PT Jasa Raharja Cabang Bali menggelar Pendidikan dan Pelatihan bagi Nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK). 

Setidaknya 30 peserta dari perusahaan pelayaran di Bali hadir dalam Pendidikan dan Pelatihan yang berlangsung sehari ini. 

Kepala PT Jasa Raharja Cabang Bali, Abubakar Aljufri  berharap, Pendidikan dan Pelatihan ini bisa menekan angka kecelakaan, utamanya untuk moda transportasi laut. 

"Kita berharap para nakhoda, para ABK yang ada di kapal itu memastikan keselamatan penumpang. Memberikan rasa aman, nyaman, dan selamat kepada penumpang," tuturnya disela-sela Pendidikan dan Pelatihan bagi Nakhoda dan ABK, di Inna Kuta Hotel, Kamis (12/5/2022).

Khusus di Bali, Abubakar mengakui, angka laka laut tidak terlalu signifikan. 

Bahkan dalam dua tahun terakhir tidak ada kasus signifikan yang terjadi di moda transportasi laut.

"Dua tahun terakhir kasus yang mencolok hanya yang di Gilimanuk saja di tahun 2021. Meski demikian kita tetap melakukan edukasi, memberikan kepastian kepada operator atau minimal nakhkoda dan ABK untuk menjaga keselamatan, agar tidak terulang kasus serupa," bebernya. 

"Alhamdulillah di tahun 2022 tidak ada laka laut, zero accident. Jadi Pendidikan dan Pelatihan ini antisipasi saja. Salah satu upaya kita untuk memberikan perhatian kepada pengusaha transportasi laut melalui nakhoda dan ABK," sambungnya. 

Abubakar menyampaikan, mayoritas insiden yang menimpa moda transportasi laut adalah kebakaran. 

Menyikapi kerentanan itu, pihaknya menghadirkan narasumber kompeten dalam Pendidikan dan Pelatihan kali ini. 

"Kami menghadirkan narasumber dari Dinas Perhubungan, Basarnas, dan KSOP. Mereka memberikan informasi terkait bagaimana keselamatan dan aturan berlayar. Termasuk upaya pencegahan jika terjadi musibah atau insiden selama proses pelayaran," ucapnya. 

Ditanya soal santunan PT Jasa Raharja kepada korban kecelakaan laut, Abubakar Aljufri menjelaskan, sesuai peraturan perundang-undangan, korban kecelakaan memiliki hak yang sama.

Menurutnya tidak ada perbedaan besaran santunan bagi korban kecelakaan yang tertanggung, baik di darat, laut maupun udara.

"Ketika ada korban meninggal dunia akibat kecelakaan di laut mendapat santunan Rp50 juta, cacat tetap Rp50 juta, biaya pengobatan atau perawatan Rp20 juta, dan biaya penguburan Rp4 juta," pungkasnya.

"Kita edukasi, untuk bersama-sama kami berikan informasi atau edukasi bagaimana berkeselamatan di dalam mengendarai moda transportasi," ungkapnya  

Kepala Divisi Pelayanan PT Jasa Raharja, Haryo Pamungkas ditempat sama menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk mengeliminir insiden kecelakaan (laka) laut. 

Pihaknya disebut berkomitmen untuk mengedukasi insan angkutan darat, udara, dan penyeberangan laut

Haryo menyampaikan, seluruh insan moda angkutan memiliki kewajiban memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi para pengguna jasa.

Ia menyebut, pentingnya komitmen itu untuk mewujudkan 'Zero Accident' dalam penyelenggaraan sektor pertransportasian. 

"Peserta diberikan edukasi, pemahaman, bagaimana kita sebagai insan moda angkutan itu membawa penumpang sebaik-baiknya," ujarnya. 

Dikatakan, korban kecelakaan di Indonesia mencapai 130.000 dalam setahun. 

Sedangkan korban meninggal dunia akibat kecelakaan per tahun sebanyak 30.000 jiwa. 

"Memang kalau kita akui, banyak kecelakaan di darat. Tetapi di laut juga tidak sedikit ya," katanya. 

"Jadi kalau 30.000 setahun, kalau dirata-ratakan satu jam kurang lebihnya 3 jiwa. Satu jam kita duduk disini, sudah 3 orang meninggal dunia. Ini sebenarnya angka yang memprihatinkan, cuma killing softly, kadang-kadang kita mengatakan itu nasib," imbuhnya.