Park23 Creative Hub kembali mensponsori pengembangan seni Bali dalam bentuk ekspresi yang paling orisinal.
Kali ini Park23 mengakomodir seorang seniman, Ismail Dully menggelar pameran bertajuk "A Surfer's Mind".
Pameran tunggal Seni Digital oleh kakak kandung Luna Maya itu berlangsung dari tanggal 03 hingga 28 Agustus 2022.
Pameran ini merupakan kali pertama bagi sang seniman merilis karyanya.
D&A Consultancy Park23 Creative Hub, Yoke Darmawan menjelaskan, banyak karya ditampilkan dalam pameran ini.
"Karya yang dipamerkan merupakan karya pilihan. Ada sekitar tiga puluh lima kanvas cetak dipamerkan secara eksklusif. Visi berjiwa bebas Dully, merupakan epresentasi makhluk hidup seperti mimpi dan ekspresi psikedelik yang semarak telah dikuratori dinikmati berbagai kalangan di Galeri Seni utama Park 23," ungkapnya kepada wartawan di Park23 Creative Hub, Rabu (3/8/2022).
Pada malam pembukaan pameran, pengunjung juga berkesempatan menyaksikan kepiawaian Dully dalam ber-DJ.
Dully berkesempatan menunjukkan bakatnya bersama Vinyl DJ yang dibawakan oleh Westside MuzeeQ.
Selain acara artistik, kegemaran terbesar Dully untuk berselancar di Bali terungkap dan dibahas melalui bincang-bincang seru bersama Rizal Tanjung, Tipi Jabrik dan Tai Buddha.
"Sinaga Goatama alias Dully lahir di Bali pada tahun 1976 dari seorang ibu Austria dan ayah Jawa. Terlahir berbakat sebagai peselancar yang mengarungi ombak Pantai Legian sejak usia lima tahun, Dully adalah anak sulung dari 3 bersaudara dalam keluarga selebriti dengan Tipi Jabrik, legenda sejati dunia selancar Indonesia dan Luna Maya, model dan aktris terkenal sebagai adik kandung," jelasnya.
"Disponsori oleh brand terbesar di industri, Dully dinobatkan menjadi peselancar pro yang bersaing di tingkat internasional tertinggi. Salah satu peselancar Bali paling berbakat di pertengahan tahun sembilan puluhan, ia berkeliling dunia mengarungi ombak legendaris di Hawaii, Australia, Prancis, dan sekitarnya. Dully menduduki peringkat ke-239 di seluruh dunia (1995) dan di antara penghargaan lainnya, memenangkan Quicksilver Airshow penghargaan bergengsi (Canggu, Bali 2004)," lanjutnya.
Yoke lebih lanjut menjelaskan, pasca pensiun dari selancar profesional memberikan Dully kesempatan untuk mengembangkan banyak bakat seninya.
Dipengaruhi oleh adegan grunge Nirvana dan Pearl Jam yang berbasis di Seattle, ia tampil sebagai penyanyi utama dan gitaris Gotham, sebuah band rock yang ia ciptakan bersama saudaranya.
"Menindaklanjuti kecintaannya pada Richie Hawtin dan musisi awal techno, Dully beralih ke pertunjukan DJ langsung, memberikan pertunjukan kepada orang-orang lokal yang antusias hingga ke Paris, LA, dan komunitas di gurun Nevada," sebutnya.
Yoke lebih lanjut menyampaikan, baru-baru ini Dully fokus mengembangkan gambar eksperimental dan lukisan digital dari studio Cemagi miliknya di Bali barat.
Bergeser dari pemandangan laut konvensional dan getaran alam yang disampaikan oleh sebagian besar Surf Artists, ia mengajak audiensnya untuk memasuki dunia ekspresionis seni jalanan, seniman grafiti, dan pecinta seni post punk yang terinspirasi Basquiat.
"Dully bukan hanya peselancar berbakat yang seirama dengan lautan, tetapi pikiran yang indah mengarungi gelombang emosi yang tinggi. Karya seni yang ditonjolkan dalam pameran ini adalah pernyataan kuat tentang bagaimana seniman memandang karya seni sebagai meditasi penyembuhan dalam tindakan," katanya.
Dully mengatakan, karya yang dipamerkan merupakan bentuk ekspresi yang diilhami oleh banyak hal.
“Nilai-nilai Burning Man, yaitu inklusi radikal, ekspresi diri, kemandirian, upaya komunal dan keberlanjutan adalah prinsip inti yang membimbing gaya hidup saya sehari-hari dan berbagai bentuk ekspresi artistik saya," pungkas Dully.
Tuangkan Komentar Anda