Sukses menghelat Forum Parlemen Internasional Pembangunan Berkelanjutan atau World Parliamentary Forum on Sustainable Development (WPFSD) untuk pertama kalinya tahun lalu, DPR RI kembali melanjutkan kiprah internasionalnya dengan menyelenggarakan WPFSD ke-2 di Bali, 12-13 September 2018.
Forum bertema “Kemitraan Menuju Energi Berkelanjutan bagi Semua” itu dibuka langsung oleh Ketua DPR RI Bambang Soesatyo. Lebih jauh, dalam Laporan Penyelenggara WPFSD ke-2 oleh Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Nurhayati Ali Assegaf disampaikan bahwa forum ini kembali menekankan pentingnya kerja sama global untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
“Kita berharap WPFSD ke-2 ini akan terus berlangsung secara rutin dalam upaya meningkatkan peran parlemen dalam pengarusutamaan SDGs dalam kebijakan nasional masing-masing negara peserta,” ujar Nurhayati dalam laporannya di hadapan peserta WPFSD ke-2, di Bali, Rabu (12/9/2018). Ia mengingatkan bahwa WPFSD merupakan forum parlemen pertama dan satu-satunya di dunia yang berfokus pada isu-isu yang berkaitan dengan SDGs.
Politisi Partai Demokrat yang aktif di pelbagai forum internasional itu juga melaporkan bahwa WPFSD
Sementara itu, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo pada sambutannya menekankan pentingnya mengubah perspektif manusia dari konsumsi energi menjadi efisiensi energi yang dibarengi diversifikasi energi. Lebih jauh, politisi Partai Golkar itu menekankan kepada peserta forum untuk bersama mewujudkan ketahanan energi dan pembangunan yang mengedepankan teknologi energi bersih melalui kerja sama global dan aksikolektif dari seluruh anggota parlemen dunia yang menghadiri forum ini.
Pada WPFSD ke-2 tercatat sejumlah negara menyampaikan posisi nasional mereka terhadap isu energi pada sesi National Statement, yaitu Kiribati, Kepulauan Solomon, Tonga, Armenia, Bostwana, Mesir, Ghana, Indonesia, dan Madagaskar. Mereka menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan WPFSD ke-2 dan menyampaikan perkembangan pelaksanaan komitmen mereka terhadap energi terbarukan.
Tuangkan Komentar Anda