Tahun 2022, Ekonomi Bali Diharapkan Rebound

Tahun 2022, Ekonomi Bali Diharapkan Rebound

Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2022 dikisaran 5,4% sampai 6,2%.

Rektor Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Prof. Nyoman Sri Subawa menilai, tidak ada yang salah dengan proyeksi tersebut.

Namun Bank Indonesia juga diminta realistis dalam melihat situasi yang terjadi di lapangan. 

Beberapa indikator dapat dijadikan acuan, salah satunya besaran investasi yang digulirkan perbankan ke sektor bisnis. 

"Kalau cukup besar, tentu akan menggairahkan ekonomi kita. Tetapi kalau dana yang digulirkan kepada masyarakat dalam bentuk penggunaan dana masyarakat nilainya kecil, tentu menjadi pertimbangan juga," katanya kepada Kabar Dewata di ruang kerjanya, baru-baru ini. 

"Menjadi daya tarik atau tidak sektor-sektor di investasi itu tumbuh dengan kondisi pandemi seperti ini. Kalau belum, tentu prediksi yang dicanangkan oleh Bank Indonesia mesti harus kita flashback kembali. Angka itu apakah tidak terlalu tinggi? Kita minus dua lo di triwulan ini, tentu menjadi pertimbangan kita di triwulan pertama tahun 2022," imbuhnya. 

Meski kurang sependapat dengan proyeksi Bank Indonesia, akan tetapi Prof. Sri Subawa berkeyakinan ekonomi Bali bakal rebound. 

Namun pantulan sektor ekuin (ekonomi, keuangan, dan industri) Pulau Dewata diperkirakan tidak terlalu signifikan. 

"Kalau saya, yang penting (pertumbuhan ekonomi) positif. Itu sudah prestasi yang luar biasa bagi ekonomi Bali," ujarnya. 

"Banyak pertimbangan, seperti daya beli masyarakat, kemudian upaya aktivitas ekonominya, perilaku ekonomi kita, seberapa jauh ekspor impor kita, itu menjadi tolok ukur kita. Kalau itu masih flat atau standar saja sih kita belum melesat jauh," lanjutnya. 

Berbicara upaya pemulihan perekonomian Bali, ia menyambut baik peta jalan Ekonomi Kerthi Bali yang diluncurkan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). 

Roadmap itu merangkum enam strategi transformasi ekonomi Pulau Seribu Pura meliputi Bali Pintar dan Sehat, Bali Produktif, Bali Hijau, Bali Terintegrasi, Bali Smart Island, serta Bali Kondusif.

"Setelah saya cermati, betul ada enam sektor yang menjadi tumpuan. Salah satunya adalah kreatif dan digital. Ini yang seharusnya ditekankan. Kalau sektor pertanian, dan UMKM itu kan sudah lazim," sebutnya. 

Dalam perjalanannya, roadmap Ekonomi Kerthi Bali, khususnya untuk sektor kreatif, dan digital, harus diimbangi dengan edukasi serta literasi yang masif. 

Edukasi dan literasi ini memerlukan waktu, untuk kemudian bisa dijabarkan secara utuh.

"Tidak serta-merta. Misalkan hari ini kita berikan, besok sudah sukses. Tidak. Ini jangka panjang. Sehingga saya cermati, kalau ini dijalankan di tahun 2022, apakah hasilnya bisa tahun 2022? Tentu tidak," tegasnya. 

Walaupun memerlukan waktu, akan tetapi roadmap ini ibarat oase bagi perekonomian Bali. 

Sri Subawa berpandangan, peta jalan ini menjadi penyempurna kerangka perekonomian Bali yang selama ini rapuh. 

"Kalau pun (Roadmap Ekonomi Kerthi Bali) bisa secara simultan sangat bagus juga, seperti pertanian, perikanan, UMKM, IKM, dan pariwisata bisa bergerak, saya kira itu lebih tepat, untuk mengantisipasi kondisi yang terjadi saat ini," pungkasnya.

Okantara
Author : Okantara

Sudah melang melintang di dunia media dari lulus kuliah. IB Okantara adalah salah satu founder dari Kabardewata.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait