GIPI Bali : Keberadaan Kereta Api di Bali Akan Membantu Pariwisata

GIPI Bali : Keberadaan Kereta Api di Bali Akan Membantu Pariwisata

 Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Ngurah Wijaya mengungkapkan keberadaan kereta api akan membantu pariwisata. Dia mencontohkan, dulu di Jawa kereta api ditinggalkan, tetapi sekarang justru semakin diminati dengan banyaknya paket penjualan kereta wisata.

Dia berharap transportasi serupa direalisasikan karena tidak merusak lingkungan, dan membantu masyarakat. Selain itu, dapat dijadikan paket wisata yang menarik bagi wisatawan domestik dan luar negeri. “Misalnya kalau bentuknya nanti tipe monorel yang elevated, wisatawan bisa menikmati pemandangan sepanjang perjalanan,” tegasnya

Sementara itu Kementerian Perhubungan melalui Direktur Lalu Lintas Perkeretaapian Ditjen Perkerataapian Kementerian Perhubungan Hanggoro Budi Wiryawan mengatakan  “Waktunya sudah semakin sempit, kendala di Bali berkaitan dengan tanah.  Untuk menyakinkan agar bisa terwujud kereta api di Bali harus ada jaminan dari Gubernur sebagai pemilik wilayah,” ujarnya usai diskusi tentang transportasi di BTB Denpasar

Menurutnya, kesepakatan itu nantinya akan dijadikan acuan untuk mendapatkan jaminan dari Pemprov Bali menyiapkan rencana induk Kereta Api (KA) dan di diharapkan ditetapkan dalam aturan daerah.
Salah satu bentuk jaminanannya adalah  ketersediaan lahan untuk pembangunan infrastruktur kereta api. Dia menegaskan Pemprov Bali wajib terlibat dalam pengadaan infrastruktur tersebut meskipun investasinya diperkirakan sangat mahal.

Hanggoro memprediksi kebutuhan dana untuk infrastruktur KA di Bali mencapai Rp5 triliun-Rp7 triliun.  "Meskipun mahal tetapi itu resiko kalau Bali ingin maju, KA untuk keperluan jangka panjang hingga 20 tahun agar tidak mengalami kemacetan seperti DKI Jakarta," jelasnya.

Dia menjelaskan belum ada kajian teknis jenis kereta yang layak dipakai di Bali. Hanya saja, lanjutnya, dapat dipastikan bahwa teknologinya harus lebih baik dibandingkan dengan yang digunakan di Jawa. “Di sini harus standar tracknya 14,35, sehingga memungkinkan untuk kereta api dengan kecepatan 200-300 km per jam,” jelasnya.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait