Denpasar, Bali 2014. Perkembangan pariwisata di setiap negara tidak bisa terlepas dari faktor keamanan. Semakin aman suatu wilayah untuk dikunjungi maka akan membawa kemajuan pariwisata bagi wilayah tersebut. Disamping kekayaan budaya dan keunikan yang dimiliki oleh destinasi pariwisata, kalau tempat tersebut tidak mampu memberikan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan maka sudah tentu destinasi tersebut tidak akan dikunjungi wisatawan.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Asita Bali, Ketut Ardana kepada awak media di Denpasar. Terkait beberapa kasus kriminal yang menimpa warga negara asing (WNA) saat berada di Bali menurut Ardana kejadian tersebut bisa terjadi dimana saja, tidak hanya terjadi di Bali namun bisa juga di negara lain.
" Kasus keamanan bisa terjadi dimana saja bukan hanya di Bali saja. Di Thailand juga pernah terjadi kasus seperti ini. Mari kita tingkatkan kualitas keamanan termasuk melibatkan masyarakat lokal Siskamling. Karena keamanan modal utama suatu destinasi wisata, " paparnya sembari mengajak masyarakat Bali untuk menjaga keamanan.
Dihadapan sejumlah media, Ardana menceritakan sekitar 40 tahun silam sebagian besar tamu asal Negeri Kangguru cenderung lebih tertarik pada Daily Life masyarakat Bali. Mereka menginap di hotel-hotel kecil daerah Kuta dan Sanur atau Homestay. Bahkan mereka begitu menikmati keindahan alam Bali, budaya yang dan keramahan masyarakatnya. " Mereka kesana kesini menggunakan sepeda motor, kaos oblong dan celana kolor. Mereka begitu merasa nyaman dan aman ketika itu, " tuturnya.
Selanjutnya seiring waktu berjalan lanjut Ardana pariwisata Bali berkembang menjadi sorotan internasional. Dimana pada tahun 2013 kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 3,1 juta pengunjung ditambah wisatawan domestik sebanyak 6 juta pengunjung. Ada sekitar 13,3 juta lebih manusia di Pulau Bali ini dalam setahun termasuk penduduknya sendiri yang sekarang sudah berjumlah 4 juta jiwa lebih dan tentu termasuk penduduk luar daerah Bali yang turut mengadu nasibnya di Bali sebagai dampak dari pertumbuhan industri pariwisata dengan berbagai profesi.
" Kita di Bali hanya punya pariwisata dan 80 persen kehidupan Bali bergantung pada pariwisata. Artinya pariwisata tidak boleh berhenti, itu untuk masa depan anak cucu. Oleh karena itu harus ada orang-orang yang konsen dengan hal seperti ini untuk memelihara, menjaga keamanan Bali sebagai destinasi yang dicintai dunia internasional, " tegas calon DPRD Bali ini.
Pihaknya juga menegaskan beberapa kasus kriminal yang menimpa wisatawan mancanegara saat berlibur di Bali tidak mempengaruhi citra pariwisata Bali dimata dunia. " Itu kan media yang terlalu membesar-besarkan. Padahal kan bisa diselidiki dulu apa penyebabnya. Apalagi media internasional kan yang diberitakan buruknya pariwisata Bali. Maka dari itu mari kita bersama-sama dari seluruh kalangan menjaga keamanan Bali, " ucap Ardana yang telah menggeluti dunia pariwisata selama 35 tahun
Tuangkan Komentar Anda