Peserta Konferensi OWHC Diajak Pertahankan Kota Bersejarah di Tengah Era Modernisasi

Peserta Konferensi OWHC Diajak Pertahankan Kota Bersejarah di Tengah Era Modernisasi

Dunia terus berubah dengan sangat cepat di era globalisasi khususnya di bidang teknologi informasi komunikasi dan transportasi yang membuat dunia terasa semakin terasa sempit, Namun bagaimanapun juga ditengah dinamika  yang serba modern ini, budaya dan warisan leluhur khususnya kota-kota bersejarah harus tetap dijaga dan dipertahankan karena merupakan jati diri bangsa. Demikian disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat Konferensi Strategic Meeting Organitation World Heritage City (OWHC) Asia Pasifik di Pandawa Stage Hotel Ina Grand Bali Beach Sanur,  Denpasar, Minggu (7/8).        

Lebih jauh, Gubernur Pastika dalam sambutan singkatnya menyatakan konferensi yang dihadiri Kepala Daerah di Bali dan Indonesia, serta negara-negara Asia Pasifik diharapkan dapat menghasilkan keputusan berupa peraturan-peraturan yang memperkuat dan melindungi kebudayaan dan kota-kota bersejarah yang ada di dunia. Konferensi tersebut juga diharapkan menjadi jembatan untuk memperkuat hubungan kerjasama dan sinergi yang sudah terjalin antar kota-kota pusaka di dunia, serta bisa bekerja bersama-sama yang bernilai bagi kemanusiaan dan penyelamatan dunia.

Hal senada disampaikan Sekretaris Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Y.B Satya Sana Nugraha yang menyatakan konferensi diharapkan bisa memberikan kontribusi perlindungan kota-kota bersejarah, karena kota-kota bersejarah memiliki banyak keunikan dan sejarah tersendiri yang tidak bisa disamakan dan dimiliki kota lainnya. Lebiha jauh, menurutnya kota bersejarah sangat sarat dengan kemanusiaan, oleh karena itu pembangunan kota-kota terutama di Indonesia tidak hanya berupa fisik semata namun juga pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang menyertainya. Ia juga menekankan peranan pemuda dalam pelestarian kota bersejarah dapat memacu mengoptimalisasi pengelolaan kota bersejarah. Melalui kegiatan OWHC yang digelar di Kota Denpasar ini diharapkan juga ada hubungan koordinasi yg berkelanjutan dan komitmen bersama dalam pembentukan jaringan pemuda kota bersejarah Asia Pasific.

Sementara itu Walikota Denpasar, IB. Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan manfaat kegiatan ini berkaitan dengan keberlangsungan kebudayaan dalam globalisasi. Ini menjadi tantangan di Kota Denpasar dengan mencari solusi dalam jaringan Kota Bersejarah Dunia dengan kesepakan membangun jaringan keberlanjutan heritage dengan keikutsertaan generasi muda.

Di Denpasar sendiri menurutnya sudah dilakukan kegiatan-kegiatan yang menguatkan peran sekaa teruna teruni, kegiatan jelajah pusaka dan pendidikan usia dini dalam kegiatan budaya. Selain itu, menurutnya dalam kelompok pemuda setiap tahun juga melakukan evaluasi dan lokakarya, untuk membahas kebudayaan yang ada saat ini dalam menghadapi era globalisasi.

Beberapa kepala daerah di Bali dan Indonesia yang masuk dalam Jaringan Kota Bersejarah Se-Asia Pasifik tampak hadir dengan pelaksanaan Konferensi berlangsung selama empat hari dari tanggal 7-10 Agustus nanti.


Ditayangkan sebelumnya dari situs redaksi
Tuangkan Komentar Anda
Gunakan kode HTML berikut untuk format text: <a><br><strong><b><em><i><blockquote><code><ul><ol><li><del>
CAPTCHA Image
Reload Image
Berita Terkait