Tidak hanya daerah Bali selatan saja yang memiliki pesona pantai yang indah. Sedikit ke tengah, tepatnya di daerah Tabanan, terdapat deretan pantai-pantai cantik yang mampu memanjakan mata akan keindahannya. Satu di antaranya, Pantai Kelating yang terletak di Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Bali. Berjarak sekitar 13 kilometer dari pusat kota Tabanan atau 33 kilometer jika ditempuh dari Kota Denpasar dengan kendaraan pribadi.
Menuju Pantai Kelating termasuk mudah karena akses maupun medan jalan yang dilalui merupakan jalan aspal sehingga tidak menyulitkan bagi pelancong yang membawa kendaraan roda dua. Beberapa petunjuk menuju area pantai juga terpasang agar mudah menemukan lokasi pantai. Begitu memasuki area pantai, akan disambut dengan hamparan pasir hitam yang landai.
Eksotisme pasir hitam makin indah ketika terkena sinar matahari. Bias dari sinarnya membuat pasir hitam tersebut berkilau dengan kelap-kelipnya bak permata di hamparan pasir. Jika tidak ada sinar matahari, pasir pantai akan terlihat biasa saja. Pantai Kelating memiliki jenis gulungan ombak yang cukup besar, dan dijadikan tempat para peselancar untuk surfing dan menaklukkan ombak di pantai ini. Bagi pengunjung yang membawa kendaraan roda dua, bisa mengitari jalanan yang terbuat dari paving menuju arah selatan pantai.
Dari tempat ini terlihat sebuah tempat menyerupai kolam besar yang berisi air tawar dari saluran air di sekitar desa. Di tengahnya terdapat pasir pantai yang seolah-olah membelah antara air tawar dan air laut.
“Di pantai ini juga bisa kita lihat pertemuan antara air tawar dengan air laut,” ujar warga lokal, Wayan Suka kepada Tribun Bali, belum lama ini.
Beberapa bangunan seperti warung juga sudah tersedia. Kondisi pantai masih sunyi, jauh dari kebisingan dan ingar bingar. Hanya terdengar deburan ombak, gesekkan daun kelapa oleh angin yang berembus, dan kicauan burung. Saat pagi hari, suasana pantai terbilang cukup sepi. Hanya ada beberapa warga lokal yang tengah bersantai dan bekerja di sekitar area Pantai Kelating. Dari kejauhan terlihat nelayan membawa jala, siap untuk menjaring ikan untuk dijual.
“Kalau sore hari baru lumayan ramai. Anak-anak kecil mainan pasir. Mereka lihat sunset dari pantai ini. Ada juga yang bawa all terrain vehicle (ATV). Biasanya tamu-tamu dari vila sekitar sini,” lanjut Wayan.
Berada di sisi barat, Pantai Kelating juga menjadi spot yang bagus untuk menikmati detik-detik tenggelamnya sang surya dari garis cakrawala. Semburat lembayung berwarna kuning keemasan akan terpancar dan makin menyemarakan keindahan pantai di sore hari.
Meski beberapa bagian pantai terkena abrasi air laut serta masih ditemukan sampah-sampah yang menghiasi pasir pantai, tetapi Pantai Kelating menyimpan pesona sebagai objek wisata di Tabanan. Belum ada biaya yang harus dikeluarkan saat berkunjung ke Pantai Kelating. Bukit Bebatuan Membentuk Gua-gua Kecil Beragam aktivitas dapat dilakukan di pantai ini. Seperti menyusuri bibir pantai dengan pasirnya yang halus menuju sisi selatan Pantai Kelating.
Terdapat sebuah bukit yang di antaranya ditumbuhi rerumputan dengan kombinasi cokelat dan hijau. Bukit dari bebatuan dan karang membentuk gua-gua kecil di bawahnya. Ada satu gua di mana terdapat pelinggih sebagai tempat persembahyangan umat Hindu dan dipenuhi oleh hewan nokturnal, yakni kelelawar.
Saat siang hari, kelalawar tersebut berdiam diri di langit-langit gua. Suara kelelawar yang nyaring terdengar jelas. Jika pengunjung ingin menikmati pemadangan pantai dari atas bukit, terdapat jalan setapak dengan tanah tandus untuk menuju ke sana.
Di bukit ini juga terdapat Pura Luhur Timan Agung. Tak jauh dari Pura, ada sebuah bale bengong yang bisa dijadikan tempat beristirahat sambil memandangi panorama pantai. Dari atas bukit pula, hijaunya pemandangan areal persawahan terlihat jelas.
“Pantainya bagus, suasanya juga masih alami. Kalau dilihat dari sini keren karena ada karang-karangnya. Cocok sih buat foto-fotoan,” ungkap Mega, seorang pengunjung Pantai Kelating yang datang bersama temannya.
Kegiatan lain yang bisa dilakukan di bukit ini adalah menunggangi kuda yang menjadi fasilitas dari hotel di sekitar pantai. Wisatawan akan diajak untuk berkuda, menyusuri pantai dan naik ke bukit. Pengunjung bisa menuruni bukit melalui tangga sederhana yang dibuat dari tanah.
Namun di sini harus berhati-hati agar tidak terperosok karena beberapa kondisi tanah yang terlihat kurang stabil. Karang-karang pemecah ombak berdiri kokoh menghasilkan cipratan air laut dan terdengar bunyi desis dari ombak. Di bukit ini pula, terdapat karang yang sedikit menjorok ke laut. Tempat itu sering dijadikan spot untuk memancing.
“Kalau pagi sama sore lumayan banyak yang mancing. Bahkan ada juga yang malam-malam mancing di sini. Ikannya kecil-kecil sih, tapi agak sedikit. Saya jarang lihat orang bawa hasil pancingan yang banyak.
Mancing Cuma untuk senang-senang aja di sini,” ujar Widiasih, warga lokal yang sedang beristirahat di bale bengong. (*)
Tuangkan Komentar Anda