Iga Panggang Penyet Lembut dan Gurih Jadi Pilihan Kuliner di Dewi Sri Kuta

Iga Panggang Penyet Lembut dan Gurih Jadi Pilihan Kuliner di Dewi Sri Kuta

Soft opening sudah dilakukan sejak pertengahan November 2015 dan menambah deretan destinasi kuliner yang ada di sepanjang jalan Dewi S. Meski mengusung nama warung, bisa dikatakan Warung Ipang menghadirkan suasana semi resto atau kafe. Hal tersebut membuat Warung Ipang tidak hanya bisa dijadikan sebagai tempat makan, namun juga untuk bersantai, nongkrong, hingga meeting. Atmosfir yang berbeda dari Warung Ipang lainnya di Surabaya. Cabang pisah Warung Ipang di Bali kita tidak bisa samakan. Secara market behaviour maupun budaya orang di sini berbeda. Sedangkan Surabaya lebih ke kota bisnis atau metropolitan,” kata Owner Representative Warung Ipang, Halda Fungvalo, pada Tribun Bali belum lama ini.

Dilihat dari segi desain bangunannya pun dibuat beda dari Warung Ipang lainnya yang lebih menghadirkan kesan rumah makan konvensional. Bangunan berlantai dua Warung Ipang di Bali tetap menonjolkan ciri khas nusantara namun menampilkan sisi modern. Penggunaan material kayu, besi, dan kaca mendominasi interior Warung Ipang. Di lantai dasar, atmosfir yang terasa cocok sebagai dining area untuk segala umur. Tempatnya bersih dan sejuk karena difasilitasi dengan pendingin ruangan. Sedangkan untuk di lantai dua, suasananya lebih menonjolkan kesan chic, rustic, dan cozy khas anak muda yang bisa dijadikan tempat berkumpul. Ada beberapa ruangan terpisah, seperti untuk smoking area yang dihiasi dengan gambar mural, outdoor space yang berada di bagian belakang, serta VIP room.

“Kita ingin orang yang ke sini merasa nyaman. Makanya kita juga tempatkan sofa, lagunya lebih slow, ada unsur hijaunya dari tanaman yang ada di dalam dan di depan. Ada kesan jaman dulunya juga dari penggunaan meja-meja kayu. Jadi memang tujuan kita tetap memepertahankan gaya Indonesia,” tambah Halda.Warung Ipang menyuguhkan ragam sajian Indonesia yang lebih pada cita rasa masakan khas Jawa.Menyebut nama Warung Ipang memang erat kaitannya dengan masakan iga sapi panggang. Tak ayal, iga sapi jadi menu andalan dari warung satu ini. Iga sapi diolah menjadi berbagai hidangan yang istimewa dan nikmat.

Mulai dari iga penyet, iga goreng rempah, iga sup spesial ‘Ipang’, iga panggang penyet, iga panggang bumbu kacang, dan rawon iga. Masing-masing olahan iga sapi menghasilkan rasa yang memanjakan lidah. Satu di antaranya yang dapat dicoba ketika berkunjung ke Warung Ipang adalah iga panggang penyet. Dengan harga Rp 62 ribu, satu porsi iga sapi ini terbilang cukup besar dengan daging yang tebal. Hidangan ini disajikan bersama lalapan, irisan mangga muda, dan sambal yang bisa dipesan tingkat kepedasannya. Daging iga memiliki tekstur yang lembut dan empuk sehingga mudah dilepaskan dari tulangnya. Bumbu meresap hingga ke bagian dalam daging dan ada aroma smokey hasil dari pemanggangan.

Daging iga yang gurih sangat pas saat dicocol dengan sambal dan ditambahkan dengan nasi putih yang panas. “Untuk semua daging di sini, saya sangat concern dari segi higenis, porsi, sama kualits dari bahan mentah. Seperti iga sapi, kita memilih supplier yang tidak asal pilih. Bisa dilihat daging iga di Warung Ipang lebih superior dari tempat lain,” kata Halda. Acara bersantap untuk keluarga maupun nongkrong bagi anak-anak muda dapat dilakukan di tempat ini. Karena selain menyediakan makanan berat, pengunjung bisa memesan aneka jenis kopi hingga bir untuk menemani waktu bersantai. Warung Ipang memiliki kapasitas sekitar 150-160 orang. Jam operasional sendiri dimulai pada pukul 10.00-23.00 Wita untuk weekdays dan tutup pada pukul 24.00 Wita di weekend. 


Ditayangkan sebelumnya dari situs Tribun Bali
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait