Pertumbuhan Terus Berlanjut, Bali Menuju Ekonomi Hijau

Pertumbuhan Terus Berlanjut, Bali Menuju Ekonomi Hijau

Momentum pemulihan ekonomi Bali terus berlanjut pada triwulan I 2023. Pertumbuhan ekonomi Bali tumbuh sebesar 6,04 persen (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,61 persen (yoy). 

“Realisasi pertumbuhan ekonomi Bali didukung oleh terjaganya aktivitas pariwisata dan rendahnya basis perekonomian Bali pada triwulan I 2022 (low base effect),” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Erwin Soerjadimadja saat Sarahsehan ”Menuju Ekonomi Bali yang Hijau, Tangguh, dan Sejahtera” di Gedung Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Senin (31/7). 

Secara ranking nasional, Bali naik ke posisi 22 sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2022, setelah sebelumnya menempati posisi terakhir pada 2021. Erwin pun menerangkan Bali menuju ekonomi hijau, tangguh dan sejahtera karena ekonomi hijau merupakan tuntutan saat ini. Sebab, di Eropa maupun Amerika juga sudah mulai mendorong ekonomi hijau.

“Yang bisa kita lakukan tentunya adalah sebuah langkah kecil. Kemudian langkah kecil ini bisa menjadi sebuah langkah besar,” ujarnya.

Erwin pun menilai caranya dengan mendorong penciptaan- penciptaan ekosistem untuk sustainable food, zero waste small industry. 

“Saya rasa itu merupakan sebuah cara untuk kita terus mendorong ekonomi hijau. Di samping itu, Bank Indonesia juga dengan melalui kebijakan makroprudensialnya memberikan intensif untuk penyaluran kredit ke sektor hijau,” paparnya. 

Tentunya dari sisi pemerintah daerah bisa didorong dengan regulasi ataupun dukungan-dukungan lainnya yang bisa mengembangkan sektor-sektor yang positif untuk mengembangkan ekonomi hijau. “Tidak hanya pertanian hortikultura, tapi juga termasuk industri kendaraan listrik,” imbuhnya.

Menurutnya bentuk insentif dari makropresial itu sebagaimana diputuskan di dalam rapat Dewan Gubernur BI, ada pembiayaan pembiayaan ke sektor-sektor tertentu sehingga perbankan itu diberikan insentif 

“Jadi ada pembiayaan ke sektor tertentu pembiayaan ke sektor hijau dan juga pembiayaan yang mendukung untuk ekonomi inklusif seperti itu,” ungkapnya.

“Insentif ke sektor tertentu, dari sebelumnya 1,5 persen ke 2 persen total insentif ke bank penyalur. Kemudian ke pembiayaan inklusif itu dari 1 persen ke 1,5 persen, ke pembiayaan hijau itu 0,3 persen ke 0,5 persen. Ini insentif kepada bank penyalur,” tambahnya.

Bagaimana contoh sektor di Bali?, Menurut Erwin, melihat bahwa sektor pariwisata otomatis itu terus dikelola, termasuk perlu memberikan perhatian kepada sektor pertanian, hortikulutra dan perikanan.

Lebih lanjut dalam pemaparannya bersama Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra terkait update kondisi perekonomian dan keuangan terkini Provinsi Bali, Erwin menjabarkan, pada triwulan I 2023, mayoritas lapangan usaha mencatatkan pertumbuhan positif.

 Pada triwulan I 2023, 15 LU telah tumbuh positif, dengan pertumbuhan tertinggi pada LU Utama berasal dari LU Akomodasi dan Makan Minum, Transportasi dan Pergudangan, serta Pengadaan Listrik. Sementara itu terdapat 2 LU yang mengalami kontraksi yaitu Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; dan Konstruksi.

Dalam upaya Nangun Sat Kerthi Loka Bali, juga berupaya menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia, sakala-niskala menuju kehidupan krama yang berdaulat politik, berdikari ekonomi, dan berkepribadian budaya melalui Pembangunan Semesta Berencana.

Admin
Author : Admin

Kabardewata.com | Media cerdas dari Bali adalah media online independen, berintegritas dan terpercaya menjadi rujukan informasi oleh pembaca.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait