Review Film: Robin Hood, Pemanah dan Penakluk Hati yang Pernah Tersesat

Review Film: Robin Hood, Pemanah dan Penakluk Hati yang Pernah Tersesat

Tayang perdana di bioskop pada hari selasa, 20 November 2018 yang lalu kisah legendaris Robin Hood dalam versi baru kembali dimunculkan. Buat kamu yang belum sempat menonton filmnya kemarin dan penasaran seperti apa gambaran film ini, berikut review Robin Hood.

Robin of Loxley (Taron Egerton) adalah kelas bangsawan di daerah Nottingham. Ia memiliki segalanya. Termasuk ketika ingin mendapatkan seorang wanita yang disukainya yaitu Marian (Eve Hewson).

Meskipun seorang bangsawan, Robin ternyata tidak semena-mena. Buktinya, sikap Robin justru berbanding terbalik ketika ikut bertempur di Perang Salib. Ia menjadi tentara yang dipulangkan dengan cepat ke tanah Inggris karena sikapnya yang menolak pemimpin pasukan saat itu.

Sekembalinya ke Nottingham, ada hal yang banyak berubah. Robin kehilangan Marian. Lebih sadis, gelar bangsawannya hanya tinggal prasasti. Hal ini dikarenakan Robin disebut sudah wafat dalam pertempuran.

Sudah hampir menyerah, Robin kemudian bertemu dengan semangat baru. Semangat yang membuatnya dijuluki “The Hood” oleh warga Nottingham. Marian dan Will dengan narasi politiknya.

Hingga Little John dengan strategi bertempur dengan Friar Tuck dengan pengaruhnya sebagai pemuka agama. Bisakah Robin mengembalikan jati dirinya sebagai seorang bangsawan?

Atau ia memilih menggunakan nama “Hood” sebagai sosok yang baru dan melawan Tirani atas persengkokolan Arab dan Britania?


Robin Lebih Segar



Sejak awal film ini dimulai, sebenarnya penonton sudah bisa menebak-nebak bahwa sosok Robin yang satu ini lebih muda. Ia tidak seperti Robin Hood ketika diperankan oleh Kevin Costner atau Russel Crowe dengan wataknya sendiri. Malahan Robin yang satu ini lebih memancarkan pesona maskulinnya ketimbang menjadi seorang petarung handal dengna karakter yang kuat.

Namun, memilih menampilkan Taron Egerton sebagai wujud lebih segar dari sebuah Robin Hood. Tanda-tanda penyegaran dari film ini pun terasa dengan penggunaan tone warna film yang lebih segar, hingga kostum yang terasa modis untuk sebuah cerita dengan latar masa lalu.

Menariknya, film ini dibuat dengan sentuhan teknologi kekinian. Perpindahan kamera yang begitu cepat hingga bagaimana kemampuan Robin memainkan anak panah dibuat bak film-film action masa kini.

Semua sentuhan ini membuat sosok Robin bukan lagi sebagai seorang kesatria yang pernah rapuh karena masa lalunya yang buruk. Gambaran Robin pun digambarkan sebagai sosok yang mencoba menaklukan apa yang ada di sekitarnya. Misalnya saja ketika Robin yang berusaha menaklukan kembali hati Marian, pikiran warga Nottingham dan tentu saja Sherif Nottingham yang ternyata bersekongkol dengan pihak Gereja dan Arab untuk saling bertempur.


Alur Cerita Robin Hood



Meskipun lebih segar, namun nuansa cerita Robin Hood terasa klise. Tidak ada hal yang baru benar-benar baru. Dari awal film ini sudah menggambarkan cerita-cerita dari film Robin Hood sebelumnya.

Tentang seseorang yang melawan penguasa yang semema-mena. Penuh resistensi dan tentu saja drama melankolisnya dengan Marian. Bahkan cerita film ini dari awal sudah terkesan terburu-buru dan minim konflik-konflik yang mengejutkan. Bahkan, jika disimak lebih dalam, Robin Hood versi 2018 ini lebih menampilkan pergolakan resistensi dengan bumbu drama yang sangat kental.

Namun, cerita yang terkesan klise ini seperti menjadi pembuka babak baru bagi kisah-kisah Robin Hood berikutnya. Maklum, sosok sang vigilante lebih muda. Sementara itu, perlawanannya terhadap kekuasan di Britania Raya.

Jika Robin Hood dengan latar cerita yang sama ini dipertahankan bukan tidak mungkin untuk film-film berikutnya akan ada banyak persetruan-perseteruan yang lebih seru.


Pemeran Film Robin Hood



Taron Eferton boleh saja menjadi sosok yang ikonik di film ini karena perannya sebagai Robin. Namun, ada karakterk-karakter menarik lainnya yang patut untuk diikuti. Jamie Dornan yang berperan sebagai Will Scarlet berpotensi mengejutkan jika film ini dilanjutkan dalam tahap berikutnya.

Baru muncul di pertengahan film, karakter Will Scarlet adalah seorang politikus yang selalu mengumbar narasi-narasinya sebagai bentuk perlawanan terhadap Sherif Nottingham yang semena-mena.

Will cukup baik memainkan perannya. Bahkan, sebuah twist di akhir film mengisyaratkan Will berpotensi menjadi karakter akan membuat Robin kewalahan.

Punya ulasan atau review Robin Hood versi kamu sendiri? Yuk, pesan tiket bioskopnya dan cek selalu jadwal film-film terbaru di bioskop Indonesia melalui situs atau aplikasi BookMyShow yang tersedia gratis untuk pengguna Android dan iOS.


Ditayangkan sebelumnya dari situs https://id.bookmyshow.com
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait