Pada masa lalu para petani desa di Bali, begitu selesai menunaikan “tugasnya” di sawah, akan mempunyai waktu luang yang panjang. Karena pada saat itu, bercocok tanam padi hanya sekali setahun atau paling banyak dua kali setahun. Waktu luang yang panjang itulah, di desa akan banyak diisi oleh bermacam kegiatan yang sifatnya hiburan dan permainan.
“Begitu selesai “nandur” atau selesai menanam bibit padi, biasanya banyak ada waktu luang. Pada saat itulah akan banyak ada hiburan di desa. Mulai dari balih-balihan, drama gong, arja, joged bumbung, tajen, permainan ceki, keles, kocok-kocokan, cap beki. Jaman itu sangat menyenangkan, banyak ada hiburan, kesenian dan permainan,” ungkap seorang kakek yang kini usianya sudah hampir 80-an tahun.
“Dulu kalau saya datang ke arena permainan dan hiburan itu, disamping nonton saya bisa bertemu dengan sahabat dari desa lain. Dan terutama yang membuat saya senang adalah di tempat-tempat permainan dan hiburan itu kita bisa beli nasi seperti nasi lawar, nasi be guling. Itu saja saya sudah merasa senang,” tambah kakek ini mengenang.
Ia kemudian menuturkan, kalau jenis permainan ceki inilah yang ia amati masih tetap digemari dan bertahan hingga sekarang.“Saya juga suka dan bisa permainan ceki ini. Permainan ini sangat cocok dipakai mengisi waktu saat ada kegiatan begadang. Seperti saat ada krama banjar yang melaksanakan upacara adat misalnya. Mekemit di pura atau megebagan di rumah krama yang ada kematian,” paparnya tentang permainan ceki ini. “Beda dengan permainan jenis lainnya, yang cenderung membuat emosional. Kalau permainan ceki ini bisa santai dan sangat menghibur,” ia memberi alasan.
Forum Olah Raga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi) Bali, menggelar turnamen ceki
Benar saja dengan apa yang disampaikan kakek ini. Hingga saat ini permainan ceki dengan kartu berjumlah 120 lembar itu masih sangat digemari di perkotaan hingga ke pelosok-pelosok desa di Bali. Bahkan permainan yang umumnya dimainkan oleh lima orang ini, di beberapa tempat di Bali juga digemari oleh kaum wanita.
Nah kenapa permainan ini sangat digemari oleh laki-laki hingga wanita? Begitu pula, kenapa permainan ceki ini dianggap sebuah permainan yang sangat menjunjung tinggi sportivitas? Juga para pemainnya sangat ketat mentaati peraturan yang tidak tertulis? (SB-Rk).
(Bersambung)
Tuangkan Komentar Anda