Provinsi Bali dinilai memiliki peluang besar untuk menggaap pasar Rusia. Pasalnya, Bali memiliki berbagai komoditi hasil pertanian hingga kerajianan yang diminati masyarakat setempat. Hal tesebut disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Wahid Supriyadi, Senin (16/100 usai bertemu dengan pelaku usaha di Gedung BI Bali.
Dikatakan, produk pertama yang sangat potensial untuk dipasarkan di negara tersebut yakni makanan. Terutama tropical food (makanan tropis) dalam hal ini adalah buah. “Buah tropis ini adalah buah mahal. Dimana ada potensi sekitar 13,5 miliar dolar AS untuk produk buah dan makanan yang ditinggalkan oleh Uni Eropa. Sehingga dengan demikianlah, Bali memiliki peluang untuk mengambil pasar tersebut," katanya.
Sebagai gambaran, kata dia,satu biji buah rambutan itu harganya Rp 20 ribu. Begitu juga buah lainnya seperti mangga mencapai Rp 150 ribu- Rp 200 ribu per biji yang di Bali kemungkinan bisa dapat satu kerat sedangkan manggis bisa mencapai Rp 48 ribu per biji. “Namun untuk ini haus menggunakan aircargo, kalu laut 40 hari sudah busuk. Sehingga hal inilah yang juga memicu harga tinggi, namum disana tentunya harga jual akan lebih tinggi lagi,” jelasnya
Selain buah tropis yang merupakan komoditi pertanian memiliki pasar yang poetnsial di Rusia, kerajinan pun demikian. Bahkan banyak dilihat di toko-toko di Rusia menjual berbagai furniture dari Bali seperti patung dan kerajinan berbahan kayu lainnya.
Meski Bali memiliki potensi besar dalam pemasaran produk ke Rusia, namun kata dia, masih ada kendala. Kendala tersebut yakni belum adanya penerbangan langsung ke negara tersebut.
Dikatakan, dari hasil presentasi, minat pengusaha di Bali sangat luar biasa untuk bisa memasarkan produknya ke Rusia. Sehingga dengan demikian guna membuka akes ke pasa tersebut setiap tahunnya tepatnya Agustus selalu memperkenalkan produk Indonesia melalui Festival Indonesia di ibu kota Maskow tersebut.
Diakui, tahun 2016 lalu festival yang digelar tersebut mampu mendatangkan pengunjung 68 ribu sedangkan 2017 91.600 pengunjung dengan luas pameran sekitar enam hektare. Sehingga dengan potensi yang ada tersebut pihaknya berharap Bali di pameran mendatang yang rencananya digelar 3-5 Agustus 2018 bisa ikut serta untuk ikut membuka pasar internasional. “Untuk tahun 2018 mendatang target kunjungan yakni mencapai 120 ribu pengunujung dengan luas pameran 18 hektare,” katanya.
Pada festival yang bertemakan "Visit Wonderful Indonesia Bali dan Beyond" tahun 2016, festival Indonesia menarik 68 ribu pengunjung.
Jumlah tersebut kemudian meningkat pada Agustus 2017 mencapai 91.600 kunjungan yang digelar di Taman Krasnaya Presnya Moskow yang memiliki luas sekitar enam hektare.
Ia mengahrapkan pada pelaksanaan Festival Indonesia yang dijadwalkan berlangsung 3-5 Agustus 2018 lebih banyak pelaku usaha dari Bali yang ikut terlibat untuk membuka pasar internasional.
Sementara, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Causa Iman Karana mengatakan bahwa dalam hal ini pihaknya mendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang berorintasi eskpor, salah satunya ke Rusia. Sekaligus mengundang investor luar untuk bisa datang ke Bali.
“Pameran di Rusia itu sangat luar biasa antusiasmenya seperti tahun lalu saya coba membawa display, dalam waktu satu hai sudah habis itu. Namun dalam hal ini BI hanya memfasilitasi pertemuan dengan pelaku usaha, mengkoordinir peluang-peluang komoditas Bali di luar sekaligus membuka peluang pasar baru selaian Amerika, Jepang dan Australia,” tambahnya.
Namun untuk kesiapan pelaku usaha di Bali mengikuti pameran di Rusia, tentunya produk yang dipasarkan harus siap. Sehingga untuk produk yang akan dipasarkan oleh pelaku usaha d Bali, kata dia, tergantung koordinasi dai Kadin (Kamar Dagang dan Industri).
Tuangkan Komentar Anda