang menjadi berkelanjutan.
Merespon kondisi ini, Rumah Inspirasi (Co Founder Rumah Inspirasi Prof Dasi Astawa, Dr. Yoga Iswara, Darma Suyasa) berkolaborasi Bersama Tokoh Tokoh Pariwisata mengadakan Leader Talks sebagai bentuk “Refleksi, Kohesi dan Resolusi”, pada hari Rabu, 27 Desember 2023 di Elemento Sibang – Badung, sekaligus membentuk forum bersama untuk mengawal Bali dengan segala tantangannya kedepan. Forum ini diusulkan bernama Forum Bali Jengah.
Co Founder Rumah Inspirasi Prof Dasi Astawa menyampaikan tiga tantangan terbesar Bali di mata dunia yang menjadi diskusi hangat pada acara Leader Talk yaitu pertama kemacetan, kedua terkait kenyamanan tiba di Bali saat di bandara dan ketiga terkait masalah sampah. Kenyataannya hingga saat ini pembangunan fasilitas pendukung pariwisata berkelanjutan sangat minim dan sifatnya sporadis atau tidak terencana dengan baik yang seharusnya mengacu pada kondisi terkini terkait equilibrium supply demand yang ada, bukan hanya karena Bali akan menjadi tuan rumah perhelatan akbar, sehingga belum menyentuh permasalahan secara total, substantial dan kritikal. Padahal kontribusi devisa pariwisata Bali pada 2019 menyentuh Rp 75 trilliun, dihitung dari pencapaian total nasional yaitu Rp. 270 trilliun, Bali telah berkontribusi mencapai 29%.
Forum Bali Jengah menyatakan bahwa kondisi ini berkesan bahwa nasib Bali tidak seindah kontribusinya. Menurutnya citra Bali yang molek semakin memudar, tidak seindah gambaran pada lukisan Rudolf Bonnet, Arie Smith dan Walter Spies yang memperkuat citra Bali melalui goresan kanvas mereka sejak tahun 1927.
Forum Bali Jengah juga menggaris bawahi bahwa kondisi Bali saat ini sedang tidak baik baik saja, walaupun Bali bertahan sebagai destinasi dunia terbaik versi traveller choice 2023, namun pencapaian yang terpenting adalah bukan sekedar lebih baik dari daerah/negara lain semata, tetapi juga membandingkan Bali dengan kondisi Bali sebelumnya, apakah terkait alih fungsi lahan, ketersediaan air bersih, penanganan sampah, kemacetan, degradasi budaya, dan masalah lainnya.
Aturan terkait kontribusi wisatawan sebesar Rp150.000 yang akan diberlakukan tanggal 14 Februari 2023, bisa menjadi salah satu solusi untuk melakukan recovery pada masalah Bali, namun sayangnya hingga saat ini belum ada kepastian terkait teknis pungutan, sistem apa yang akan digunakan, apakah sudah teruji, bagaimana dengan metode pembayaran, kapan akan disosialisasikan? Hal ini penting dipersiapkan dengan matang untuk memastikan proses tersebut berjalan lancar, aman dan terukur, sehingga dapat menjaga trust dari wisatawan.
Disisi lain, Forum Bali Jengah juga mengingatkan seluruh stakeholder pariwisata untuk berkomitmen dan aktif tidak saja berfokus pada pencapaian profit, namun juga bersama sama menjaga keberlangsungan destinasi Bali pada aspek alam, budaya, dan masyarakat Bali sehingga kita bisa menyelamatkan Bali sekaligus mewujudkan Bali yang berbudaya, berkualitas dan berkelanjutan.
Forum Bali Jengah juga menyoroti terkait aturan Air Bawah tanah (ABT) yang saat ini sedang berada di area abu-abu, banyak stakeholder yang mengeluhkan karena perpanjangan izin ABT tidak bisa dilaksanakan saat ini karena akan ada aturan yang terbaru, namun disisi lainnya kondisi izin yang sudah expired ini bisa menjadi ruang serta kesempatan bagi oknum oknum tertentu untuk menindak dan mempersulit para pengusaha di Bali. Sebagai penutup, Forum Bali Jengah juga mengingatkan bahwa masalah publik terbukti tidak bisa diselesaikan dengan “hit and run” butuh “komitmen, konsistensi dan kontinu” jika sudah terbentuk maka sistem evaluasi dan monitoring yang konsisten serta terstruktur menjadi keharusan dalam mengantisipasi hal hal yang bersifat unpredictable, baik yang diakibatkan oleh alam, manusia atau akibat faktor lainnya. Dalam kesempatan yang baik ini, Forum juga mengajak seluruh stakeholder untuk menciptakan pemilu yang teduh, sebagai wujud menjaga stabilitas Bali sebagai destinasi dunia.(R)
Tuangkan Komentar Anda