Gempa, Siapkan Ruang Aman

Gempa, Siapkan Ruang Aman

Gempa Lombok dan Palu kembali mengingatkan masyarakat kesiapsiagaan menghadapi ancaman gempa mutlak diperlukan di setiap waktu dan tempat di wilayah RI. Dalam peta sumber dan bahaya gempa RI 2017 yang disusun Pusat Studi Gempa Nasional, terdapat 251 patahan aktif ditemukan dan sewaktu-waktu dapat memicu gempa.

Meski jumlah ini cukup banyak, tapi diyakini jauh lebih banyak lagi patahan aktif sumber gempa di wilayah RI yang masih tersembunyi. Pada kondisi ini, kejadian gempa menjadi semacam arisan bergilir. Tidak ada yang tahu, wilayah mana yang mendapat giliran berikutnya. Maka kesiapsiagaan harus benar-benar tertanam.

Setiap patahan aktif yang menghasilkan gempa di masa lalu secara periodik menghasilkan gempa serupa di masa datang. Periode perulangan terjadinya gempa ini tidak terjadi setahun sekali, tapi terjadi sekali dalam setiap beberapa puluh atau ratus tahun.    

Jika sebuah patahan pernah tercatat menghasilkan gempa dalam rentang sejarah manusia, patahan ini dipastikan berulang kali menghasilkan gempa serupa di masa datang. Rentang waktu perulangan ini berbeda-beda dan dapat ditentukan jika patahan itu diteliti dengan saksama. Catatan kejadian gempa di seluruh dunia menunjukkan, umumnya patahan aktif di darat dapat memicu gempa hingga skala 7,5. Semakin panjang sebuah patahan, semakin besar skala gempa dapat dihasilkannya.

Gempa yang bersumber dari patahan di darat umumnya berskala antara 6 hingga 7,5. Di seluruh dunia dalam satu tahun, gempa dengan skala sebesar ini baik yang bersumber dari patahan di darat maupun dari zona tunjaman lempeng terjadi lebih dari 100 kali.    

Gempa yang bersumber patahan atau sesar aktif di darat lebih merusak daripada gempa bersumber patahan di jalur subduksi. Meskipun gempa jenis ini kebanyakan berskala tidak lebih dari 7, guncangannya lebih merusak karena sumber gempa dekat permukaan bumi kedalaman 0 kilometer-15 kilometer, mengakibatkan guncangan lebih kuat di permukaan tanah.

Di permukaan tanah, arah guncangan ini ada dua macam, yaitu ke atas-bawah dan ke samping, menjalar sepanjang retakan gempa ke segala penjuru. Semakin jauh dari retakan ini, semakin melemah guncangannya.

Gelombang gempa yang menjalar di permukaan tanah dan menghasilkan guncangan ke samping bergerak lebih cepat daripada yang menghasilkan guncangan ke atas-bawah. Akibatnya, di tempat yang jauh dari retakan sumber gempa, guncangan ke samping terasa mendahului guncangan ke atas-bawah. Namun, setelahnya, guncangan ini terasa bergantian. Gerakan ke atas-bawah meruntuhkan atap bangunan, gerakan ke samping mematahkan tiang-tiang dan dinding sehingga merobohkan bangunan.

Energi yang dilepaskan saat gempa dihasilkan sebuah bidang retakan di kulit bumi yang mengalami pergeseran tiba-tiba. Semakin luas bidang yang ikut bergeser dan semakin besar pergeserannya maka semakin besar energi yang dilepaskan dan semakin besar pula skala gempanya.

Episenter hanyalah sebuah titik awal yang mana pergeseran bidang ini dimulai. Retakan gempa dapat merobek hingga permukaan tanah, memanjang kadang-kadang lebih dari 30 kilometer. Bidang robekan inilah yang disebut patahan atau sesar yang memiliki dimensi panjang dan kedalaman.         

Pergeseran tiba-tiba itu juga mengakibatkan tubuh bumi bergetar. Di wilayah yang sangat berdekatan dengan robekan di permukaan tanah, getaran awal tubuh bumi terjadi dalam kecepatan paling tinggi sehingga merobohkan segala jenis bangunan di sepanjang jalur robekan hingga beberapa meter. Karenanya, mengetahui pasti keberadaan dan posisi jalur-jalur robekan itu sangat perlu dilakukan agar pendirian bangunan di sepanjang robekan dapat dicegah. Bidang robekan itulah yang mati-matian dicari dan dipetakan para ahli gempa.

Ilmu tentang gempa dan sesar aktif mulai berkembang pesat sekitar setengah abad lalu. Akibatnya, perilaku gempa belum sepenuhnya dipahami para ahli. Sumber-sumber gempa juga masih banyak yang belum diketahui keberadaannya. Yang sudah diketahui keberadaannya banyak yang belum diketahui posisi tepat maupun perilakunya.

Di Jepang, beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir, bahkan dihentikan operasinya atau diperkukuh konstruksi bangunanya karena kemudian diketahui berada di atas atau terlalu dekat jalur patahan aktif. Observasi mendalam terhadap tiap kejadian gempa dilakukan para ahli untuk memverifikasi dan memperdalam pemahaman perilaku gempa.

Siapkan Ruang Aman



Sumber gempa di RI sebagian besar belum diketahui keberadaannya. Ini ibarat kita sedang menghadapi musuh yang tidak terlihat. Satu-satunya sikap yang layak ialah waspada setiap saat. Di mana pun kita tinggal di RI, boleh jadi kita sedang bertetangga dengan sebuah sumber gempa tersembunyi, yang siap membangkitkan gempa kembali.

Pertanyaan yang sering terlontar terkait dengan penyelamatan diri ketika gempa ialah tentang cara berlindung yang benar. Prosedur tetap penyelamatan diri dari gempa ketika di dalam bangunan di negara-negara maju, seperti Jepang atau AS menjatuhkan diri, berlindung di bawah mebel yang kuat, bukan di sampingnya, dan berpegangan pada perabot itu.

Rekomendasi ini lebih dikenal dengan istilah drop, cover, dan hold. Prosedur itu disarankan dapat dilakukan dalam 3 detik atau kurang. Pada banyak kasus gempa, berlindung di bawah mebel terbukti menghindarkan diri dari kemungkinan terluka akibat benda-benda dan pecahan kaca yang jatuh. Berlakukah prosedur ini di RI?

Sebagian besar masyarakat Indonesia tinggal di rumah dengan konstruksi sederhana. Berkembangnya persepsi di masyarakat bahwa rumah tembok lebih bergengsi daripada rumah kayu membuat masyarakat berusaha memiliki rumah tembok. Sayangnya, rumah tembok ini umumnya dibangun tanpa atau dengan perkuatan (beton bertulang) seadanya.

Rumah seperti itu hanya memperhitungkan atap rumah sebagai beban utamanya. Tembok dari pasangan bata atau batako menjadi penopang utama bagi atap rumah. Rumah yang hanya mengandalkan tembok sebagai penopang atap tidak mempunyai kekuatan menahan guncangan ke arah samping. Akibatnya, rumah sangat mudah runtuh oleh gempa. Gempa Yogyakarta pada 2006 menjadi contoh, gempa berskala 6 dapat meruntuhkan ratusan ribu rumah.  

Masalahnya, membangun rumah tahan gempa membutuhkan biaya besar yang mungkin tidak terjangkau masyarakat. Merobohkan rumah lama yang kurang baik konstruksinya dan membangun rumah baru juga butuh biaya tidak sedikit. Memperbaiki konstruksi rumah yang sudah jadi sehingga menjadi kuat juga tidak murah. Sering kali biaya yang harus dikeluarkan justru lebih mahal daripada membuat rumah baru. Pada situasi seperti itu, ruang aman dapat menjadi solusi menghadapi ancaman gempa.

Ruang aman ialah tempat di dalam rumah atau bangunan yang aman untuk berlindung ketika gempa. Ruang aman dapat berwujud sebuah ruang yang dibuat khusus supaya tidak runtuh oleh gempa. Bisa juga sebuah ruangan kecil, seperti kamar mandi yang diperkuat konstruksinya. Bisa juga mebel seperti meja atau ranjang yang didesain kokoh, diperkuat siku baja pada pangkal kaki dan tiangnya sehingga dapat digunakan untuk berlindung dari tertimpa bangunan atau perabot yang jatuh.     

Pemerintah perlu melakukan kampanye nasional supaya setiap rumah memiliki setidaknya sebuah ruang aman. Karena itu, membuat ruang aman relatif mudah dan murah, kampanye ini dapat dilakukan serentak di seluruh wilayah RI dan memiliki peluang keberhasilan besar. Jika setiap rumah memiliki setidaknya satu ruang aman, korban jiwa dan luka-luka akibat gempa akan dapat dikurangi secara signifikan.  

Kampanye ruang aman juga membuka peluang bisnis. Para desainer rumah dan pengembang perumahan dapat menggunakan keberadaan ruang aman dalam desain rumah yang ditawarkan sebagai salah satu alat promosinya. Perabot rumah, seperti tempat tidur dan meja yang dapat digunakan serta sebagai ruang aman memberi tantangan sekaligus peluang kepada para desainer mebel. Mereka bukan hanya dituntut memperhatikan aspek keindahan, melainkan juga kekuatan dari mebel yang ditawarkan.


Ditayangkan sebelumnya dari situs http://mediaindonesia.com
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait