Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali atau Bali Tourism Board (BTB) menggelar Konvensi III, Kamis (20/5/2021). 

Konvensi yang mengusung tema "Kita Perkokoh Kebersamaan dan Sinergitas Menuju GIPI/BTB yang Berkualitas dan Mandiri", dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster, dan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Ardana Sukawati.

Ketua GIPI Bali periode 2021-2026, Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan kepercayaan memimpin kembali BTB bukanlah pekerjaan ringan.

Oleh karenanya, ia menekankan pentingnya kerjasama dan saling bahu membahu diantara seluruh stakeholder.

"Karena saya tahu ini situasi pandemi, dimana ini adalah siklus alam, kita tidak bisa hanya berdiam saja, kita harus yakin pandemi akan berakhir. Tetapi disini saya memiliki program jangka pendek, dan jangka panjang," ucapnya.

"Pertama yang kita harapkan adalah persiapan pembukaan Bali ini mudah-mudahan tidak diundur lagi. Kita bisa tepat waktu bulan Juli ini, seperti sambutan Pak Gubernur dalam Konvensi III ini, bahwa Bali dibuka. Kita juga harus menyiapkan seluruh kisi-kisi yang diperlukan. Saya akan bekerja sepenuhnya agar pembukaan Bali ini bisa kita persiapkan dengan baik," ungkapnya.

Ketua GIPI Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana menuturkan bahwa terdapat tiga hal yang pasti dilakukan GIPI Bali kedepannya dan digitalisasi merupakan salah satunya. 

"Satu, digitalisasi sudah pasti. Harus dan wajib karena 70 persen sekarang ini sudah digital semua dan itu penting sekali. Kedua, quality tourism. Kita benar-benar harus wujudkan betul quality tourism itu. Ketiga, protokol. Selama pandemi masih terjadi, kita akan dinamis sifatnya. Misalnya, Pak Presiden bilang pariwisata dibuka Juni tapi tiba-tiba harus tutup lagi, ya tidak apa-apa. Kita harus dinamis dan jangan menjadikan hal tersebut sebagai acuan tapi harus tetap dinamis," ungkapnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengatakan bahwa hal tersebut menyamakan dengan pesan dari Gubenur Bali Wayan Koster yang dimana meminta agar kualitas pariwisata Bali bisa sama dengan pariwisata Singapura dan Malaysia. 

Menurutnya, disaat seperti inilah seluruh stakeholder hingga masyarakat harus saling bersama-sama mendukung pariwisata Bali agar berkualitas sehingga tidak tertinggal dari pariwisata daerah lainnya. 

"Asosiasinya sudah berkomitmen jadi, kami lebih gampang. Nanti kita akan bicarakan dengan Asosiasi untuk mendigitalisisasi karena sekarang ini sudah zamannya digitalisasi dan tidak hanya di Indonesia saja, di luar negeri juga sama. Misalnya mau melihat destinasi, tidak perlu lagi melihat brosur-brosur karena semuanya sudah digital. Bahkan untuk booking dan pembayarannya pun sudah melalui online," kata Trisno Nugroho,"paparnya.

Dirinya juga menyampaikan bahwa pihaknya akan turut mendorong serta mendampingi Asosiasi dalam hal digitalisasi usaha. 

"Kami tentunya akan mendukung hal ini dan tentu saja membuat Bali tumbuh sehingga orang-orang bisa kembali lagi ke Bali untuk bisa menumbuhkan ekonomi Bali," tuturnya dalam acara 'Kita Perkokoh Kebersamaan dan Sinergitas Menuju GIPI Bali/BTB Yang Berkualitas dan Mandiri' yang digelar di Gedung BTB, Jalan Raya Puputan No 41 Renon, Bali. 

Sementara itu, Deputi Direktur BI Bali, Agus Sistyo W dalam pemaparannya terkait 'Pemulihan Pariwisata Melalui Digitalisasi' menerangkan bahwa digitalisasi menjadi kunci utama untuk membangun kepercayaan dan kenyamanan wisatawan dalam berwisata.

"BI mendorong transaksi non tunai berbasis digital terutama yang bersifat contaclless yang lebih cepat, mudah, murah, aman dan handal seperti QRIS. Penerapan cashless payment dapat dipakai semua lini termasuk sektor pariwisata seperti hotel, restoran, pusat oleh-oleh, jasa pariwisata hingga ke pedagang tradisional. Dan diperlukan komitmen digitalisasi di sektor pariwisata Bali sebagai tatanan kehidupan era baru menuju pemulihan ekonomi Bali," ucap Agus Sistyo W.