Ada sebuah Pohon Beringin, di desa Laila, konon katanya Pohon Beringin itu memiliki arwah penunggu, karena Pohon itu milik seorang Dokter. Suatu hari Dokter itu, pergi berbelanja ke mall, yang ada di kota, dia melihat ada pedagang kaki lima, dia ingin membeli Bakwan goreng, Ubi Goreng, dan Tempe Bacem, tak disangka penjual makanan itu adalah seorang pembunuh kejam sudah banyak korban yang berjatuhan bersimbah darah dengan mulut disobek dengan kasar, karena itu orang-orang tidak ingin membeli makanan yang dijualnya semua orang sudah tahu dia adalah pembunuh kejam.
“Kau, akan menjadi korban berikutnya. Aku ingin melihat kau mati dengan mengenaskan, hahaha!” dia mengancam dengan kasar, Dokter itu bingung dia pikir penjual itu bercanda.
Dia melihat sekelilingnya, “Ah, Pasti pedagang kaki lima ini bercanda, tapi aku juga takut padanya. Tatonya begitu banyak, di kepalanya yang botak itu. Dan tindik di sekitar matanya, hidung, dan bibirnya, dan aku bingung bukankah di sekitar sini sunyi senyap. Dan banyak pohon, menutupi tempatnya berjualan mana mungkin dia mau berjualan di sekitar sini. Kan di sini tidak ada rumah aneh kenapa yah?” pikir Dokter tersebut, dia begitu takut pada orang itu, dan dia lari, orang itu mengejarnya dengan membawa sebilah ppedang, dan kapak.
Dia melempar kapak itu dan tepat mengenai punggung Dokter tersebut, dia menangkapnya dan merobek mulutnya dengan kasar menggunakan, pedang, begitulah cerita yang beredar di sekitar Kampung Udang, dan rumah yang ditempati Dokter tersebut, tidak ada yang berani lewat di rumah tersebut habis Subuh, dan habis Maghrib. Laila begitu takut, mendengar cerita tersebut, “Ya Allah, kejam sekali, dia, dan di mana pembunuh kejam itu?” tanya Laila pada Dita, “Katanya sih, dia dipenjara seumur hidup!” jawab Dita pada Laila.
Suatu hari Laila, bermain petak umpet, dengan teman-temannya, Laila lewat di depan rumah berhantu tersebut, terdengar suara. “Tolong, tolong, matilah aku,” seru suara tersebut dengan suara parau.
“Apa jangan-jangan? Aaahh, hantu,” seru Laila dengan tampang yang kaget, sekaligus menakutkan.
“Hahaha, Laila, Laila!” kaget teman-temannya.
“Iiihh, Winda, Angel, Fitria, Nela, apa-apaan ini?” tanya Laila dengan marah kepada ketiga temannya.
“Kamu sih, siapa suruh kamu lewat sini?” tanya Winda dengan cekikikan.
“Tadi Fitria, lihat kamu lewat sini dengan tampang yang sombong, dan kamu berkata, ‘Winda, Fitria, Angel, dan Nela. Takut sama rumah ini, kan nggak dimakan hantu juga, kan ini siang bolong, hahaha’ kamu berkata begitu, makanya Fitria langsung datang, ke kita-kita,” jelas Nela dengan menahan tawa.
“Pasti, kalian juga kan, yang bikin suara, babi, suara pedang, dan suara kuda? Ya kan?” tanya Laila dengan tampang yang khawatir. “Hah, babi, pedang, kuda, dari mana kami dapat suara-suara itu Laila, sayang, cantik, imut, dan nggak sombong. Pintar lagi,” puji Angel, dan menjelaskan dengan sedetail-detailnya.
“Hah? kalau bukan kalian siapa dong?” Laila bertanya pada dirinya sendiri. Menurut kalian itu dari siapa, apakah dari cerita mitos yang beredar, atau kerjaan kejahilan teman-temannya. Siapa yah?
THE END
Tuangkan Komentar Anda