Sabtu Ini, Musisi Reggae Bali dan Jamaica Berkolaborasi di Pantai Padang Galak

Sabtu Ini, Musisi Reggae Bali dan Jamaica Berkolaborasi di Pantai Padang Galak

Bali Reggae Star Festival 2016 digelar di Pantai Padang Galak, Denpasar, Bali, Sabtu (27/2/2016), pukul 14.00-23.00 wita.

Event terbesar di Bali ini bakal diserbu para penikmat musik. Pihak penyelenggara optimistis akan menyedot 10 ribu pengunjung.

Sekitar tahun 90-an, di Bali, musik reggae bisa dikatakan sudah menjadi budaya yang selalu ada dan menjadi bagian dari keseharian masyarakat pesisir.

Tidak heran, daerah pesisir sekitar seperti Lombok juga mendapat pengaruh kuat dari genre ini.

Mengulang kesukesan “Bali Reggae Star Festival 2015”, pentas genre ini tak hanya untuk bergoyangria.

Tahun 2016, penyelenggara mengemas acara ini dengan menyisipkan aksi peduli terhadap lingkungan dan charity.  
Wujudnya bersih-bersih venue  Pantai Padang Galak Denpasar, Bali, dari sampah.

Aksi bersih-bersih ini dilaksanakan pagi hari sebelum event digelar.

Dalam konferensi pers di Favehotel Tohpati, Jalan WR Supratman, Denpasar Timur, Rabu (24/2/2016), AA Ketut Anom dari Antida Music Production, dan Bagus Mantra dari Pregina OMS Bali, selaku penyelenggara Bali Reggae Star Festival 2016, menjelaskan, para musisi yang tampil nanti, pada Sabtu (27/2/2016) pagi, ke Pantai Padang Galak untuk berbaur bersama masyarakat membersihkan sampah-sampah di pantai setempat.

Bekerja sama dengan Yayasan Manik Bumi dari Singaraja yang concern terhadap masalah sampah, kata Gus Mantra, rencananya keuntungan yang diperoleh dari festival nanti akan digunakan untuk membeli lebih dari 100 tempat sampah.

“Jadi, acara ini bukan sekadar pesta atau hura-hura sebagaimana diidentikkan dengan musik reggae, tetapi ada charity-nya. Kami membuat tempat sampah bekerja sama dengan Yayasan Manik Bumi. Seperti tahun sebelumnya, kami akan membeli tempat sampah berkualitas lalu disebarkan ke tempat-tempat yang masih kekurangan tempat sampah di Denpasar,” ujar Ketut Anom.

Rencananya, lanjut Anom, tempat sampah ini akan didistribusi ke berbagai tempat, antara lain pantai, pura, sekolah, dan berbagai tempat publik yang masih minim tempat sampah.

“Sebagai penggerak seni, kami  ingin  berkontribusi menyalurkan kepedulian terhadap permasalahan sampah yang kini menjadi problem lokal di Bali maupun nasional,” tutur Anom.

Perihal musisi reggae yang akan tampil pada festival ini, Anom menyebut selain menghadirkan para musisi reggae lokal dan nasional sebagaimana tahun sebelumnya, tahun ini penyelenggara menghadirkan dua musisi reggae internasional, yakni Conkarah, musisi reggae kelahiran Kingston, Jamaica.

Conkarah sengaja didatangkan oleh penyelenggara untuk menjadi salah satu ikon di festival ini.

Sepak terjang Concarah yang cukup mengambil perhatian nitizen ketika video reggae cover “Hello-Adele”nya di youtube menjadi viral dan dilihat hamper 15 juta pengguna internet.   

Selain Conkarah, juga hadir musisi reggae Jeck Pilpil dari Filipina.

Sementara musisi lokal, kembali menghadirkan Joni Agung & Double T, Tony Q Rastafara, Monkey Boots, De’ Roots.

Totalnya  17 grup musisi reggae yang tampil mulai  pukul 14.00-23.00 wita.

“Akan ada pentas kolaborasi apik. Meskipun musik reggae ini berasal dari Jamaica, namun dalam festival ini turut menonjolkan kualitas musisi lokal. Jadi, akan ada beragam warna musik reggae di festival ini,” ujar Gus Mantra promosi.

Sebelumnya, berturut-turut pada tanggal 6 dan 7 Februari 2016, pihak penyelenggara juga menggelar pra-event “Road To Bali Reggae Star Festival” di Sanur dan Lombok yang sukses menyedot total sekitar 1.500 lebih pengunjung. (*)


Ditayangkan sebelumnya dari situs tribunbali
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait