Ahli Bioteknologi Berkumpul Bahas Bioteknologi Berkelanjutan di Unud

Ahli Bioteknologi Berkumpul Bahas Bioteknologi Berkelanjutan di Unud
Sebanyak 150 ahli bioteknologi dari berbagai negera berkumpul di Universitas Udayana Denpasar membahas pengembangan bioteknologi berkelanjutan. Para ahli bioteknologi berkumpul serangkaian The 7th International Conference Bioscience Biotechnologyyang diselenggarakan sejak 1-3 September 2016 di Gedung Pascasarjana Universitas Udayana-Sudirman.Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

Dalam pertemuan selama 3 hari tersebut para ahli bioteknologi akan membahas berbagai hal terkait upaya pengembangan bioteknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Dimana akan ditampilkan sebanyak 40 persentasi penelitian terkait bioteknologi dan 24 poster dari para peserta.

Ketua Panitia  The 7th International Conference Biosiensce and Bioteknologi, Putu Sudiartha, Ph.D dalam keteranganya di Denpasar (2/9/2016) menyatakan pertemuan para ahli bioteknologi menjadi penting karena perkembangan bioteknologi sangat cepat dan pesat . Perkembanganya tidak saja di dunia pertanian  tetapi juga dalam bidang kesehatan, peternakan, maupun perikanan. “Bagaimana menggunakan bioteknologi untuk hidup yang berkelanjutan, terutama pertanian berkelanjutan yang tentu berdampak pada hidup berkelanjutan pula” kata Putu Sudiarta yang juga Mantan Ketua Dewan Karateker GMNI Denpasar.

Menurut Sudiarta, bagi Unud sendiri berkumpulnya para ahli bioteknologi di Unud akan berdampak pada atmosfir pendidikan tinggi yang semakin ilmiah. Dengan taraf internasional tentu akan berdampak pada kesiapan universitas dalam mencetak lulusan yang berkelas internasional. “Khusus pada dunia pertanian ada banyak kemudahan yang bias dilakukan untuk mengembangkan pertanian baik dari segi produksi maupun pemeliharaan, misalnya deteksi penyakit baru menggunakan PCR” ujar Putu Sudiarta. (mul)

Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait