Transaksi Digital Jadi Pilihan Pariwisata Bali di Era New Normal

Transaksi Digital Jadi Pilihan Pariwisata Bali di Era New Normal

Pengembangan industri pariwisata di Bali dalam tata kehidupan yang baru pasca Covid-19. Pandemi Covid-19 ini tidak hanya memberikan dampak perubahan perilaku sosial dalam bermasyarakat tetapi juga perilaku masyarakat dalam bertransaksi yaitu dari secara tunai menjadi non tunai.  

Masyarakat seakan mulai terbiasa untuk bertransaksi secara non tunai dari rumah saja. Transaksi non tunai khususnya yang berbasis digital selain lebih aman, cepat dan mudah juga diharapkan mampu mendukung kesiapan pariwisata di era New Normal. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan saat membuka National Web Seminar yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Perwakilan Bali, dengan tema “What Can Bali’s Tourism Industry Do With Digital Payment In The New Normal Era,"sektor pariwisata selama ini memberikan kontribusi terbesar dalam perekonomian Bali. Pada tahun 2019, total devisa dari pariwisata Bali mencapai USD 9,346 juta atau setara dengan 53,65% PDRB Bali. Sektor pariwisata tersebut sangat mengandalkan pergerakan wisatawan baik domestik maupun asing,"ujarnya di Kantor Bank Indonesia Provinsi Bali Denpasar, Kamis, (4/5/2020).

"Dengan adanya pembatasan aktivitas sosial melalui penutupan bandara dan pelabuhan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap pertumbuhan sektor pariwisata di Provinsi Bali. 

Pada Triwulan I 2020, berdasarkan data BPS jumlah wisatawan yang masuk ke Bali mengalami penurunan hingga 42,3% (yoy) dari 1.819.664 wisatawan pada Tw I 2019 menjadi 1050.024 wisatawan. Penurunan ini diprediksi semakin dalam pada Triwulan II tahun 2020,"paparnya.

Penurunan kinerja sektor pariwisata Bali di masa Covid-19 tersebut tidak dapat dibiarkan terus berlangsung lama. Sektor pariwisata harus mampu bangkit dengan cara beradaptasi terhadap tatanan hidup baru (New Normal) ditengah Covid-19. 

Untuk membangkitkan pariwisata di era “New Normal”, pelaku industri pariwisata harus siap dengan infrastruktur yang mendukung faktor clean, health dan safety termasuk dalam aspek sistem pembayaran yang meminimalkan kontak fisik dalam bertransaksi. 

Untuk itu, Bank Indonesia terus berupaya mendorong transaksi non tunai terutama yang bersifat contactless untuk bertransaksi dibandingkan alat pembayaran  menggunakan uang atau kartu. 

Sementara itu Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang berkesempatan membuka National Web Seminar memaparkan,"menurut data statistik tim satgas Covid-19 Provinsi Bali per tanggal 2 Juni 2020 tingkat kesembuhan dari pasien positif Covid-19 di Provinsi Bali adalah 69,29%. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi kita semua. Meski jumlah kasus positif di Bali masih bertambah, namun jumlah ini relatif lebih baik dibandingkan daerah lain di Indonesia. Untuk itu, kita perlu mempersiapkan diri untuk membangun kembali perekonomian Bali, terutama pada sektor pariwisata sebagai leading sector di Bali,"ungkapnya.

"Membangun pariwisata Bali pasca pandemik bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, implementasi protokol kesehatan pada seluruh sektor, terutama industri pariwisata, menjadi fokus utama kita semua," imbuhnya.

Pemberlakuan transaksi non-tunai tentu memiliki tantangan tersendiri. Masyarakat Bali saat ini masih belum terlalu fasih menggunakan alat pembayaran digital. Mengubah pola perilaku masyarakat membutuhkan suatu pembiasaan yang dapat didorong dengan kemudahan dan manfaat bertransaksi digital.

 

 

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait