Visa Berdayakan UMKM Perempuan Indonesia Melalui #IbuBerbagiBijak

Visa Berdayakan UMKM Perempuan Indonesia Melalui #IbuBerbagiBijak

Sejalan dengan upaya pemerintah meningkatkan literasi keuangan, Visa Indonesia menggelar program Literasi Keuangan #IbuBerbagiBijak (IBB) sejak tahun 2017 yang bertujuan memberdayakan perempuan agar mampu melek dan mandiri finansial.

 Mengusung konsep ‘train the trainers’, program ini menyasar para ibu rumah tangga dan pelaku UMKM perempuan yang diselenggarakan melalui serangkaian workshop dan edukasi utamanya secara online di sejumlah kota.

Tahun ini, program IBB berupaya memperluas dampaknya dengan membukakan pintu ke pasar global. Bertempat di Bali, program IBB tahun ini memberikan serangkaian workshop edukatif yang dilakukan secara online dan offline mengenai pengelolaan keuangan dan usaha kecil untuk 500 UMKM perempuan di wilayah Badung dan Denpasar, demi mendorong dan membimbing mereka untuk mengekspor produk-produk mereka.

Head of Products and Solutions dan Sponsor Program Pemberdayaan Perempuan PT Visa Worldwide Indonesia, Dessy Masri menjelaskan, #IbuBerbagiBijak ditujukan untuk memberdayakan pelaku usaha perempuanHarapannya pemberdayaan tersebut bisa meningkatkan keterampilan pegiat UMKM perempuan dari sisi manajemen keuangan, dan pengembangan bisnis. 

"Kami sengaja memilih Bali, karena dari studi kami, Bali masih menjadi destinasi terpopuler di dunia, sehingga kita mau berkontribusi dalam pemulihan ekonomi, khususnya sektor pariwisata, apalagi Bali menjadi tuan rumah untuk G20," katanya di Park23 Creative Hub, Sabtu (29/10/2022). 

Dessy lebih lanjut menjelaskan, dalam program ini PT Visa Worldwide Indonesia melibatkan komunitas yang menyasar segmen UMKM perempuan.

Selain itu, IBB ini mengadaptasi konsep "Train the Trainers" . Konsep tersebut diharapkan memantik komunikasi dua arah diantara partisipan dan pembicara.

"Kami juga menggunakan sosial media, dimana sosial media itu fungsinya untuk berbagi tentang pentingnya literasi keuangan," ujarnya.

"Kemudian program ini juga melibatkan praktisi, dan akademisi. Dimana mereka mendampingi para partisipan, baik itu secara online maupun offline," lanjutnya. 

Pendampingan praktisi dan akademisi kata Dessy tidak sebatas dalam kegiatan ini. Pelaku UMKM perempuan disebut bisa berkonsultasi sepanjang waktu melalui kanal digital. 

"Program ini tidak hanya berhenti di akhir November 2022, tetapi secara mentoring, mereka punya whatsapp grup, mentor-mentornya siap kapan saja ketika para ibu atau pelaku UMKM perempuan ingin bertanya," katanya. 

"Uniknya, kenapa kami namakan Ibu Berbagi Bijak, karena selain kami menfasilitasi 500 orang dalam program ini, kami berharap mereka bisa mendorong pertumbuhan UMKM baru di Bali ini," sambungnya. 

Khusus tahun ini, pihaknya disebut memasukkan wawasan ekspor. Wawasan ekspor diakui penting bagi pelaku UMKM perempuan dalam memperluas cakupan usaha. 

"Harapannya para UMKM ini tidak hanya fokus kepada domestik, tetapi juga merambah ekspor. Karena kita tahu, UMKM di Indonesia itu jumlahnya cukup besar, 60 juta, sedangkan total nilai ekspor UMKM baru menyumbang 5 persen," ucapnya. 

"Dengan program ini kita harapkan bisa meningkatkan daya saing dari para peserta, bisa memiliki ilmu untuk ekspor, untuk bagaimana mereka bisa go digital dan juga go internasional atau go global," imbuhnya. 

 

 

Sementara ditempat sama Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, dan Perindustrian Kabupaten Badung, I Made Widiana di tempat yang sama mengapresiasi kepedulian PT Visa Worldwide Indonesia terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 

"Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri untuk pemberdayaan, fasilitasi, pendampingan, pembiayaan kepada UMKM. Dengan adanya kegiatan #IbuBerbagiBijak yang dilaksanakan Visa, kami selaku pemerintah di Kabupaten Badung sangat bersyukur. Karena ada 500 UMKM kami yang difasilitasi oleh Visa," ucapnya. 

Dalam menggenjot pertumbuhan UMKM, Widiana mengakui perlunya pendampingan dan aksesibilitas pembiayaan.

Kedua hal itu diakui memerlukan sinergitas yang komprehensif dan holistik oleh semua pihak.

"Boleh dikatakan kita keroyokanlah, gotong royong dalam memberdayakan daripada UMKM. Sehingga ketika ada sinergi, saya kira kita akan menjadi bangsa yang kuat dalam rangka untuk mengeksplorasi produk-produk UMKM yang sangat banyak ragamnya. Bahkan sekarang kan sudah pembelanjaan daripada pemerintah pun harus mengakomodir produk UMKM," ungkapnya. 

Widiana menjabarkan, pertumbuhan UMKM di Kabupaten Badung menunjukkan tren positif. Mengacu pada data, pertumbuhan UMKM dari tahun 2020 ke 2021 mencapai 100 persen. 

"Tetapi seiring dibukanya kembali pariwisata, saya rasa akan kembali menurun, akibat para pekerja formal kembali bekerja di sektor pariwisata, dan meninggalkan sektor UMKM yang mereka kerjakan saat pandemi," bebernya. 

"Tetapi kami berusaha menjaga minat masyarakat untuk berusaha secara mandiri. Karena kita ketahui bersama pariwisata merupakan sektor yang sangat rentan. Sejauh ini total UMKM kami di Kabupaten Badung sebanyak 40.989," pungkasnya.

 

Admin
Author : Admin

Kabardewata.com | Media cerdas dari Bali adalah media online independen, berintegritas dan terpercaya menjadi rujukan informasi oleh pembaca.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait