Hujan Tak Juga Datang, Petani Subak Belatung Terpaksa Pinjam Pompa

Hujan Tak Juga Datang, Petani Subak Belatung Terpaksa Pinjam Pompa

Meski sebenarnya sudah memasuki musim penghujan, namun tidak meratanya hujan yang turun menjadi masalah bagi para petani Subak Belatung, Desa Sudimara, Tabanan.

Terlebih saat ini sudah memasuki musim tanam dan kekeringanmengancam petani tidak bisa menghasilkan padi.

Seperti yang dialami oleh Subak Belatung, di mana luas wilayah yang mencapai sekitar 90 hektar, baru sepertiga yang bisa ditanami.

Seorang petani di Subak Belatung, I Ketut Baret (60) mengungkapkan dirinya belum bisa menanam padi di lahan 15 are miliknya.

"Belum bisa tanam karena sawah belum dibajak, disebabkan tidak ada air," katanya, Minggu (17/1/2016).

Baret yang telah menjadi petani sejak ia muda mengungkapkan,kekeringan di Subak Belatung baru pertama kali dirasakan sejak jadi petani dan mengelola sawah di Subak Belatung. "Ini baru pertama saya rasakan," ujarnya.

Sementara itu Pekaseh Subak Sakeh yang juga membawahi Subak Belatung Wayan Rupug mengatakan, untuk kekeringan di Subak Belatung disebabkan karena musim kemarau pada 2015 yang terlampau panjang.

Selain itu hujan yang turun tidak merata juga menjadi faktor keringnya sawah-sawah di selatan Kota Tabanan yang baru dirasakan petani pada musim penghujan.

"Alternatifnya kami akan pinjam pompa air di Dinas Pertanian untuk menaikkan air dari sungai Yeh Abe, itu dilakukan agar petani tidak rugi bagi yang sudah menanam. Bagi yang belum menanam bisa mulai mengerjakan sawahnya," ujarnya.

Rupug mengaku, menggunakan pompa air adalah pertama kalinya dan hal tersebut tidak dapat sering digunakan.
"Kami baru coba, tidak bisa lama karena terbentur dengan operasional," jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Tabanan I Nyoman Budana membenarkan jika memang ada peminjaman mesim pompa air oleh Subak Belatung untuk mengatasi kekeringan.

"Kami berikan mesin pompa air satu unit ukuran 4 inci, operasionalnya perjam menghabiskan 1 liter solar," ujarnya yang saat dihubungi sedang berada di Jakarta.

Untuk kekeringan yang terjadi khususnya di wilayah Tabananselatan, Budana menerangkan jika hal tersebut dipengaruhi oleh musim kemarau yang terlalu panjang pada tahun 2015.(*)


Ditayangkan sebelumnya dari situs tribunbali
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait