Kaimana, Kota Senja Yang Tawarkan Konsep TRIBRATA Kepada Investor

Kaimana, Kota Senja Yang Tawarkan Konsep TRIBRATA Kepada Investor

(Foto : Dinas Pariwisata Kabupaten Kaimana)

 

Kabupaten Kaimana merupakan salah satu Kabupaten di Papua Barat yang terletak tepat di bawah garis khatulistiwa. Karakteristik landscape Kabupaten Kaimana dicirikan dengan wilayah kontur perbukitan, pegunungan, lembah sungai, dataran rendah, dan pesisir pantai. 

Pada wilayah pantai, sebagian daerah merupakan pesisir pada laut lepas Arafura, sebagian lainnya berada di wilayah teluk maupun tanjung. Kabupaten Kaimana juga dikenal dengan Kota Senja karena posisi pantai yang menghadap ke barat, berhadapan langsung dengan Laut Arafuru, memberikan kondisi panorama senja yang eksotis saat matahari terbenam.

Kekayaan budaya terdiri dari situs Kerajaan Namatota yang menyimpan peninggalan sejarah terkait keberadaan Kerajaan Namatota, Goa Tengkorak, Benteng Fort Du Bus, Lukisan Dinding Batu serta budaya Ritual Sasi Nggama. Potensi wisata alam yang menjadi daya Tarik adalah keindahan bawah laut adalah Teluk Triton, kawasan inimerupakan kawasan batuan karst yang meliputi wilayah datar dan berbukit-bukit serta bergunung. 

Pada kawasan Teluk Triton terdapat 959 jenis ikan karang dan 471 jenis karang, memiliki persentase penutupan karang hidup pada kedalaman 4 - 6 m berkisar antara 22 - 82% serta terdapat sekitar 27 jenis udang lobster. Perairan Teluk Triton juga menjadi lokasi kemunculan spesies ikan terbesar yaitu Hiu Paus (whale shark), terdapat jugatebing-tebing karst dengan lukisan purbakala prasejarah yang berada di sekitar Kampung Maimai. Lukisan ini diperkirakan dibuat pada zaman mesolikum menggunakan pewarna alami yang masih tampak jelas hingga kini.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kaimana, Jafar Werfete, S.Sos., M.M., menjelaskan Teluk Triton merupakan kawasan dengan potensi wisata yang dapat dikembangkan. Kawasan perairan ini dapat diperuntukkan untuk wisata bahari seperti wisata selam, senorkeling, berenang, memancing, jelajah pulau, pengamatan burung dan satwa liar serta wisata pantai lainnya.  

“Kondisi tersebut menggambarkan bahwa kehidupan masyarakat pesisir Teluk Triton memiliki peran vital dalam menopang keberhasilan pembangunan daerah dan nasional. Akses menuju kawasan Teluk Triton dari kota Kaimana dapat ditempuh melalui transportasi laut. Dalam kondisi gelombang relatif tenang (pada masa musim angin barat), rata-rata waktu tempuh menuju ketiga kampung tersebut antara 40 menit – 1,5 jam menggunakan speed boat yang berangkat dari pelabuhan/dermaga di Kota Kaimana,” jelasnya.

“Saat ini, akses udara sudah tersedia munuju Kabupaten Kaimana melalui Bandara Udara Domine Eduard Osok di Kota Sorong, Papua barat dengan waktutempuh sekitar 1 jam,” sambungnya.

Dikatakan, pihaknya saat ini berusaha menangkap peluang Investasi Berbasis Tourism di Teluk Triton, Triton Bay Tourism Area (TRIBATA). Investasi itu untuk memastikan pelestarian ekosistem laut dan budaya lokal di Teluk Triton.

Langkah ini tidak hanya membantu menjaga keindahan alamnya, tetapi juga memastikan keberlanjutan manfaat ekonomi bagi generasi mendatang. Peluang investasi di Teluk Triton adalah kunci untuk menciptakan sinergi antara alam dan pengembangan ekonomi daerah serta peningkatan peran stakeholders.

“Investasi, terutama infrastruktur seperti transportasi, akomodasi, dan fasilitas wisata dapat ditingkatkan sehingga mendukung aksesibilitas dan kenyamanan wisatawan. Selain itu, investasi dapat membuka lapangan kerja baru, meningkatkan keterampilan masyarakat, serta memberikan pendapatan yang stabil bagi penduduk lokal,” ujar Jafar Werfete.

 

Peluang Investasi Berbasis Tourism di Teluk Triton, Triton Bay Tourism Area (TRIBATA)

Hasil identifikasi potensi wisata yang ada di Teluk Triton gagasan yang akan dikembangkan di Kawasan Pusat Triton Bay Tourism Area (TRIBATA). Kawasan TRIBATA akan dikembangkan di atas lahan seluas 227,2 Ha yang merupakan kawasan dengan bentang alam yang dilengkapi dengan pesisir pantai, laut, danau, laguna, tebing karst, perbukitan, serta hutan hujan tropis. 

Suasana di sekitar kawasan relatif masih alami dan belum memiliki aksesibilitas jalur transportasi darat. Lokasi ini dibagi menjadi tiga klaster yang akan saling melengkapi satu sama lainnya sehingga diharapkan akan mampu menjadi kawasan pariwisata primadona yang baru dan berkelanjutan di Kabupaten Kaimana.

Pengembangan kawasan Teluk Triton melalui program TRIBATA menawarkan peluang strategis untuk mewujudkan destinasi pariwisata unggulan yang memadukan keindahan alam, budaya lokal, dan keberlanjutan lingkungan. Dengan berbagai program yang terintegrasi, seperti akomodasi ramah lingkungan, rekreasi bahari, pengelolaan budaya, dan infrastruktur pendukung lainnya.

“TRIBATA menjadi model pengembangan kawasan wisata yang tidak hanya menarik bagi wisatawan, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Pendekatan holistik dalam perencanaan dan pengelolaan kawasan ini memastikan kelestarian lingkungan dan budaya sebagai aset utama Teluk Triton,” ungkap Jafar Werfete

“Melalui sinergi antara pemerintah, investor, dan masyarakat lokal, Teluk Triton dapat berkembang menjadi destinasi pariwisata kelas dunia yang berdaya saing. Pentingnya mempertahankan keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan pengembangan ekonomi menjadi landasan utama keberhasilan program ini,” sambungnya.

Dengan demikian, pihaknya berhatap TRIBATA tidak hanya menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan tetapi juga menciptakan warisan berharga bagi generasi mendatang. “Teluk Triton memiliki potensi untuk menjadi ikon pariwisata bahari yang membawa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan secara berkelanjutan,” tutupnya.

Admin
Author : Admin

Kabardewata.com | Media cerdas dari Bali adalah media online independen, berintegritas dan terpercaya menjadi rujukan informasi oleh pembaca.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait