Terima Kasih Telah Mengajari Ku

Terima Kasih Telah Mengajari Ku

Aku, aku yang telah layu bahkan kering tanpa dirinya. Dia pergi menikah dengan wanita lain, aku sangat terpukul. Dan aku hanya bisa menangis menangis dan menangis di setiap waktu. Beberapa tahun kemudian. Aku terdiam duduk di halte bus menunggu teduhnya hujan, tiba-tiba datang seorang laki-laki seumuranku berteduh di halte itu juga, lalu dia menyapaku dan aku hanya tersenyum. Dia menanyakan namaku aku hanya menjawab singkat tanpa menanyakan namanya. Dia berkata, “Mungkin ini adalah pertama dan terakhir kali kita bertemu jujur aku sangat mengagumimu.” aku merasa heran dan laki-laki itu terus saja tersenyum. Hujan pun berhenti laki-laki itu lalu pergi. Tanpa disadarinya sebuah buku kecil tertinggal di dekatku, lalu ku bawa buku tersebut. Sesampai di rumah aku membaca, “Buku ini untukmu agar kau selalu mengingatku.” buku itu sengaja diberikan untukku.

Beberapa bulan kemudian.. Di tengah keramaian pasar aku melihat sosok laki-laki itu kembali dan menyapanya. Dan dia berkata, “Tuhan mempertemukan kita kembali.” Setelah itu aku dan dia berkomunikasi dengan baik. Aku penasaran dan ku selidiki, ternyata dia orang yang saleh, baik, tahu sopan santun. Sejak itu aku mengaguminya. Dia selalu mengingatkanku untuk salat dan dia menasihatiku untuk menutup aurat. Aku pun tersadar dan mencoba untuk belajar menggunakan hijab.

Waktu itu dia berkata, “Sejak awal kita bertemu aku mengagumimu sampai saat ini perasaan ini semakin dalam kepadamu.” aku pun berkata aku ini tidak baik untukmu, aku belum mengerti apa-apa tentang agama sangat jauh berbeda dengannya. Tapi dia tidak mempermasalahkan itu semua, dia akan mengajariku semua hal yang belum aku ketahui. Aku tersenyum dan aku berjanji akan menjaga semua perasaan itu.

Ada satu permasalahan dalam kedekatan kami yaitu bencian orang-orang. Aku tidak tahan dengan semuanya dan memutuskan untuk pergi jauh darinya. Walaupun hati ini terasa sakit hancur tapi aku ikhlas demi kebaikan aku dan dirinya. Setiap hari dia meneleponku tapi tidak pernah sama sekali pun aku menjawab telepon darinya. Namun sejujurnya aku tidak bisa jauh dari dirinya. Dia terus mencariku dan akhirnya aku bertemu kembali dengannya. Aku menangis, mengapa dia terus mencariku, aku telah pergi jauh tanpa memberitahu alamatku kepada dia.

Dia menjawab, “Allah mempertemukan kita,” aku terus saja menangis dan dia bertanya kenapa aku menangis, aku terharu dengan semua ini begitu dalam perasaannya kepadaku. Dia pun berkata kembali, “Dari dulu telah aku katakan aku akan selalu mencintai dan menerimamu apa adanya aku telah berjanji dan tidak akan aku ingkari.” Dan akhirnya aku dan dia menikah, bahagia untuk selamanya.


Ditayangkan sebelumnya dari situs Rani
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait