Sebagai salah satu lokomotor penggerak industri properti yang kini mulai rebound di Pulau Dewata, DPD Real Estate Indonesia (REI) Bali terus meningkatkan kerja sama dengan perbankan. Dengan menggandeng perbankan sebagai mitra kerja REI Bali diharapkan dapat mempermudah masyarakat dalam memiliki hunian baik itu KPR subsidi maupun komersial di 2024.

Ketua DPD REI Bali I Gede Suardita di Renon, Kamis (18/1) mengatakan, kerja sama REI Bali dengan perbankan di 2023 telah bejalan dengan baik, sehingga kerja sama tahun ini bisa terus ditingkatkan dengan mendorong program-program yang memiliki daya ungkit untuk mendorong kinerja perekonomian.

Terlebih lagi pada 2024 ini memiliki tantangan seperti memasuki tahun politik, kondisi ekonomi yang tidak bisa ditebak serta ditambah isu ekonomi global yang menurun. Ekonomi global masih dibayangi oelh kenaikan suku bunga The Fed yang rentan berpengaruh kepada suku bunga acuan BI (BI rate). Bila suku bunga The Fed meningkat maka akan berimbas kepada naiknya suku bunga pinjaman bagi kalangan pengembang di bank.

Untuk itu Suardita berharap kondisi nasional yaitu pergelaran pemilu dapat berjalan aman dan lancar sehingga berdampak positif bagi pelaku usaha dalam hal ini pengembang. “Pemilu aman maka kondisi ekonomi  membaik sehingga pembeli rumah akan meningkat,” harapnya.

Di luar itu semua, Suardita menilai animo masyarakat memiliki hunian masih tinggi. Itu seiring membaiknya kondisi ekonomi yang didukung tumbuhnya sektor pariwisata yang mencapai 80 persen lebih. Diharapkan pada 2024 transaksi minimal sama atau meningkat dari 20023. Walaupun, kata dia, kuota rumah subsidi di 2024 akan turun 40 persen dari 239 ribu ke 166 ribu.

“Astungkara sudah tercovery selama dua tahun, bahkan pada 2023 sebagai tahun terbaik pencapaian pasca pandemi covid baik bagi organisasi maupun usaha pribadi masing-masing,” paparnya.

RO Head Kanwil III Bank BTN Jatim Bali Nusra, Yenny Herlina di tempat sama mengatakan, bank akan tetap mendukung penuh REI di 2024. Terlebih lagi, kerja sama BTN dan REI dari sisi pembiayaan property, KPR maupun komersial sudah tercapai sesuai target di 20203. Oleh karenanya pada 2024, bank akan terus mendukung terkait membiayai sektor perumahan maupun properti dengan melakukan berbagai inovasi.

“Pertumbuhan di 2023 untuk kredit komersial dan subsidi tumbuh 2 digit. Pada 20204 berharap bisa meningkat lagi meskipun tahun politik karena masyarakat masih perlu rumah. Terlebih daya beli masyarakat di Bali masih tergolong tinggi,” katanya.