Elon Musk: Sang 'Iron Man' yang Jenius, Kaya dan Visioner

Elon Musk: Sang 'Iron Man' yang Jenius, Kaya dan Visioner

Belakangan ini nama Elon Musk menjadi perbincangan hangat lantaran pernyataannya yang tak jarang mengundang kontroversi. Terakhir, ia mengungkapkan keinginannya untuk mengebom planet Mars. 

Di balik pernyataan-pernyataannya yang kontroversial, tentu telah diketahui secara luas bahwa Elon Musk merupakan CEO sekaligus pendiri SpaceX, CEO Tesla Motors dan salah satu pendiri PayPal. Ia juga dikenal sebagai orang yang sangat cerdas.

Melihat kesuksesan karirnya, kisah mengenai Elon Musk akan tampak sangat menarik dan dapat menginspirasi banyak orang, berdasarkan informasi dari berbagai sumber mengenai pria berusia 44 tahun tersebut. 

Kejeniusan Elon Musk mulai terlihat sejak ia masih anak-anak. Ketika berusia 12 tahun, seperti dikutip dari Biography, ia berhasil mengembangkan sebuah video game bertemashooting-spaceship (tembak-tembakan kapal luar angkasa) yang bernama "Blastar".Video game tersebut ia jual seharga US$ 500. Sebuah angka yang besar bagi pengembang yang masih anak-anak pada tahun 80-an.

Dilansir Entrepreneur, masa kecil pria yang pernah beristrikan seorang penulis novel fantasi ini antara lain dihabiskan dengan membaca selama 5 jam per hari. Bahkan, kebiasaan ini masih dilakukannya sampai hari ini. Karena itu, tidak mengherankan jika ia 'jenius' dan berwawasan luas.

Selanjutnya, di tahun 1995 pria kelahiran Pretoria, Gauteng, Afrika Selatan ini pindah ke California dan mengawali program PhD di bidang fisika terapan di Stanford University, setelah sebelumnya meraih gelar Bachelor of Science di bidang fisika di Penn's College of Arts and Sciences dan Bachelor of Arts di bidang ekonomi di Wharton School of the University of Pennsylvania. 

Namun, di Stanford University ia hanya sempat mengais ilmu selama dua hari karena ia lebih memilih mengejar karir bisnisnya di bidang internet, energi terbarukan dan luar angkasa.

Menariknya, dalam sebuah wawancara dengan Esquire, ibunya mengatakan bahwa Elon Musk merupakan anak paling muda dan paling kecil di sekolahnya, sehingga ia menjadi korban bullying oleh teman-temannya. Kakaknya, Kimbal, mengungkapkan, "Masa kecil dia sangat keras. Bersekolah di Afrika Selatan saat itu benar-benar berat. Setiap hari ia harus bangun pagi dan pergi ke sekolah, meski menjadi korban bullying. Ia sangat membenci hal itu."

Ketika penulis dan sutradara Iron Man, Jon Favreau, mencari cara untuk "memanusiakan" Tony Stark --tokoh protagonis karismatik dan supercerdas dari komik dan film--, aktor Robert Downey Jr menyarankan Favreau untuk menemui Musk. 

Dikutip dari TIME, Favreau mengungkapkan, "Downey memang benar. Elon Musk merupakan panutan dari antusiasme, humor yang baik dan keingintahuan yang tinggi."

Komentar Favreau mengenai Elon Musk bukan tanpa alasan. Sosok Elon Musk memang merepresentasikan Tony Stark di kehidupan nyata. Mari kita bandingkan, Tony Stark memiliki perusahaan teknologi Stark Enterprises (Stark Industries) yang mengembangkan produk-produk canggih dan mengagumkan, dan Elon Musk memiliki SpaceX dan Tesla, yang tak kalah hebat dalam berinovasi di bidang teknologi.

Uniknya, di film Iron Man 2 (2010) Elon Musk juga turut ambil bagian. Ia memainkan peran sebagai dirinya sendiri dan tampil selama kurang lebih 10 detik.

Mengacu pada data yang dirilis Forbes, total kekayaan Elon Musk mencapai US$ 13,7 juta. Di tahun 2014, ia masuk ke dalam jajaran 400 orang terkaya di Amerika Serikat dengan duduk di posisi 44. Masih di tahun yang sama (2014), ia juga mengantongi gelar tokoh berpengaruh dengan bertengger di urutan ke 52. Kemudian satu tahun berselang, ia menduduki peringkat 100 dalam deretan orang terkaya di Amerika Serikat dan peringkat 15 orang terkaya di industri teknologi.

Muncul pertanyaan, untuk apa banyak uang jika uang itu tidak digunakan untuk membeli sesuatu yang keren? Menjawab hal ini, ternyata Elon Musk mempunyai sebuah mobil James Bond, Lotus Esprit, yang muncul di film James Bond yang berjudul The Spy Who Loved Me. Di film tersebut, mobil itu berubah menjadi kapal selam setelah Bond dan teman wanitanya melarikan diri dari musuh di sebuah dermaga.

Dikenal sebagai "Wet Nellie," mobil itu mendekam selama bertahun-tahun di sebuah unit penyimpanan sebelum dijual ke seorang pembeli anonim pada acara lelang di London tahun 2013 lalu sampai pada akhirnya diketahui bahwa pembeli anonim itu adalah Musk. Terkait mobil tersebut, ia mengungkapkan kekecewaannya lantaran mobil itu tidak benar-benar berubah menjadi kapal selam. 

Ia juga berencana melakukan upgrade pada mobil tersebut dengan powertrain listrik besutan Tesla dan mencoba membuatnya supaya bisa berubah menjadi kapal selam nyata.

Visioner, atau 'gila', barangkali itu reaksi yang akan dilontarkan orang-orang atas sejumlah pernyataannya. Misalnya, ketika ia ingin menjatuhkan bom nuklir di Mars, dengan alasan untuk menciptakan habitat yang sesuai bagi manusia untuk hidup di Mars, ketimbang menunggu hal tersebut terjadi. 

Sepertinya Musk memang telah lama terobsesi tentang wacana kehidupan di Mars. Bahkan ia mengklaim dapat mengalahkan NASA mengirimkan manusia ke Mars dalam jangka waktu 10 tahun.

Terhitung sejak 2013 lalu, melalui SpaceX --perusahaan ketiga Elon Musk yang mengembangkan dan memproduksi wahana luncur antariksa sambil memajukan teknologi roket--, ia berusaha untuk mengembangkan teknologi transportasi supercepat dengan harga terjangkau. Teknologi ini ia sebut Hyperloop Transportation Technologies (HTT), yang akan dikerjakan bersama-sama dengan AECOM dan Oerlikon Leybold Vacuum. HTT ini, jika kelak terwujud, akan menjadi moda transportasi kelima, setelah pesawat terbang, kereta api, mobil, dan kapal.
 


Ditayangkan sebelumnya dari situs liputan6
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait