Kuliner tradisional Bali memang beragam rupa, rasa dan sajian. Dengan tambahan kreatifitas dan inovasi, kuliner tradisionalpun bisa menjadi incaran pencinta kuliner dari lokal Bali, wisatawan domestik hingga wisatawan mancanegara. Seperti kuliner tradisional yang disajikan oleh Ida Ayu Sri Asuti, pemilik Warung Sederhana di kawasan Sanur ini.
"Warung makan ini sudah berdiri sejak tahun 75-an, dirintis oleh mertua. Saya hanya meneruskan, merehab fisik dan mengembangkan usaha," ujar Dayu Sri mengawali percakapan.
Menu yang ditawarkan sangat beragam mulai dari makanan tradisional Bali hingga masakan chiness seperti capcay. Dikatakan Dayu Sri, sang mertua sejak awal membuka warung memiliki keinginan untuk mengangkat masakan Bali.
"Tambahan menu hanya untuk memberi pilihan pada pembeli. Kan tidak bagus kalau makanan yang dicari tidak ada, jadinya kami tetap ada masakan yang lain seperti sayur, sapi, ayam. Tapi tetap pakai bumbu ala Bali," jelasnya.
Menu andalan Warung Sederhana, lanjut Dayu Sri yaitu Steak Babi bumbu Bali, Iga Bakar dan Soto Balung. "Tiga menu ini awalnya ada dari 15 tahun yang lalu. Ternyata banyak yang suka, dan sekarang menjadi primadona di sini," ujarnya. Untuk Iga Bakar, Dayu Sri menggunakan racikan bumbu tersendiri. "Umumnya iga bakar tastenya barbeque, tapi ini tastenya beda. Kami pakai bumbu Bali bukan ala hotel," imbuhnya.
Pelanggan warung sederhana kebanyakan adalah orang lokal Bali yang memang mengetahui cita rasa masakan Bali. Namun sebagai kawasan wisata, banyak juga wisatawan domestik seperti wisatawan Cina Surabaya, Jakarta hingga bule-bule dan wisman Jepang yang menjadi pelanggan.
"Pernah satu hari saya tutup, ada guide Jepang nelpon. Kok tutup sih bu Dayu, ini tamu saya mau makan soto balung. Kenapa tidak buka hari ini? Ya akhirnya saya suruh datang besok karena waktu itu lagi ada upacara adat. Ternyata benar besoknya dia datang, tamunya bilang sangat suka masakan bali," terang Dayu Sri yang sehari menghabiskan 10 kg soto balung ini.
Di siang hari banyak pegawai-pegawai yang menghabiskan waktu istirahatnya dengan makan di warung sederhana. Sedangkan jika malam hari, kebanyakan didatangi anak-anak muda. "Biasanya hari Jumat dan Sabtu pasti ramai," jelasnya. Untuk jadwal buka warung Sederhana hari senen –jumat buka dari pukul 11 siang sampai 2 pagi, kecuali hari sabtu 11 siang sampai 4 pagi, hari minggu tutup.
Penamaan warung Sederhana, kata Dayu Sri disebabkan karena pemilik warung adalah orang yang sederhana. Meski begitu, warung tersebut tetap bisa maju dengan kesederhanaan.
Usaha keluarga ini, diceritakan Dayu Sri diawali dari nol. Perlahan-lahan dikembangkan dan dipromosikan hingga saat ini omzet perhari maksimal bisa mencapai Rp 5 juta.
"Tidak bisa diprediksi juga, tiap hari beda-beda pemasukannya," jelasnya yang mempekerjakan 10 pegawai ini. Untuk memasak, Dayu Sri tidak menghandalkan koki dari luar. "Kebetulan keluarga di rumah semua hobi masak, jadi bumbunya diracik sendiri dan masak sendiri," ucapnya
Tuangkan Komentar Anda