Separuh jalan longsor di dekat jembatan perbatasan Jl Subak Sari dan Jl Batu Belig yang tidak kunjung di proses. Diketahui telah longsor sejak Januari 2018 hingga hampir 6 bulan lebih ini belum ada tindaklanjut apapun dari pihak terkait.
Jalan Subak Sari merupakan daerah pariwisata. Merupakan jalur efektif menuju ke sejumlah objek wisata seperti Pantai Berawa, Batu Bolong, Echo Beach. Tak ayal kondisi ini membuat masyarakat kecewa. Sebagai bentuk kekecewaan, di lokasi sudah terdapat tulisan unik yang menggelitik Pemerintah Kabupaten Badung. Tulisan itu intinya adalah ‘Hati-Hati Jalan Longsor Sejak Januari 2018, Peduli Bali.
Curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan jalan di kawasan Subak Sari, longsor kurang lebih sepanjang 20 meter, pada 24 Januari 2018 lalu. Salah seorang warga di lokasi menyebutkan, jalan amblas karena tanah di lokasi tergerus aliran sungai yang cukup besar. Karena banjir, jalannya tergerus. Beruntung saat jalan ambles kondisi arus lalu lintas sepi. Warga pun berharap agar jalan segera diperbaiki sebelum semakin membesar dan membahayakan pengguna jalan. Ditambah Kabel yang menjuntai dan semrawut di sepanjang Jalan Subak Sari menuju Jalan Batu Belig hingga di seputaran Jl Petitenget kerap meresahkan warga maupun para tourist yang melaju ke pantai pantai untuk berselancar dan berwisata.
Dewan menyarankan agar penataan kabel menggunakan utilitas terpadu jaringan bawah tanah. “Yang kurang baik itu kami harapkan jadi atensi. Mereka (pihak pemasang kabel) dengan pemerintah harus bisa bersinergi untuk mencari solusi,” kata Ketua Komisi IV DPRD Badung AAN Ketut Agus Nadi Putra, Selasa (19/12).
Supaya kabel lebih tertata, politisi Partai Golkar itu mengusulkan agar melakukan penataan menggunakan kabel bawah tanah. Dengan begitu, tidak ada lagi kabel bergelantungan di jalan-jalan. Dia pun mendorong pemanfaatkan utilitas terpadu yang sudah direncanakan oleh Pemkab Badung, sehingga seluruh jaringan kabel tertanam di bawah tanah.
Bila tidak bisa secara keseluruhan, paling tidak diberlakukan khusus kawasan pariwisata saja. “Kawasan pariwisata minimal menjadi skala prioritas pemerintah. Karena tertatanya sebuah kawasan pariwisata menjadi life style kita,” kata Nadi Putra. Politisi asal Kerobokan itu berharap masalah ini menjadi perhatian semua pihak.
Dikonfirmasi terpisah, Deputi Manajer Humas dan Bina Lingkungan PLN Bali I Gusti Ketut Putra mengakui masih banyak kabel bergelantungan. Tetapi secara bertahap pihaknya melakukan penataan agar tak terlihat semrawut. “Kami juga sebenarnya tidak enak melihat pemandangan yang seperti itu,” katanya pada wartawan kemarin
Dia mengakui selama ini sudah intens berkoordinasi dengan Pemkab Badung guna mencari solusi terbaik. Maka dari itu, pihaknya mendukung rencana pemerintah membuat utilitas terpadu di kawasan Kuta.
Gusti Ketut Putra menerangkan, bahwa untuk mendukung program penanaman kabel ini juga sangat membutuhkan dana yang tidak sedikit dan perencanaan yang sangat baik. Dia mengakui sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah khususnya Pemkab Badung untuk mencari solusi. “Mudahan-mudahan program ini bisa berjalan dengan baik,” harapnya.
Tuangkan Komentar Anda