Survei BI: 18,36 % Wisman Ragu dan Emoh Kembali ke Bali, Ini Alasannya

Survei BI: 18,36 % Wisman Ragu dan Emoh Kembali ke Bali, Ini Alasannya

DENPASAR – Bali masih menjadi tujuan yang berkesan bagi para wisatawan asing (wisman) yang berkunjung ke sini. Sehingga mayoritas dari mereka ingin kembali lagi berkunjung di kemudian hari.

Kendati demikian, sebanyak 18,36 persen dari wisman yang berkunjung ke Bali menyatakan sebaliknya, atau setidaknya ragu untuk kembali lagi ke Pulau Dewata.

Alasan mereka untuk ragu dan enggan kembali berkunjung ke Bali adalah karena Bali kini dinilai terlalu ramai (crowded), adanya polusi dan lingkungan yang tidak bersih, yakni sampah berceceran di tempat wisata.

Selain itu, pengenaan pajak yang tinggi, kondisi jalan raya yang sangat buruk, dan kurangnya fasilitas publik yang memadai juga menjadi catatan negatif yang mendorong wisman berpikir ulang untuk kembali berkunjung ke Bali.

Demikian yang terungkap dari hasil Survei Perilaku Wisatawan Mancanegera (disingkat Superwisman) yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali. Menurut BI, kondisi tersebut bisa menjadi semacam early warning(peringatan dini).

Sehingga harus disikapi secara serius oleh pihak-pihak yang terkait dengan kepentingan pariwisata BaliSuperwisman yang dilakukan pada Mei 2015 lalu itu mencakup 1.000 wisman sebagai responden. Mereka berasal dari 20 negara utama yang memiliki porsi (share) terbesar dalam kunjungan wisman ke Bali.

BI Provinsi Bali mengadakan 2 kali Superwisman dalam setahun, yaitu pada periode Mei (low season) dan Agustus (high season).

“Adanya wisman yang ragu bahkan enggan untuk kembali berkunjung ke Bali ini perlu menjadi perhatian serius para pemangku kepentingan pariwisata di Bali. Perbaiki kondisi yang ada untuk meningkatkan kenyamanan wisman yang berkunjung ke sini,” kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Dewi Setyowati, Rabu (9/9/2015).

Diketahui bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menargetkan jumlah kunjungan wisman ke Bali selama 2015 sebanyak 4 juta.

Jika sekitar 18,36 persen wisman yang masih ragu dan enggan untuk berkunjung ke Bali itu dibandingkan target jumlah total wisman selama 2015 tersebut, maka ada sekitar 700-an ribu wisman yang berpotensi melayang dari Bali pada tahun depan.

Sementara itu, pengamat pariwisata Dewa Nyoman Putra mengatakan, sekecil apa pun keluhan yang sempat dilontarkan atau didengar dari wisatawan tidak boleh diremehkan. Pariwisata dan sektor-sektor pendukungnya masih merupakan andalan utama perekonomian Bali.

Apalagi, menurut Superwisman BI tersebut, mayoritas wisman yang berkunjung ke Bali adalah new comer atau pendatang baru, dengan persentase 71,90 persen. Semestinya, untuk para wisman new comer ini, kesan pertama yang membekas positif lebih diperkuat.

Sebagian besar wisman responden masuk Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai (98,31%) dengan tujuan utama mengunjungi pulau Bali. Komposisi responden Superwisman, Dewi menjelaskan, terdiri atas wisman Australia (24,95%), Tiongkok (18,16%), Malaysia (5,6%), Jepang (5,5%), Singapura (4,66%), Korea Selatan (4,1%), Taiwan (3,31%), Amerika Serikat(3,18%), dan negara-negara lain. (*)


Ditayangkan sebelumnya dari situs tribunbali
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait