Sosialisasi Kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Transportasi Online

Sosialisasi Kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Transportasi Online

Kepala Bidang Pemasaran Bukan Penerima Upah pada BPJS Ketenegakerjaan Cabang Bali Denpasar, I Ketut Arja Leksana ketika ditemui wartawan disela-sela kegiatan tersebut mengatakan, kerjasama itu untuk menghimpun mitra Grab yang merupakan tenaga kerja Bukan Penerima Upah (BPU) kedalam kepesertaan. Pihaknya menilai, Grab sebagai salah satu Penyedia transportasi online atau daring (dalam jaringan) di Indonesia, memiliki banyak tenaga kerja yang memerlukan perlindungan dan jaminan sosial dari pemerintah. 

Berbagai upaya dilakukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan untuk mengatrol kepesertaan. Salah satunya dengan menggandeng mitra Grab yang ada di Pulau Dewata. Kerjasama itu dilakukan ketika Grab melakukan Family Gathering di Lapangan Niti Mandala Denpasar, Minggu (30/7/2017)

"Tujuan kita hadir dalam kegiatan ini juga untuk sosialisasi ya. Apalagi Grab ini kan transportasi yang diminati masyarakat luas, jadi mereka itu butuh perlindungan. Kita ketahui mereka itu perlindungannya kurang," ucapnya.

Sesuai Peraturan yang berlaku di Tanah Air, tenaga kerja BPU atau informal hanya diwajibkan mengikuti dua program yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM). Sedangkan Jaminan Hari Tua (JHT) bersifat optional. Arja Leksana menjelaskan, total iuran JKK dan JKM perbulannya sebesar Rp. 16.800. Bila ditambahkan dengan JHT, peserta mandiri dikenakan iuran Rp. 36.800 perbulan.

"Nah makanya kita masuk kepada mereka, dengan iuran murah, tetapi programnya lengkap. Ada kecelakaan kerja, kematian, dan kalau dia mau investasi bisa ikut program Jaminan Hari Tua," katanya.

Arja Leksana mengatakan, di Bali baik Grab Car maupun Grab Bike memiliki 2.000 orang mitra. Dan sejauh ini baru 450 mitra grab menyatakan siap bergabung kedalam kepesertaan dengan pembayaran enam bulan iuran.

"Selain mitra transportasi online, kita juga menyasar tenaga kerja BPU lainnya seperti pedagang pasar. Jadi kedepan sekitar bulan Agustus, kita akan menyasar tiga desa sadar BPJS Ketenagakerjaan meliputi Sesetan, Dangin Puri Kangin, dan Ubung Kaja, satu pusat perbelanjaan yaitu Tiara Dewata, dan Pasar Tradisional Kumbasari. Khusus Pasar Tradisional Kumbasari itu potensinya besar sekali, ada sekitar 750 los, kalau dikali dua saja sudah sekitar 1.500 potensi disitu," ungkapnya.

Sampai awal semester kedua tahun 2017, BPJS Ketenagakerjaan mencatat sebanyak 16.800 tenaga kerja informal tergabung dalam kepesertaan. Dari jumlah itu hanya 6.800 peserta mandiri yang aktif. Target kepesertaan dari klasifikasi tenaga kerja BPU pada tahun 2017 khusus di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Bali Denpasar diangka 30.000 orang.

"Memang untuk tenaga kerja BPU, kita perlu lebih mengedukasi lagi ya. Di informal ini kan kesadaran mereka. Jadi kalau tenaga kerja penerima upah atau formal, iuran pekerja kan otomatis dipotong dari gajinya. Pekerja informal ini kan kesadaran mereka ya, mungkin mereka lupa atau gimana. Karena segmen daripada informal ini kan klas menengah kebawah, siapa tahu dia tidak punya kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) atau gimana. Disitulah faktor kenapa mereka kurang tepat waktu ya untuk pembayaran iurannya. Tapi kalau kita ingatkan, mereka itu antusias sekali," imbuh Kepala Bidang Pemasaran Bukan Penerima Upah pada BPJS Ketenegakerjaan Cabang Bali Denpasar, I Ketut Arja Leksana.

Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait