Wage Rahardjo – Cerita tentang mahluk halus, hantu, setan dll selalu menarik dan nyaris bisa ditemukan di daerah ataupun negara manapun. Berhubung negeri kita terdiri dari beragam suku dan bahasa maka pembendaharaan kata dari mahluk halus ini juga sangat beragam. Seiring dengan kemajuan zaman, kosa kata ini kakemungkinan besar akan hilang.
Nah, berangkat dari sinilah maka saya berniat mencoba menuliskannya sekedar sebagai catatan perjalanan sejarah/peradaban semata. Jadi sekali lagi, tulisan ini bukan bermaksud untuk mengajarkan kepercayaan mahluk halus atau ilmu hitam tapi semata untuk catatan sejarah kepercayaan masyarakat lama. Yeah, semacam ilmu antropologi abal-abal. Karena kebetulan saya sejak kecil dibesarkan di Bali, maka saya mencoba menuliskan pembendaharaan kata mahluk halus untuk daerah Bali. Untuk bahasa daerah lain, silakan rekan lain yang melanjutkannya.
Memedi / Lemedi
Mahluk halus yang tinggal di semak semak, dibalik batu besar, pohon dll dan dekat dengan perkampungan manusia. Umumnya senang bermain dengan anak-anak kecil. Pada kebanyakan kasus menghilangnya anak kecil dan tidak pulang sampai larut malam, sering dipercaya disebabkan karena disembunyikan oleh Memedi.
Proses pencarian anak hilang itu biasanya dilakukan dengan cara menari yang disertai dengan alat musik ala khadarnya. Karena pada dasarnya Memedi adalah mahluk halus yang suka bermain maka si Anak yang awalnya disembunyikan akan dilepas karena si Gamang keasikan menari. Si anak bekas “disembunyikan” Memedi umumnya akan bercerita hal menarik tentang bekas “teman bermainnya” itu. [Gambar terlampir hanyalah sekedar ilustrasi]
Pada kepercayaan di masyarakat barat, dikenal kata Tinkerbell. Nah, Memedi ini mungkin satu spices dengan Tinkerbell, cuma beda nasib doang. Tingkerbell adalah mahluk halus berwajah manis, bersayap, berkulit putih dan bercahaya. Sedangkan Memedi adalah sebaliknya, berkulit sawo matang, gembel, miskin dan penampilannya menyedihkan.. Ya, maklum saja, namanya juga mahluk halus di negara berkembang.
Tonya
Mahluk halus yang tinggal di sungai dan memiliki perawakan, bentuk tubuh, tingkah laku dan kehidupan yang nyaris sama dengan manusia. Mereka hidup berkelompok, masyarakat dan juga memiliki desa yang nyaris sama dengan desa umumnya. Perbedaannya terletak pada desa dan penguninya yang tidak kelihatan oleh mata telanjang. Satu satunya perbedaan paling nyata dari ciri ciri fisik antara Tonya dan Manusia terletak pada lekukan kecil pada bibir atas (di bawah hidung), yang tidak ada pada bangsa Tonya.
Di beberapa desa yang berbatasan dengan sungai besar, sering beredar cerita beberapa orang yang mampu berkomunikasi dengan para Tonya dan tidak jarang “orang pintar” tersebut menghilang dan hidup berhari hari dengan komunitas Tonya. Karena mereka adalah termasuk mahluk halus yang berbudaya, maka merekapun menyukai keramain atau festival. Beberapa cerita mengatakan bahwa mereka sering kali ikut menghadiri festival keramaian tradisional (adat), ataupun upacara adat di Pura (tempat ibadah) yang digelar di Desa.
Gamang
Gamang adalah mahluk halus yang tinggal di kali atau sungai yang lebih kecil. Berbeda dengan Tonya yang memiliki masyarakat, Gamang lebih sering hidup terpisah dan menyendiri. Bentuk fisiknya sedikit buruk, rambut tergerai, kotor dan awut awutan. Maaf, info yang saya dapat tentang mahluk halus ini tidak terlalu jelas. Dalam bahasa Indonesia, Gamang artinya “tidak jelas”, jadi mungkin ada kaitannya dengan kata Gamang di Bali yang juga sama-sama tidak jelas? Entahlah…..
Gregegek Tunggek
Gregek tunggek ini digambarkan sama dengan sosok kuntilanak atau Sundel Bolong yaitu sesosok perempuan dengan wajah menakutkan, rambut terurai panjang plus busana putih kebanggaannya, seperti itulah kalau tidak salah penggambarannya yang pernah saya baca di majalah Bali Aga beberapa tahun silam. Biasanya menempati pohon, kuburan, rumah kosong, hutan. Jadi bisa dibilang kalau Gregek Tunggek itu bahasa Balinya Kuntilanak dan Sundel Bolong.
Kemangmang
Mahluk halus berbentuk aneh, tidak memiliki badan, tangan dan kaki, jadi praktis cuma tersisa kepala-nya doang. Hiiiii, mengerikan bukan? Namun menurut cerita kakek-kakek saya jaman dulu, Kemangmang tidaklah sebegitu mengerikan. Bentuk mereka tidak ubahnya seperti buah kelapa yang bolong digigit tupai. Bagian yang bolong itulah yang berfungsi sebagai mulut-nya. Cerita ini malah membuat saya semakin ngeri……
Masih menurut cerita Mbahnya siMbah, dijaman dulu keberadaan mereka bukanlah hal aneh dan sering ditemukan di areal perkebunan atau persawahan di kala malam hari. Saking sering dan mudahnya mereka ditemukan maka Kemangmang pada jaman dulu tidak digolongkan sebagai mahluk halus tapi digolongkan sejenis binatang atau hama.
Lagi lagi cerita mbah-mbah saya dulu, disaat bermalam di sawah, sambil menghangatkan diri dengan kopi dan ubi rebus, para Kemangmang ini sering datang minta makanan dan kadang bahkan datangnya bergerombol. Dikasih satu, temannya datang bergantian. Weleh…. Namun ini sih masih mendingan, karena kadang ada juga yang kurang ajar yaitu mencuri ubi rebus yang sudah matang. Tentu saja siMbah dongkol dan kadang bertidak jahil dengan mencampur racun kualitas rendah pada ubinya, sekedar memberi pelajaran pada Si Kemangmang. Tentu saja si Kemangmang mabok dan siMbah pun sibuk memberikan penawarnya. Berhubung racun kualitas rendah maka tanpa dikasih penawarpun sebetulnya akan siuman sendiri. Namun ya itu, kasihan katanya…….
Nah, cerita di atas adalah contoh siMbah yang menjahili Kemangmang. Sekarang ada juga cerita Kemangmang yang menjahili siMbah. Ceritanya saat musim jengkrik, para pemuda biasanya datang ke areal perkebunan untuk berburu jengkrik. Pada dasarnya Kemangmang adalah sejenis binatang jadi tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa normal, tapi hanya bisa bercicit atau mengkerik menirukan suara Jengkrik. Nah, siMbah ini salah sangka, dikiranya ada Jangkrik yang lagi ngumpet di dalam kepompong kelapa. Namun saat di dipungut eh tenyata Kemangmang. Jadi simbah selalu berpesan: “Jangan sembarangan memasukkan tangan ke lobang”.
Di negara Jepang, mereka juga mengenal jenis mahluk halus yang berbentuk bulat dan lucu yang mereka sebut Totoro. Entahlah, mungkin masih satu kerabat dengan Kemamang di Bali?
Tuangkan Komentar Anda