Pengguna email saat ini harus lebih berhati-hati untuk membuka dan merespon email. Pasalnya, ada bahaya phising dari para peretas yang mengintai dari sebuah email tak dikenal.
Technical Consultant PT Prosperita ESET Indonesia Yudhi Kukuh mengungkapkan saat ini edukasi pengguna internet menjadi salah satu terpenting.
"Saat membaca sebuah email yang diterima, pastikan pengirimnya serta maksud dari email tersebut. Misalnya, jika ada email masuk untuk verifikasi data. Selama kebutuhan untuk itu tidak ada, tidak perlu dilakukan," paparnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (31/8).
Yudhi menjelaskan saat ini modus tidak hanya melalui email tetapi ada melalui telepon. Sehingga pengguna internet harus waspada juga terhadap panggilan telepon yang meminta verifikasi data. Yudhi menegaskan ada dua point yang harus diperhatikan. Pertama, cek email pengirim. Jika mencurigakan jangan dilanjutkan.
Kedua, apakah memang pengguna sedang menanti sebuah email transaksi. Jika iya, pastikan link sama dengan situs saat kita melakukan transaksi.
"Kuncinya jangan mudah percaya," tegasnya.
Sebelumnya, telah terjadi aksi peretasan yang dilakukan mahasiswa Indonesia terhadap e-commerce dan pemilik kartu kredit di Australia terbilang cukup besar. Awal mulai mendapatkan data pelanggan ini melalui email phising.
Ada sekitar 4.000 kartu kredit yang dikumpulkan tersangka dan sebanyak sembilan kartu telah digunakan untuk berbelanja. Total kerugian dari kasus ini mencapai sekitar AUS$20 ribu atau sekitar Rp215 juta.
Tuangkan Komentar Anda