Tembus 1 Miliar Pengguna, WhatsApp Hanya Miliki 57 Teknisi

Tembus 1 Miliar Pengguna, WhatsApp Hanya Miliki 57 Teknisi

Beberapa hari yang lalu, aplikasi pesan instan WhatsApp menembus rekor baru dengan sudah memiliki satu miliar pengguna di seluruh dunia. Artinya, hampir satu dari tujuh orang di dunia menggunakan WhatsApp di perangkatmobile mereka.

Menariknya, meskipun memiliki pengguna yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengguna Facebook Messenger yang jumlahnya mencapai 800 juta orang, teknisi yang bekerja di balik aplikasi berlambang pesan hijau itu hanya 57 orang. Benarkah?

Hal ini dibenarkan oleh CEO WhatsApp Jan Koum melalui sebuah unggahan di akun Facebook-nya. Seperti dikutip tim Tekno Liputan6.com dari World Lazy Thinkers, Rabu (3/2/2016), Koum pada posting-an yang sama juga menyebutkan bahwa WhatsApp dapat meraih sukses berkat tim kecil yang berjumlah 57 orang teknisi.

"Pada saat WhatsApp digunakan oleh 450 juta orang, kami memiliki 35 teknisi. Kini kami memiliki 57 teknisi," katanya. 

Pada sebuah kesempatan beberapa waktu lalu, WhatsApp Software Engineer Jamshid Mahdavi mengatakan bahwa kesuksesan WhatsApp itu karena menjalankan bahasa pemrograman yang disebut Erlang. 

Mahdavi mengakui Erlang memang tidak cukup populer di kalangan komunitas coding. Namun, ia menyebut Erlang sangat cocok untuk WhatsApp yang memiliki jumlah pengguna sangat banyak. 

Erlang juga memungkinkan pada engineer untuk menyebarkan kode dengan sangat cepat. Mahdavi juga menambahkan, kunci lain kesuksesan WhatsApp adalah sebuah sistem operasi komputer yang disebut FreeBSD. FreeBSD memungkinkan untuk semua proses operasional berjalan lebih sederhana.

"Hal tersebut juga membuka mata saya, bahwa untuk melihat pendekatan yang sederhana cukup dilakukan dengan menyelesaikan masalah yang perlu diselesaikan," ucap Mahdavi sebagaimana dikutip dari Wired. 

Mahdavi, yang bergabung dengan WhatsApp setelah aplikasi tersebut mulai besar, menyebut Erlang yang digunakan oleh WhatsApp merupakan produk yang dibuat pada 1980. Teknisi dari perusahaan Ericsson itu mengembangkan bahasa pemrograman yang memiliki jaringan tinggi.

 

"Dibandingkan dengan menemukan bahasa kemudian mencari tahu apa yang harus dilakukan dengan bahasa tersebut, teknisi tersebut kemudian menemukan sebuah bahasa yang mampu memecahkan masalah spesifik," ujar ahli Erlang dari Inggris, Francesco Cesarini. 

Meski dalam pemrograman modern Erlang dianggap kuno, baik WhatsApp, WeChat, dan Whisper masih menggunakannya. Erlang sendiri memungkinkan bagi teknisi untuk bekerja cepat. 

Erlang juga menawarkan para teknisi untuk mengembangkan kode baru pada sebuah aplikasi meski aplikasi tersebut terus berjalan, sehingga hal ini disebut-sebut sebagai hal yang sangat berguna untuk layanan pesan instan seperti WhatsApp.


Merekrut Teknisi Terbaik

Selain menggunakan prinsip kesederhanaan serta menggunakan Erlang, WhatsApp juga merekrut para tenaga ahli terbaik.

"Kami mengharapkan para teknisi untuk beradaptasi pada minggu pertama dan belajar mengenai bahasa pemrograman yang digunakan WhatsApp. Jika Anda merekrut orang-orang yang pintar, mereka pasti bisa melakukannya," ucap Mahdavi.

Kepada para teknisi baru, Mahdavi berpesan bahwa pelajaran paling penting yang perlu diingat adalah fokus pada apa yang perlu dikerjakan. "Jangan lakukan aktivitas yang bisa mendistraksi pekerjaan, misalnya rapat," katanya. 

WhatsApp saat ini dimiliki oleh Facebook setelah Zuckerberg dan perusahaan membelinya seharga AS$ 19 miliar beberapa waktu lalu. Kini aplikasi tersebut telah digunakan oleh satu miliar orang serta menghapuskan biaya berlangganan bagi penggunanya. 


Ditayangkan sebelumnya dari situs liputan6
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait