Foto: Menteri BUMN Erick Thohirsaat meninjau perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur,
Pembangunan Bali International Hospital yang diharapkan menjadi pusat layanan kesehatan bertaraf internasional sekaligus mendukung sektor pariwisata di Bali.
Bali International Hospital dirancang untuk memberikan standar kesehatan yang tinggi dengan bekerja sama dengan mitra dari Australia dan Mayo Clinic dari luar negeri,” ungkap Menteri BUMN Erick Thohir saat meninjau perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Kamis (21/11/2024).
"Rumah sakit ini diharapkan dapat mengurangi pengeluaran masyarakat Indonesia yang selama ini memilih berobat ke luar negeri, dengan nilai mencapai Rp90 triliun per tahun. "Jika kita bisa mengintervensi 10-15% dari nilai tersebut, dampaknya akan sangat signifikan bagi perekonomian," jelasnya disela-sela kunjungan.
Bali International Hospital juga diharapkan mampu menarik kembali dokter-dokter diaspora Indonesia yang telah berkarier di luar negeri. Erick menyebut saat ini sudah ada tiga dokter diaspora yang mendapatkan izin praktik, termasuk dari Amerika Serikat dan Inggris.
Pembangunan rumah sakit ini telah mencapai 92% dan ditargetkan selesai pada Maret 2025. Erick menyatakan optimisme bahwa fasilitas ini akan menjadi salah satu keunggulan Bali sebagai destinasi wisata yang tak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga layanan kesehatan yang mumpuni.
Erick juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan di KEK Sanur. Kawasan ini memiliki total lahan 42 hektare, namun yang dibangun hanya sekitar 20%, sementara sisanya tetap diperuntukkan untuk penghijauan.
"Kami berharap Sanur menjadi contoh kawasan wisata yang terjaga kelestariannya. Dengan begitu, Sanur dapat terus menarik turis long stay yang menjadi salah satu keunggulan kawasan ini,"ungkapnya.
Selain melihat perkembangan KEK Sanur, Erick juga meninjau fasilitas di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai untuk memastikan kesiapan menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Kami meningkatkan fasilitas bandara, termasuk menambah jalur masuk, sehingga mempermudah mobilitas penumpang. Akses dari kedatangan domestik ke area parkir juga diperbaiki untuk mengurangi kemacetan,” jelas Erick.
Ia menargetkan kapasitas bandara meningkat dari 24 juta menjadi 32 juta penumpang per tahun, mengingat peran strategis Bali sebagai pusat pariwisata Indonesia.
Dengan pembangunan Bali International Hospital, revitalisasi hotel bersejarah, serta peningkatan fasilitas bandara, Erick optimistis Bali dapat terus menjadi destinasi wisata unggulan yang mendukung pariwisata dan perekonomian nasional.
Tuangkan Komentar Anda