Warisan Pentolan Ormas Sebelumnya

Warisan Pentolan Ormas Sebelumnya

Selain berupa 7 pucuk senjata api berikut 252 butir peluru tajam, serta ratusan senjata tajam beragam jenis, juga ada temuan 12 rompi anti peluru. Bagaimana lika-liku barang tersebut bisa berada di LP Kerobokan?

Ada beragam jenis barang yang ditemukan dalam penggeledahan pasca bentrokan maut di LP Kerobokan, Kamis (17/12) sore, yang menrenggut 2 nyawa dan 2 korban luka berat. Di antaranya, 320 senjata tajam beragam jenis, 68 senjata tumpul, 133 unit handphone, 200,13 gram narkoba jenis shabu, 5 butir pil ekstasi, hingga satu kotak berisi jenglot.

Kapolda Bali, Irjen Sugeng Priyanto, menyatakan pihaknya akan panggil Kepala LP (Kalapas Kerobokan), Sunarto Bondan, untuk mengetahui bagaimana semua ini bisa terjadi. "Kami juga akan memintai keterangan para petugas Lapas untuk mengetahui mengapa barang-barang ini bisa masuk?" tandas Kapolda Sugeng Priyanto, Senin kemarin.

Sementara, NusaBali sempat melakukan penelusuran soal bagaimana senjata tajam hingga senjata api bisa masuk ke dalam LP Kerobokan. Beberapa mantan pentolan napi di LP Kerobokan mengatakan, senjata-senjata tersebut sebenarnya sudah ada sejak lama. Tepatnya, sejak LP Kerobokan mulai dikuasai kelompok ormas. “Ya, senjata-senjata itu sudah ada sejak lama,” jelas pentolan napi yang enggan disebutkan namanya ini.

Dia menyebutkan, dalam LP Kerobokan, hampir semua blok sudah dikuasai tiga ormas. Setiap blok dipimpin oleh pentolan ormas yang menguasai kawasan itu. Saat terjadi kerusuhan di LP Kerobokan, Februari 2012 silam, senjata-senjata milik anggota ormas banyak yang disita petugas saat dilakukan razia.

Menurut sumber tadi, sebagian senjata-senjata tersebut ada yang diseludupkan ke LP kerobokan, ada juga yang memang masuk melalui perantara sipir penjara. “Jadi, setelah masuk ke dalam LP Kerobokan, senjata tersebut disembunyikan di dalam blok. Ada yang dibuatkan brankas khusus senjata, ada juga yang diselipkan di atap blok hingga taman,” jelasnya.

Senjata tersebut seperti turun temurun diwariskan kepada pentolan ormas menempati blok tersebut. Tujuannya, kata dia, untuk melindungi diri jika terjadi perang antar blok di LP maupun buat pribadi antar napi. “Makanya, sebelum kejadian kemarin, banyak juga napi yang kena tebas atau kena tusuk di dalam LP Kerobokan,” katanya.

Bagaimana soal keberadaan senjata api di dalam LP Kerobokan? Sumber tersebut mengaku tidak tahu persis soal senjata api yang ditemukan dalam penggeledahan pasca bentrok maut. “Kalau masalah senjata api, saya tidak tahu banyak. Soalnya, waktu saya berada di dalam penjara, hanya ada senjata tajam seperti pedang, pisau, dan sejenisnya,” imbuhnya.

Sementara itu, Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, I Wayan Kusmiantha Dusak, menyatakan banyak faktor yang melatarbelakangi lolosnya barang-barang ke dalam LP Kerobokan. Mulai dari banyaknya jalan ‘tikus' ke dalam LP Kerobokan, hingga kurangnya jumlah sipir penjara.

Menurut Kusmianta, setidaknya ada sembilan jalan untuk menyelundupkan barang-barang dari luar ke dalam LP Kerobokan. Barang-barang mulai senjata api, senjata tajam, shabu, hingga jenglot juga kemungkinan diselundupkan lewat jalan tikus tersebut.

"Ada sembilan area penyelundupan barang. Di antaranya, lewat kesempatan kunjungan ke napi, penyelundupan lewat petugas, masuknya bahan makanan setiap hari, lewat narapidana asimilasi (napi yang jadi petugas kebersihan di luar Lapas), dan lewat tahanan yang bersidang di mana yang bersangkutan balik dengan membawa barang dari luar," ungkap Kusmiantha dilansir detikcom, Minggu (20/12).

Belum lagi, prosedur pemeriksaan yang kurang optimal dijalankan petugas LP Kerobokan. Kusmiantha mengakui kekurangan ini. Kondisi ini diperparah lagi dengan minimnya personel sipir untuk menjaga para napi. "Bayangkan, 1.000 narapidana dijaga 10 orang, ya petugas pasti stres-lah," ujar putra Bali asal Banjar Pangkung, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan ini.

Dia menyebutkan, ada 40 personel petugas LP Kerobokan. Mereka dibagi menjadi empat regu, di mana tiap regu berisi 10 personel. Sistem jaga diterapkan pergantian siang-malam---namun ini tergantung kebijakan Kepala LP Kedrobokan. Untuk personel yang berjaga dari pagi hingga siang, mereka bekerja sampai enam jam. Untuk personel yang mendapat giliran malam, mereka berjaga 12 jam. 

Soal kebobolan selundupan barang-barang yang tak semestinya ada di LP Kerobokan, menurut Kusmiantha, itu bisa beragam penyebabnya. Misal, adanya ancaman yang acapkali diterima petugas. "Mungkin dia (petugas LP) memang melihat ada barang masuk, tapi kalau diancam bunuh, bagaimana? Ini harus diperbaiki, berkaitan dengan revolusi mental ini kita mulai.” 


Ditayangkan sebelumnya dari situs nusabali
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait