Tekan Inflasi Bali Optimalkan Program Unggulan

Tekan Inflasi Bali Optimalkan Program Unggulan

Sebagai daerah tujuan pariwisata, pertumbuhan ekonomi Bali sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal. Ketergantungan  akan kinerja pariwisata memegang peran penting pada situasi perekonomian Bali, sehingga keadaan ekonomi negara-negara asal wisatawan sudah dapat dipastikan akan asal banya berpengaruh, ucap Wakil Gubernur Ketut Sudikerta di sela-sela  forum koordinasi kebijakan ekonomi keuangan di Sanur, Denpasar

Lebih jauh dikatakan seiring dengan membaiknya perekonomian nasional dan mulai pulihnya perekonomian global, perekonomian Bali tahun 2013 tumbuh lebih cepat yaitu sebesar 6,02% dan triwulan II 2014 diperkirakan tumbuh pada kaisar 5,6% sampai 5,9%. Pulihnya perekonomian dunia dan meningkatkan daya beli masyarakat global mampu mendongrak kembali ekspor Bali yang pada gilirannya berimbas pada meingkatnya kinerja sektor terkait seperti industri, pertanian dan jasa. Membaiknya perekonomian Bali di tahu­­n 2014 tercermin juga dari membaiknya posisi perdagangan luar negeri.

Pergerakan inflasi di Bali tahun 2014 menunjukan fluktuasi yang stabil rata-rata inflasi bulanan sebesar 0,2% atau inflasi sampai Juli 2914 sebesar 3,84%. Agar target inflasi Bali yang ditetapkan dalam RPJMD sebesar 5,70% tidak terlampaui, maka dalam 5 bulan ke depan tingkat inflasi maksimum diperbolehkan sebesar 0,60% per bulan. Ditengah keberhasilan dan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, Bali masih dihadapkan dengan beragam permasalahan seperti persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan masih menjadi isu utama dalam pembangunan ekonomi di Bali, bila tidak dilakukan upaya penanggulangan akan menimbulkan dampak seperti menurunnya kualitas SDM.

Sudikerta juga memastikan rencana kenaikan BBM bersubsidi berpotensi untuk mempengaruhi angka inflasi di Bali , untuk itu ia meminta Tim TPID di seluruh Kabupaten / Kota bekerja keras mengantisipasi kemungkinan ini. Pembangunan di sektor pertanian juga menjadi sorotan, untuk itu SKPD terkait diminta semakin serius mengoptimalkan program unggulan Bali Mandara seperti Simantri, Gerbangsadu dan Jamkrida agar dapat menggerakan ekonomi kerakyatan yang akan berpengaruh pada daya beli masyarakat

Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali-Nusa Tenggara Benny Siswanto menambahkan bahwa pihaknya memprediksi apabila terjadi kenaikan BBM dan jumlah subsidi BBM dikurangi, maka diperkirakan terjadi peningkatan harga untuk dampak langsung yang berkisar 1-1,2 persen. "Kami perkirakan kalau BBM naik untuk dampak langsung seperti transportasi berkisar 1 hingga 1,2 persen," katanya

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait