Kisah Pebisnis Muda Asal Bali yang Terjun ke Dunia Digital Marketing

Kisah Pebisnis Muda Asal Bali yang Terjun ke Dunia Digital Marketing

Seorang pembisnis muda yang sedang menggeluti bisnisnya, bernama Anggita Pratama (23) asal Bali melakukan lompatan besar dalam hidupnya dengan berbisinis Digital Marketing.
Memasuki era milenial, anak muda ini nekat terjun dengan bakat dan kreativitas yang dimilikinya memulai bisnis berbasis online yang sering dikenal dengan Digital Marketing.
Dengan bisnis onlinenya tersebut, dirinya mampu bertahan saat masa-masa perekonomian Bali sedang menurun derastis akibat adanya bencana alam.
 
Pulau Bali beberapa bulan lalu diguncang bencana meletusnya Gunung Agung yang berimbas jatuhnya pariwisata Bali dan perekonomian Bali pun anjlok.
Banyak pebisnis yang profitnya menurun bahkan sampai gulung tikar.
Namun, hal tersebut tidak terjadi pada Anggita Pratama yang menggeluti dunia Digital Marketing sejak dirinya kuliah.
 
 
"Sebagian besar orang di Bali berpenghasilan 70% dari pariwisata,  jadi akan terasa besar dampak dari bencana alam. Tapi saya sendiri tidak merasakan itu, karena saya jualan online dan bisa menjangkau ke seluruh Indonesia," ungkap Anggita Pratama kepada Tribun Bali.
Meskipun pasar ekonomi Bali bergejolak karena kondisi alam bencana Gunung Agung, Anggita yakin kondisi Bali tetap mampu menjalankan aktivitas bisnis dengan mengembangkan bisnis berbasis online.

"Dari saya pertama keuntungan online dari segi pariwisata di Bali itu berpengaruh besar, karena dulu orang orang yang datang ke Bali nyari Guide baru dia tour kemana-mana. Kalau sekarang karena teknologi sudah berkembang jadi sudah bisa mandiri, sudah mulai berubah bisnis model online di pariwisata," jelasnya.
 
Saat ini bisnis online yang dilakoni Anggita yakni ada dua bisnis, yang pertama menjualkan jasa untuk membuatkan website atau aplikasi dan yang kedua berjualan pakaian yoga.
 
Anggita mengaku, banyak pengusaha di Bali yang membeli website dalam jenis aplikasi yang berbeda-beda sesuai pemesanan dan keinginan pembeli tentunya dengan tarif yang berbeda.
Para pengusaha membeli website aplikasi dari Anggita untuk mempermudah dalam menjalakan bisnisnya, karena sekarang dimana-mana sudah menggunakan teknologi digital untuk bersaing bisnis.

"Jadi orang-orang untuk mencari konsumen melakukan cara dengan membuat aplikasi, dia buat website untuk bisa menjangkau orangnya. Makanya sekarang pebisnis menaruh bisnis onlinenya di website supaya dilihat oleh banyak orang. Dan orang-orang berlomba untuk bisa lebih cepat dilihat oleh orang yang mencari produk yang dijuanya," jelasnya.
 
Berapa harga yang ditarifkan oleh Anggita dalam pembuatan website aplikasi?
Dan apa saja jenis website yang biasa dibeli oleh para pengusaha?
"Nah itu tergantung dari fitur mau diapakai. Contoh kalau misalnya seperti green school dia mau buat web aplikasi nanti kita lihat spesifikasi, tingkat kesulitannya baru kita tentuin berapa harga. Ada yang sifatnya bisnisada yang untuk lembaga, klien yang mau buat web aplikasi untuk bisnis kita juga bisa bantu, jadi beberapa klien berbeda-beda," pungkasnya.

Di era digital menurut Anggita, Bali memiliki potensi besar melalui pasar online.
Hal tersebut membuat Digital Marketing hadir untuk memudahkan para pembisnis di Bali dalam memasarkan produknya dengan cara marketplace.
Namun, yang disayangkan Anggita saat ini banyak anak muda yang tidak melirik ke sana.
Mereka justru fokus dengan mencari pekerjaan yang sifatnya formal dan itu dianggap bisa memendam bakat yang bisa dikembangkan di dunia digital marketing.
 
"Sebenarnya Bali ini punya prospek yang bagus, untuk bisnis online ini sebenernya tantangan yang mudah sekali cuman kita terperangkap dari hal-hal yang sifatnya formal yang memutus kreativitas anak muda," tambahnya.
Sementara itu, Anggita sudah mulai fokus di dunia Digital Marketing sejak saat dirinya kuliah di STIKOM Bali.
 
Menurutnya, para pengusaha di Bali masih belum semua paham mengenai sistem Ditigal Marketing sehingga yang membuat mereka harus bekerja keras untuk mengembangkan bisnisnya.
"Saya bukan fokus pada pelajaran formal, tapi saya melatihnya dari segi soft skill dan kreativitas sebenarnya kita bisa unggul kalau kita bisa menggelutinya. Bos-bos di Bali ini masih belum paham dunia digital marketing jadi saya sedikit kesulitan menjual jasa saya," ungkapnya.
Ia berharap ke depannya bpara pengusaha semakin melek dengan sistem digital marketing sehingga bisnis akan lebih lancar. 
 


Ditayangkan sebelumnya dari situs Bali Tribune
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait